Jubir Erdogan Tuding Jerman Dukung Kelompok Pelaku Kudeta
A
A
A
ANKARA - Turki menuduh Jerman mendukung jaringan dari ulama Muslim yang berbasis di Amerika Serikat (AS) yang dituding menjadi dalang kudeta tahun lalu. Tudingan ini semakin memperburuk perseteruan diplomatik kedua negara.
Jerman dan Turki terjebak dalam eskalasi setelah Berlin melarang beberapa menteri Turki berkampanye jelang referendum bulan depan. Pihak Jerman beralasan mengkhawatirka keselamatan publik.
Pada hari Sabtu, majalah berita Jerman Der Spiegel menerbitkan sebuah wawancara dengan kepala badan intelijen asing Jerman, BND. Bruno Kahl mengatakan Ankara telah gagal meyakinkan bahwa ulama Fethullah Gulen bertanggung jawab atas upaya kudeta.
"Turki telah mencoba untuk meyakinkan kita pada setiap tingkatan tapi sejauh ini belum berhasil," kata Bruno Kahl.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Presiden Tayyip Erdogan mengatakan komentar Kahl ini merupakan bukti Jerman mendukung jaringan Gulen. Pernyataan itu merujuk pada "Organisasi Teroris Gulenist" atau "Feto".
"Ini upaya untuk membatalkan semua informasi yang kami berikan kepada mereka pada Feto. Ini tanda dukungan mereka untuk Feto," kata Ibrahim Kalin.
"Mengapa mereka melindunginya? Karena ini adalah instrumen yang berguna bagi Jerman untuk melawan Turki," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/3/2017).
Tidak ada tanggapan dari Jerman terkait komentar ini.
Ankara menyalahkan jaringan pengikut Gulen di militer untuk kudeta yang gagal pada bulan Juli lalu. Saat itu, sekelompok tentara nakal menyita tank, helikopter dan pesawat tempur untuk menyerang parlemen dan berusaha untuk menggulingkan pemerintah. Lebih dari 240 orang tewas dalam upaya kudeta itu.
Gulen, mantan sekutu Erdogan yang telah tinggal di pengasingan di AS sejak tahun 1999, telah membantah tuduhan tersebut dan mengutuk kudeta.
Jerman dan Turki terjebak dalam eskalasi setelah Berlin melarang beberapa menteri Turki berkampanye jelang referendum bulan depan. Pihak Jerman beralasan mengkhawatirka keselamatan publik.
Pada hari Sabtu, majalah berita Jerman Der Spiegel menerbitkan sebuah wawancara dengan kepala badan intelijen asing Jerman, BND. Bruno Kahl mengatakan Ankara telah gagal meyakinkan bahwa ulama Fethullah Gulen bertanggung jawab atas upaya kudeta.
"Turki telah mencoba untuk meyakinkan kita pada setiap tingkatan tapi sejauh ini belum berhasil," kata Bruno Kahl.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Presiden Tayyip Erdogan mengatakan komentar Kahl ini merupakan bukti Jerman mendukung jaringan Gulen. Pernyataan itu merujuk pada "Organisasi Teroris Gulenist" atau "Feto".
"Ini upaya untuk membatalkan semua informasi yang kami berikan kepada mereka pada Feto. Ini tanda dukungan mereka untuk Feto," kata Ibrahim Kalin.
"Mengapa mereka melindunginya? Karena ini adalah instrumen yang berguna bagi Jerman untuk melawan Turki," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/3/2017).
Tidak ada tanggapan dari Jerman terkait komentar ini.
Ankara menyalahkan jaringan pengikut Gulen di militer untuk kudeta yang gagal pada bulan Juli lalu. Saat itu, sekelompok tentara nakal menyita tank, helikopter dan pesawat tempur untuk menyerang parlemen dan berusaha untuk menggulingkan pemerintah. Lebih dari 240 orang tewas dalam upaya kudeta itu.
Gulen, mantan sekutu Erdogan yang telah tinggal di pengasingan di AS sejak tahun 1999, telah membantah tuduhan tersebut dan mengutuk kudeta.
(ian)