Malaysia Tinjau Hubungan dengan Korut

Senin, 06 Maret 2017 - 22:50 WIB
Malaysia Tinjau Hubungan dengan Korut
Malaysia Tinjau Hubungan dengan Korut
A A A
KUALA LUMPUR - Hubungan Malaysia dengan Korea Utara (Korut) kian memanas. Setelah mengusir Duta Besar (Dubes) Korut Kang Chol, kini Malaysia memutuskan untuk meninjau kembali hubungan dua negara.

Langkah ini merupakan konflik diplomatik terbesar antara Malaysia dan Korut terkait pembunuhan kakak tiri Pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Jongnam, di bandara Kuala Lumpur. Jong-nam tewas akibat racun saraf mematikan XV pada 13 Februari lalu.

Pyongyang tidak mengakui pria yang tewas itu Jong-nam tapi berulang kali meremehkan investigasi pembunuhan itu dan menuduh Malaysia berkomplot dengan musuh- musuh Korut.

”Dubes telah dinyatakan persona non grata setelah Malaysia meminta tapi tidak menerima permintaan maaf atas berbagai serangan Pyongyan terhadap investigasi itu,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Anifah Haji Aman, dikutip kantor berita AFP, kemarin.

Anifah menambahkan, Malaysia akan bereaksi keras terhadap semua penghinaan yang dilakukan atau upaya apa pun untuk merusak reputasi negaranya. Dubes Kang Chol juga tidak hadir di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Malaysia saat dipanggil menghadap.

”Kang Chol diminta meninggalkan Malaysia dalam 48 jam,” papar Kemlu Malaysia. Kemarin pagi, media mengerumuni Kedutaan Besar (Kedubes) Korut, tempat Kang diperkirakan akan meninggalkan kompleks tersebut sebelum batas waktu berakhir pada hari ini pukul 6 sore waktu setempat.

Korea Selatan (Korsel) yakin Korut dalang pembunuhan Jong-nam. Menurut Korsel, para pelaku pembunuhan mengikuti perintah Jong-un untuk membunuh kakak tirinya tersebut.

”Pengusiran ini bagian dari proses pemerintah Malaysia meninjau ulang hubungannya dengan Korut. Korut harus belajar menghormati negara-negara lain,” papar Deputi Perdana Menteri (PM) Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, kemarin.

Sebelum pembunuhan Jongnam terjadi, hubungan Malaysia dan Korut sangat baik. ”Pengusiran itu menunjukkan kami serius menyelesaikan masalah ini dan kami tidak ingin ini dimanipulasi,” ucap Ahmad.

Konflik diplomatik itu memanas bulan lalu saat kepolisian Malaysia menolak permintaan diplomat Korut agar menyerahkan jasad Jong-nam. Dubes Kang kemudian menuding investigasi pembunuhan itu bermotif politik.

Kang juga menuduh Malaysia berkonspirasi dengan kekuatan jahat. Malaysia kemudian memanggil Kang untuk memberi penjelasan atas pernyataannya tersebut. PM Malaysia Najib Razak menyatakan ucapan dubes Korut itu kasar secara diplomatis.

Malaysia lantas mengeluarkan batas waktu 28 Februari pada Korut untuk meminta maaf. ”Tapi tidak ada permintaan maaf atau ada indikasi bahwa mereka akan meminta maaf,” ujar Ahmad.

Malaysia juga menarik dubesnya di Pyongyang dan membatalkan kesepakatan perjalanan bebas visa untuk warga Korut. Kepolisian Malaysia saat ini masih memburu tujuh tersangka warga Korut yang dianggap terkait pembunuhan tersebut. Meski demikian, kepolisian membebaskan satu-satunya warga Korut Ri Jongchol yang ditahan karena kekurangan bukti.

Dua perempuan, satu warga Vietnam, dan satu warga Indonesia, telah mendapat dakwaan membunuh Kim Jong-nam, dengan tayangan video CCTV di bandara yang menunjukkan keduanya mendekati pria berusia 45 tahun itu dan mengolesi wajahnya dengan kain.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6376 seconds (0.1#10.140)