PM Najib Serukan Rakyat Malaysia Bersatu

Sabtu, 11 Maret 2017 - 23:26 WIB
PM Najib Serukan Rakyat...
PM Najib Serukan Rakyat Malaysia Bersatu
A A A
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak meminta rakyat Malaysia merapatkan barisan demi terciptanya negara yang kuat dalam menghadapi beragam permasalahan internasional.

Malaysia saat ini menghadapi masalah serius dengan Korea Utara (Korut) sejak penyelidikan kasus pembunuhan kakak tiri pemimpin Korut Kim Jongun, Kim Jong-nam, menuai sengketa dan kontroversi. Mereka menyatakan Jong-nam tewas akibat racun VX, sedangkan Korut meyakini yang tewas adalah Kim Chol sesuai nama di paspor korban tersebut.

Korut juga menyatakan Kim Chol tewas akibat serangan jantung. Saat ini selain duta besar (dubes) Malaysia di Korut dijatuhi persona non-grata, warga Malaysia di negara itu juga dilarang pergi. Langkah serupa diambil Malaysia terhadap Dubes dan warga Korut yang ada di Negeri Jiran tersebut. Di dalam blognya, Najib mengakui penanganan masalah ini memerlukan dukungan penuh dari pejabat dan masyarakat.

”Saya meminta semua bangsa Malaysia, termasuk para pemimpin pemerintahan dan pihak oposisi, untuk bersatu dan memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan masalah ini,” ujar Najib, dikutip kantor berita Reuters. Pernyataan Najib bukan tanpa alasan. Malaysia sebelumnya pernah didera permasalahan lain, termasuk kasus hilangnya pesawat MH370.

Najib menambahkan, Malaysia selalu bertekad menjalin hubungan baik dengan semua negara, termasuk Korut. Namun, hal itu tidak berarti Malaysia akan bertindak lunak, apalagi jika aturan hukum dan kedaulatan mereka diinjakinjak. ”Sebagai negara berkedaulatan, kami tidak ingin dilecehkan sesuka hati,” tandas PM Malaysia ke-6 itu.

Di tengah kontroversi identitas korban, Malaysia juga mencoba menutup simpang siur. Kepala Polisi Malaysia Khalid Abu Bakar mengonfirmasi bahwa korban merupakan Kim Jong-nam meski nama di paspor adalah Kim Chol. Kim Chol tinggal di pengasingan di Makau selama bertahun-tahun setelah gagal dalam proses perebutan kekuasaan dengan Jong-un.

”Kim Chol merupakan Kim Jong-nam,” kicau Khalid di Twitter. Saat ini penyelidikan terhadap jenazah korban sudah selesai. Jenazah korban diserahkan kepada Kementerian Kesehatan Malaysia. Tidak diketahui bagaimana Khalid mampu mengonfirmasi identitas korban, sebab sebelumnya pemerintah Malaysia meminta pencocokan DNA dari keluarga Jong-nam.

Jaringan Intelijen

Selama bukan bagian dari staf Kedubes Korut, warga negara komunis itu diperbolehkan keluar dari Malaysia. Jumlah warga Korut di Malaysia dilaporkan mencapai lebih dari 1.000 orang. Seorang sumber mengatakan besarnya jumlah warga Korut ke Malaysia tampaknya direncanakan untuk membentuk jaringan intelijen terorganisasi.

Alasan mengapa banyak warga Korut yang bekerja sebagai ahli teknologi informasi di perusahaan lokal Cyberjaya, kata sumber itu, ialah untuk membantu mereka mengumpulkan data dan informasi secara internal.

”Mereka bukanlah orang biasa karena mereka dilatih secara khusus sebelum dipilih dan dikirim ke luar negeri,” tandasnya. Jaringan mata-mata Korut itu totalnya diperkirakan mencapai 100.000 orang di penjuru dunia.

Mereka menjadi sumber berharga bagi pemerintah Korut karena turut berkontribusi dalam meningkatkan devisa negara.”Setiap warga Korut yang berada di luar negeri harus memberikan laporan di kedubes setiap sebulan sekali,” katanya. Pendapatan mereka sebagian diberikan kepada kedubes dan sebagian lagi untuk kehidupan sehari-hari.

Staf Kedubes Korut akan membawa uang pendapatannya menuju Korut dalam bentuk uang tunai karena mereka tidak bisa melakukan transaksi online. Dengan hak khusus diplomatik, mereka dapat melewati pemeriksaan di bandara dengan mudah.

Malaysia merupakan satu dari sedikit negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Korut. Najib mengatakan Malaysia tidak akan memutus hubungan yang sudah terjalin lebih dari 40 tahun itu. Dalam negosiasi berikutnya bersama Pyongyang, Malaysia akan melakukannya secara tertutup dan berharap semuanya berjalan lancar.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0697 seconds (0.1#10.140)