Turki: Kejadian di Belanda Buktikan Kegagalan Demokrasi di Eropa
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan, apa yang terjadi di Belanda menunjukan kegagalan demokrasi dan kebebasan berbicara di Eropa. Sebelumnya, pemerintah Belanda melarang Menteri Turki untuk memasuki Konsulat Turki di Rotterdam, dan melarang Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mendarat di kota yang sama.
"Sekutu Eropa kami yang mengambil setiap kesempatan untuk menyebutkan kebebasan berbicara, hak asasi manusia dan demokrasi, sekali lagi menunjukan kegagalan untuk mewujudkannya dengan adanya kejadian ini," ucap Yildirim, seperti dilansir Trendz pada Minggu (12/3).
Dia kemudian mengatakan, tindakan Belanda terhadap Turki kemungkianan besar disebabkan oleh goncangan politik di dalam negeri. Dimana, Belanda tengah bersiap untuk menggelar pemilihan umum.
"Tampaknya Belanda memiliki masalah internal. Pemilihan umum akan diselenggarakan pada 15 Maret. Kami pikir apa yang telah kita lalui hari ini karena pemilihan ini didasarkan pada politik internal," ucapnya.
"Tapi apa pun situasi yang terjadi, ini tidak dapat diterima bagi kami akan membalasnya dengan balasan yang keras. Krisis ini telah berakhir untuk saat ini," sambungnya.
Pemerintah Presiden Recap Tayyip Erdogan yang marah atas tindakan Belanda tersebut telah mengambil langkah balasan awal. Pemerintah Erdogan membalasnya dengan menutup Kedutaan dan Konsulat Belanda di Turki.
"Sekutu Eropa kami yang mengambil setiap kesempatan untuk menyebutkan kebebasan berbicara, hak asasi manusia dan demokrasi, sekali lagi menunjukan kegagalan untuk mewujudkannya dengan adanya kejadian ini," ucap Yildirim, seperti dilansir Trendz pada Minggu (12/3).
Dia kemudian mengatakan, tindakan Belanda terhadap Turki kemungkianan besar disebabkan oleh goncangan politik di dalam negeri. Dimana, Belanda tengah bersiap untuk menggelar pemilihan umum.
"Tampaknya Belanda memiliki masalah internal. Pemilihan umum akan diselenggarakan pada 15 Maret. Kami pikir apa yang telah kita lalui hari ini karena pemilihan ini didasarkan pada politik internal," ucapnya.
"Tapi apa pun situasi yang terjadi, ini tidak dapat diterima bagi kami akan membalasnya dengan balasan yang keras. Krisis ini telah berakhir untuk saat ini," sambungnya.
Pemerintah Presiden Recap Tayyip Erdogan yang marah atas tindakan Belanda tersebut telah mengambil langkah balasan awal. Pemerintah Erdogan membalasnya dengan menutup Kedutaan dan Konsulat Belanda di Turki.
(esn)