Perangi Abu Sayyaf, Tiga Negara Gelar Patroli Bersama
A
A
A
MANILA - Filipina, Malaysia, dan Indonesia dalam beberapa bulan akan melakukan patroli bersama di perairan yang rawan pembajakan. Patroli bersama ini dilakukan setelah maraknya penculikan yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf.
Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana mengumumkan kesepakatan terkait patroli bersama itu. Ketiga negara itu akan melakukan patroli di jalur laut yang kerap dilewati oleh kapal komersial.
Perairan di antara ketiga negara telah menjadi semakin berbahaya dalam beberapa tahun terakhir. Pejabat maritim memperingatkan jika wilayah itu akan menjadi seperti Somalia jika aksi-aksi penyerang serangan tidak ditangani.
"Kami sepakat untuk menggelar patroli gabungan dari tiga negara pada bulan April atau Mei di daerah itu. Kapal tidak bisa menyimpang di luar jalur sehingga kami dapat membantu melindungi mereka," kata Lorenzana seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabutu (11/3/2017).
Kelompok Abu Sayyaf telah melakukan sejumlah penculikan terhadap pelaut di kapal penangkap ikan dan kapal kargo. Kelompok yang bersumpah setia kepada ISIS itu beberapa waktu lalu mengeksekusi warga negara Jerman yang ditawannya setelah tuntutan uang tebusan tidak dipenuhi.
Lorenzana mengungkapkan jika Abu Sayyaf saat ini menyandera 31 sandera asing dan lokal, termasuk enam pelaut asal Vietnam. Kepada utusan Vietnam, Lorenzana mengatakan, untuk mempersenjatai awak kapalnya jika melewati perairan atau berkoordinasi dengan otoritas Filipina untuk menghindari konflik.
Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana mengumumkan kesepakatan terkait patroli bersama itu. Ketiga negara itu akan melakukan patroli di jalur laut yang kerap dilewati oleh kapal komersial.
Perairan di antara ketiga negara telah menjadi semakin berbahaya dalam beberapa tahun terakhir. Pejabat maritim memperingatkan jika wilayah itu akan menjadi seperti Somalia jika aksi-aksi penyerang serangan tidak ditangani.
"Kami sepakat untuk menggelar patroli gabungan dari tiga negara pada bulan April atau Mei di daerah itu. Kapal tidak bisa menyimpang di luar jalur sehingga kami dapat membantu melindungi mereka," kata Lorenzana seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabutu (11/3/2017).
Kelompok Abu Sayyaf telah melakukan sejumlah penculikan terhadap pelaut di kapal penangkap ikan dan kapal kargo. Kelompok yang bersumpah setia kepada ISIS itu beberapa waktu lalu mengeksekusi warga negara Jerman yang ditawannya setelah tuntutan uang tebusan tidak dipenuhi.
Lorenzana mengungkapkan jika Abu Sayyaf saat ini menyandera 31 sandera asing dan lokal, termasuk enam pelaut asal Vietnam. Kepada utusan Vietnam, Lorenzana mengatakan, untuk mempersenjatai awak kapalnya jika melewati perairan atau berkoordinasi dengan otoritas Filipina untuk menghindari konflik.
(ian)