Jenderal AS: Rusia Sebar Rudal-rudal Jelajah untuk Ancam NATO

Kamis, 09 Maret 2017 - 01:35 WIB
Jenderal AS: Rusia Sebar...
Jenderal AS: Rusia Sebar Rudal-rudal Jelajah untuk Ancam NATO
A A A
WASHINGTON - Wakil Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Jenderal Paul Selva menuduh Rusia sudah menyebarkan rudal-rudal jelajah untuk mengancam NATO. Menurut jenderal AS ini, langkah Rusia tersebut sudah melanggar perjanjian pengawasan senjata 1987.

Tuduhan jenderal AS ini merupakan yang pertama kali setelah muncul laporan bahwa Rusia diam-diam mengerahkan rudal jelajah SSC-8. Moskow saat itu membantah laporan tersebut.

”Sistem itu sendiri menyajikan risiko bagi sebagian besar fasilitas kami di Eropa dan kami percaya bahwa Rusia sengaja mengerahkannya untuk menimbulkan ancaman bagi NATO dan fasilitas di wilayah tanggung jawab NATO,” kata Selva selama rapat dengar pendapat dengan Komite Angkatan Bersenjata Parlemen AS, pada hari Rabu, yang dilansir Reuters, Kamis (9/3/2017).

Meski demikian, Jenderal Selva tidak bisa memastikan apakah rudal-rudal jelajah Rusia yang disebar itu membawa hulu ledak nuklir. Dia juga tidak merinci lokasi penyebaran rudal-rudal jelajah Rusia.

Selva mengatakan AS telah memiliki masalah besar dengan Rusia. Dia mengaku tidak tahu pilihan apa yang akan dipertimbangkan jika dialog dengan Rusia tidak membuahkan hasil. ”Kita harus diminta untuk memasukkan satu set pilihan ke usulan (senjata) nuklir,” kata Selva.

Presiden AS Donald Trump dalam sebuah wawancara dengan Reuters bulan lalu, mengatakan bahwa dia akan mengangkat isu penyebaran rudal jelajah Rusia apabila bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

Dalam rapat dengar pendapat dengan parlemen AS, seorang pejabat senior militer AS sangat mendukung penegakan perjanjian pengawasan senjata tahun 1987.

”Saya telah menyatakan untuk catatan di masa lalu, sekarang saya akan menyatakan lagi bahwa saya pendukung besar dari perjanjian NEW START itu,” kata Jenderal John Hyten, Kepala Komando Strategi AS.

“Risikonya akan menjadi perlombaan senjata, kita tidak berada dalam perlombaan senjata sekarang,” ujar Hyten. Sementara itu, Rusia belum merespons tuduhan terbaru dari pejabat militer AS ini. Moskow selama ini justru merasa terancam dengan pengerahan kekuatan militer NATO di dekat perbatasan Rusia.
(mas)
Berita Terkait
Hubungan Amerika Serikat...
Hubungan Amerika Serikat dan Ukraina Dikabarkan Retak
Fakta Perang Hibrida...
Fakta Perang Hibrida Amerika Serikat-Rusia
Perbandingan Wagner...
Perbandingan Wagner Rusia dan Blackwater Amerika Serikat
Pejabat Rusia yang Dilarang...
Pejabat Rusia yang Dilarang Masuk ke Amerika Serikat
Amerika Serikat: Iran...
Amerika Serikat: Iran Sekarang Beking Militer Utama Rusia
Campur Tangan Amerika...
Campur Tangan Amerika Serikat dalam Perang Rusia-Ukraina
Berita Terkini
5 Fakta Pangeran Al...
5 Fakta Pangeran Al Waleed, Sleeping Prince yang Sudah Koma 19 Tahun
23 menit yang lalu
Abu Ubaidah Puji Keajaiban...
Abu Ubaidah Puji Keajaiban Militer Saat Pejuang Al-Qassam Sergap Pasukan Israel di Rafah
1 jam yang lalu
Pemerintah Gaza Peringatkan...
Pemerintah Gaza Peringatkan Kematian Massal Segera akibat Blokade Israel
2 jam yang lalu
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
2 jam yang lalu
Senator Jerman Juluki...
Senator Jerman Juluki Tesla Mobil Nazi, Elon Musk Makin Dibenci di Eropa
3 jam yang lalu
6 Cara Iran Menang Perang...
6 Cara Iran Menang Perang Lawan AS dan Israel, Mungkinkah Tercapai dalam 5 Tahap?
3 jam yang lalu
Infografis
Kapal Induk Kedua Tiba...
Kapal Induk Kedua Tiba di Timur Tengah, AS Serius Ancam Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved