CIA Tuding WikiLeaks Bantu Teror Meluas di AS
A
A
A
WASHINGTON - Dirilisnya data rahasia terbaru oleh WikiLeaks dianggap Badan Intelijen Pusat (CIA) sebagai bagian menebar teror di Amerika Serikat. Data ini sangat membahayakan warga AS dan justru membantu musuh-musuh AS.
Belum lama ini WikiLeaks mengklaim telah merilis data penting dari peralatan peretas CIA. Juru bicara CIA Heather Fritz Horniak tidak mengonfirmasi keaslian data yang dirilis WikiLeaks yang bocor dari operasi peretasan oleh CIA tersebut.
"Publik AS seharusnya terganggu oleh semua pengungkapan WikiLeaks untuk merusak kemampuan komunitas intelijen melindungi Amerika dari para teroris dan teman-temannya," tegas Horniak, dikutip kantor berita AFP .
"Pengungkapan semacam itu tidak hanya merusak operasi dan personel AS, juga memberi alat dan informasi kepada musuh-musuh untuk melukai kita," sambungnya.
Horniak membela operasi cyber CIA yang dalam data WikiLeaks fokus pada meretas peralatan elektronik pribadi menggunakan beragam sistem malware. "Pekerjaan CIA ini inovatif, canggih, dan garis pertahanan pertama dalam melindungi negara ini dari musuhmusuh asing," tuturnya.
Pada Selasa (7/3/2017), WikiLeaks merilis hampir 9.000 dokumen yang menjadi bagian dari harta karun besar yang bocor dari CIA. Data itu menggambarkan publikasi materi intelijen rahasia dalam skala paling besar selama ini.
"Ini koleksi luar biasa, dengan jumlah lebih dari beberapa ratus juta baris kode, memberi pemiliknya seluruh kapasitas peretasan CIA," sebut WikiLeaks.
Dokumen itu menunjukkan para peretas CIA mampu mengubah televisi menjadi alat pendengar, meretas aplikasi enkripsi populer dan dapat mengontrol satu mobil. Sebagian besar pakar yakin material itu asli dan media AS menyatakan Biro Investigasi Federal (FBI) membuka penyelidikan kriminal atas kebocoran data tersebut. Sumber data itu masih belum jelas. Investigasi dapat fokus pada apakah CIA melakukan kecerobohan dalam kontrolnya atau ada pengkhianat dalam lembaga tersebut.
WikiLeaks menyatakan dokumen, peralatan peretas, dan kode itu berasal dari arsip yang telah beredar di antara para peretas pemerintah AS dan para kontraktor swasta. Investigasi dapat dilakukan saat CIA telah terjerat penyelidikan berbau politik terkait tuduhan intervensi Rusia dalam pemilu presiden AS tahun lalu. (Syarifudin)
Belum lama ini WikiLeaks mengklaim telah merilis data penting dari peralatan peretas CIA. Juru bicara CIA Heather Fritz Horniak tidak mengonfirmasi keaslian data yang dirilis WikiLeaks yang bocor dari operasi peretasan oleh CIA tersebut.
"Publik AS seharusnya terganggu oleh semua pengungkapan WikiLeaks untuk merusak kemampuan komunitas intelijen melindungi Amerika dari para teroris dan teman-temannya," tegas Horniak, dikutip kantor berita AFP .
"Pengungkapan semacam itu tidak hanya merusak operasi dan personel AS, juga memberi alat dan informasi kepada musuh-musuh untuk melukai kita," sambungnya.
Horniak membela operasi cyber CIA yang dalam data WikiLeaks fokus pada meretas peralatan elektronik pribadi menggunakan beragam sistem malware. "Pekerjaan CIA ini inovatif, canggih, dan garis pertahanan pertama dalam melindungi negara ini dari musuhmusuh asing," tuturnya.
Pada Selasa (7/3/2017), WikiLeaks merilis hampir 9.000 dokumen yang menjadi bagian dari harta karun besar yang bocor dari CIA. Data itu menggambarkan publikasi materi intelijen rahasia dalam skala paling besar selama ini.
"Ini koleksi luar biasa, dengan jumlah lebih dari beberapa ratus juta baris kode, memberi pemiliknya seluruh kapasitas peretasan CIA," sebut WikiLeaks.
Dokumen itu menunjukkan para peretas CIA mampu mengubah televisi menjadi alat pendengar, meretas aplikasi enkripsi populer dan dapat mengontrol satu mobil. Sebagian besar pakar yakin material itu asli dan media AS menyatakan Biro Investigasi Federal (FBI) membuka penyelidikan kriminal atas kebocoran data tersebut. Sumber data itu masih belum jelas. Investigasi dapat fokus pada apakah CIA melakukan kecerobohan dalam kontrolnya atau ada pengkhianat dalam lembaga tersebut.
WikiLeaks menyatakan dokumen, peralatan peretas, dan kode itu berasal dari arsip yang telah beredar di antara para peretas pemerintah AS dan para kontraktor swasta. Investigasi dapat dilakukan saat CIA telah terjerat penyelidikan berbau politik terkait tuduhan intervensi Rusia dalam pemilu presiden AS tahun lalu. (Syarifudin)
(bbk)