Demonstran Turki Turunkan Bendera Belanda di Konsulat Istanbul
A
A
A
ISTANBUL - Ratusan masa yang marah menerobos masuk kedalam Konsulat Belanda yang berada di Istanbul, Turki. Ini merupakan bentuk protes atas insiden yang melibatkan otoritas Belanda dan Menteri Turki di Rotterdam.
Belanda melarang Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mendarat di Rotterdam. Tidak lama kemudian Menteri Urusan Keluarga Turki, Fatma Betul Sayan dilarang masuk ke Konsulat Turki di Rotterdam oleh otoritas keamanan Belanda.
Melansir Al Arabiya pada Minggu (12/3), ratusan massa tersebut menerobos masuk ke dalam Konsulat Belanda dan menurunkan bendera Bendera di sana. Demonstran kemudian menggantinya dengan bendera Turki.
Pemerintah Belanda belum angkat bicara mengenai "serangan" yang terjadi di kantor perwakilan mereka yang berada di Turki tersebut.
Sementara itu, terkait pelarangan Sayan, Belanda menuturkan telah memberitahu Sayan jika dia tidak diterima di Turki. Namun, menurut Amsterdam, Sayan tetap ngotot, sehingga aksi pelarangan itu terjadi.
"Dalam konteks ini kunjungan Menteri Sayan adalah tidak bertanggung jawab. Melalui kontak dengan otoritas Turki, pesan itu berulang kali disampaikan mengenai Menteri Sayan tidak diterima di Belanda. Namun, ia memutuskan untuk melakukan perjalanan," kata pemerintah Belanda dalam sebuah pernyataan.
Belanda melarang Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mendarat di Rotterdam. Tidak lama kemudian Menteri Urusan Keluarga Turki, Fatma Betul Sayan dilarang masuk ke Konsulat Turki di Rotterdam oleh otoritas keamanan Belanda.
Melansir Al Arabiya pada Minggu (12/3), ratusan massa tersebut menerobos masuk ke dalam Konsulat Belanda dan menurunkan bendera Bendera di sana. Demonstran kemudian menggantinya dengan bendera Turki.
Pemerintah Belanda belum angkat bicara mengenai "serangan" yang terjadi di kantor perwakilan mereka yang berada di Turki tersebut.
Sementara itu, terkait pelarangan Sayan, Belanda menuturkan telah memberitahu Sayan jika dia tidak diterima di Turki. Namun, menurut Amsterdam, Sayan tetap ngotot, sehingga aksi pelarangan itu terjadi.
"Dalam konteks ini kunjungan Menteri Sayan adalah tidak bertanggung jawab. Melalui kontak dengan otoritas Turki, pesan itu berulang kali disampaikan mengenai Menteri Sayan tidak diterima di Belanda. Namun, ia memutuskan untuk melakukan perjalanan," kata pemerintah Belanda dalam sebuah pernyataan.
(esn)