Kuburan Massal Ditemukan di Penjara Venezuela, 3 Tanpa Kepala
A
A
A
CARACAS - Lima belas mayat, tiga diantaranya tanpa kepala, ditemukan di sebuah kuburan massal di sebuah penjara Venezuela. Para penyelidik mengatakan jumlahnya kemungkinan akan bertambah.
Temuan mengerikan ini ditemukan di Lembaga Pemasyarakatan Umum di negara bagian Guarico yang sontak berubah menjadi sorotan. Aksi kekerasan dan geng mendominasi penjara di Amerika Selatan di mana sejumlah tahanan meninggal setiap tahunnya.
Kantor Jaksa Penuntut Umum mengatakan 20 ahli forensik telah menyisir situs di sel-sel penjara. Mereka menemukan setidaknya sisa-sisa dari 15 orang, tiga diantara kehilangan tengkorak kepalanya. "Kami kira ada lebih banyak mayat," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (19/3/2017).
Pihak berwenang telah memberikan penjelasan atas kematian para napi. Meski begitu, ada sedikit protes nasional mengingat cerita horor di penjara Venezuela dalam beberapa dekade terakhir.
Kelompok hak asasi A Window On Liberty mengatakan jumlah korban bisa naik ke angka 100. Mereka diduga tewas dalam kekerasan geng di penjara yang baru-baru ini ditutup untuk perbaikan.
"Apakah 14, 50 atau 100, mereka adalah orang-orang di bawah tanggung jawab negara," kata koordinator kelompok Carlos Nieto, sembari menambahkan bahwa fasilitas tersebut digunakan untuk rumah 9.000 narapidana.
Penjara Venezuela terkenal karena kemudahan akses mendapatkan senjata, obat-obatan serta ponsel dan komputer yang terhubung ke internet. Kondisi ini memungkinkan narapidana dengan mudah mengakses dunia luar, sering untuk menjalankan kegiatan kriminal. Beberapa penjara bahkan memiliki disko dan kolam berenang.
Kelompok hak asasi mengatakan lebih dari 30 fasilitas penjara milik negara ditempati sekitar 50 ribu orang, tapi sejatinya dibangun untuk sepertiga dari jumlah tersebut.
Insiden mematikan di penjara terburuk pernah terjadi di Venezuela. Sekitar 130 tahanan dibakar atau ditusuk sampai mati dengan parang selama perkelahian antar geng di penjara Sabaneta, Maracaibo, pada tahun 1994.
Akhir tahun lalu, tuduhan mengerikan muncul bahwa dua orang dibunuh, dimutilasi oleh seorang yang mengaku kanibal. Kemudian potongan tubuh mereka diumpankan ke sesama tahanan selama kerusuhan di sebuah pusat tahanan polisi di negara bagian Tachira barat.
Temuan mengerikan ini ditemukan di Lembaga Pemasyarakatan Umum di negara bagian Guarico yang sontak berubah menjadi sorotan. Aksi kekerasan dan geng mendominasi penjara di Amerika Selatan di mana sejumlah tahanan meninggal setiap tahunnya.
Kantor Jaksa Penuntut Umum mengatakan 20 ahli forensik telah menyisir situs di sel-sel penjara. Mereka menemukan setidaknya sisa-sisa dari 15 orang, tiga diantara kehilangan tengkorak kepalanya. "Kami kira ada lebih banyak mayat," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (19/3/2017).
Pihak berwenang telah memberikan penjelasan atas kematian para napi. Meski begitu, ada sedikit protes nasional mengingat cerita horor di penjara Venezuela dalam beberapa dekade terakhir.
Kelompok hak asasi A Window On Liberty mengatakan jumlah korban bisa naik ke angka 100. Mereka diduga tewas dalam kekerasan geng di penjara yang baru-baru ini ditutup untuk perbaikan.
"Apakah 14, 50 atau 100, mereka adalah orang-orang di bawah tanggung jawab negara," kata koordinator kelompok Carlos Nieto, sembari menambahkan bahwa fasilitas tersebut digunakan untuk rumah 9.000 narapidana.
Penjara Venezuela terkenal karena kemudahan akses mendapatkan senjata, obat-obatan serta ponsel dan komputer yang terhubung ke internet. Kondisi ini memungkinkan narapidana dengan mudah mengakses dunia luar, sering untuk menjalankan kegiatan kriminal. Beberapa penjara bahkan memiliki disko dan kolam berenang.
Kelompok hak asasi mengatakan lebih dari 30 fasilitas penjara milik negara ditempati sekitar 50 ribu orang, tapi sejatinya dibangun untuk sepertiga dari jumlah tersebut.
Insiden mematikan di penjara terburuk pernah terjadi di Venezuela. Sekitar 130 tahanan dibakar atau ditusuk sampai mati dengan parang selama perkelahian antar geng di penjara Sabaneta, Maracaibo, pada tahun 1994.
Akhir tahun lalu, tuduhan mengerikan muncul bahwa dua orang dibunuh, dimutilasi oleh seorang yang mengaku kanibal. Kemudian potongan tubuh mereka diumpankan ke sesama tahanan selama kerusuhan di sebuah pusat tahanan polisi di negara bagian Tachira barat.
(ian)