Donald Trump Undang Mahmoud Abbas ke Gedung Putih
A
A
A
WASHINGTON - Pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas, telah diundang untuk mengunjungi Gedung Putih oleh Donald Trump. Trump mengundang Abbas untuk membahas dimulainya kembali perundingan perdamaian.
Juru bicara Presiden Palestina, Nabil Abu Rdeneh mengatakan, Abbas telah menerima undangan yang sangat penting dari presiden AS di mana ia diundang ke Washington DC dan akan menghadirinya segera.
"Kami siap untuk berurusan dengan Presiden Trump dan pemerintah Israel untuk melanjutkan perundingan. Jika Israel siap, Presiden Abbas telah berkomitmen pada dirinya untuk kesepakatan damai dengan Presiden Trump," kata Abu Rdeneh seperti dikuip dari Sky News, Sabtu (11/3/2017).
"Presiden Trump adalah orang yang sangat jujur, orang yang sangat berani, mencari kesepakatan, hanya kesepakatan," imbuhnya.
Sekretaris Pers Gedung Putih Sean Spicer juga menegaskan undangan untuk Abbas. Sementara tidak ada komentar segera dari pemerintah Israel.
Putaran terakhir pembicaraan damai yang dimediasi oleh AS runtuh pada tahun 2014.
Sebelumnya, Abbas dan Trump terlibat pembicaraan via telepon. Selama sedekade terakhir, Abbas telah menghabiskan banyak waktu di telepon dan melakukan pertemuan dengan Presiden dan Sekretaris Negara AS. Abbas berupaya untuk mengamankan terbentuknya negara Palestina.
Trump sendiri sosok yang tidak populer di kalangan rakyat Palestina. Kemunculan Trump malah meruntuhkan kebijakan solusi dua negara AS dan bersikap ramah terhadap pemerintah Israel. Ia bahkan tengah mempertimbangkan untuk memindahkan Kedubes AS di Tel Aviv ke Yerusalem. Yerusalem adalah kota yang akan menjadi Ibu Kota negara Palestina di masa depan.
Meski bersikap lunak, pemerintahan Trump pekan lalu memperingatkan Israel bahwa mencaplok bagian dari Tepi Barat yang diduduki akan memicu "krisis langsung" antara Israel dan AS.
Juru bicara Presiden Palestina, Nabil Abu Rdeneh mengatakan, Abbas telah menerima undangan yang sangat penting dari presiden AS di mana ia diundang ke Washington DC dan akan menghadirinya segera.
"Kami siap untuk berurusan dengan Presiden Trump dan pemerintah Israel untuk melanjutkan perundingan. Jika Israel siap, Presiden Abbas telah berkomitmen pada dirinya untuk kesepakatan damai dengan Presiden Trump," kata Abu Rdeneh seperti dikuip dari Sky News, Sabtu (11/3/2017).
"Presiden Trump adalah orang yang sangat jujur, orang yang sangat berani, mencari kesepakatan, hanya kesepakatan," imbuhnya.
Sekretaris Pers Gedung Putih Sean Spicer juga menegaskan undangan untuk Abbas. Sementara tidak ada komentar segera dari pemerintah Israel.
Putaran terakhir pembicaraan damai yang dimediasi oleh AS runtuh pada tahun 2014.
Sebelumnya, Abbas dan Trump terlibat pembicaraan via telepon. Selama sedekade terakhir, Abbas telah menghabiskan banyak waktu di telepon dan melakukan pertemuan dengan Presiden dan Sekretaris Negara AS. Abbas berupaya untuk mengamankan terbentuknya negara Palestina.
Trump sendiri sosok yang tidak populer di kalangan rakyat Palestina. Kemunculan Trump malah meruntuhkan kebijakan solusi dua negara AS dan bersikap ramah terhadap pemerintah Israel. Ia bahkan tengah mempertimbangkan untuk memindahkan Kedubes AS di Tel Aviv ke Yerusalem. Yerusalem adalah kota yang akan menjadi Ibu Kota negara Palestina di masa depan.
Meski bersikap lunak, pemerintahan Trump pekan lalu memperingatkan Israel bahwa mencaplok bagian dari Tepi Barat yang diduduki akan memicu "krisis langsung" antara Israel dan AS.
(ian)