China Protes Sistem Tameng Rudal Korsel

Minggu, 05 Maret 2017 - 18:54 WIB
China Protes Sistem Tameng Rudal Korsel
China Protes Sistem Tameng Rudal Korsel
A A A
BEIJING - China mengambil langkahlangkah balasan atas rencana pemerintah Korea Selatan (Korsel) dan perusahaan Lotte Group terkait pemasangan sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) di Negeri Ginseng tersebut.

Perusahaan terbesar kelima di Korsel, Lotte Group pada Selasa (28/1) lalu menandatangani kesepakatan untuk menyerahkan lahan untuk lokasi sistem tameng rudal AS, Terminal High- Altitude Area Defense (THAAD). Korsel dan AS beralasan pemasangan sistem itu karena ada ancaman dari Korea Utara (Korut).

Meski demikian, rencana itu juga membuat marah Beijing yang khawatir THAAD dapat merusak kemampuan militernya. Beijing tampaknya akan membalas tindakan tersebut dengan berbagai cara. Produsen China yang membuat salah satu makanan ringan paling populer di Negeri Panda itu telah menarik barang-barangnya dari Lotte Marts di penjuru China.

Perusahaan itu menegaskan tidak akan pernah bekerja sama dengan Lotte. Langkah-langkah lain juga telah diambil, termasuk konsumen melakukan boikot terhadap Lotte di Provinsi Jilin. Pengunjuk rasa pada akhir pekan lalu memampang spanduk di satu supermarket Lotte Marts dengan tulisan “Lotte Mendukung THAAD, keluar dari China segera.”

Bulan lalu Lotte terpaksa menghentikan pembangunan proyek taman hiburan senilai USD2,6 miliar di timur laut China setelah otoritas tiba-tiba menemukan masalah keamanan. Laman Lotte pekan ini juga tak dapat diakses karena mendapat serangan siber. Langkah-langkah pembalasan China tidak hanya itu.

Berbagai agen perjalanan Beijing kemarin menyatakan tidak lagi melayani perjalanan ke Korsel. Kantor berita Yonhap menyatakan penghentian layanan agen perjalanan ke Korsel itu diperintahkan oleh otoritas China.

“Silakan pertimbangkan pergi ke negara-negara lain. Perjalanan ke Korsel dihentikan karena kebijakan dan faktor keamanan,” ungkap pegawai layanan online CYTS yang merupakan salah satu perusahaan travel terbesar di China, dikutip kantor berita AFP.

Pegawai dari dua perusahaan travel lainnya juga menjelaskan kebijakan yang sama. Surat kabar berhaluan nasionalis China, Global Times menulis di tajuk yang menyatakan, “Masyarakat China telah memiliki tekad bersama menerapkan berbagai sanksi pada Korsel.” Risiko yang dialami Lotte tentu sangat tinggi dari tindakan pemerintah China tersebut.

Apalagi Lotte telah berinvestasi lebih dari USD8,76 miliar dalam operasi bisnis di China sejak 1994. Saat ini Lotte memiliki 22 anak usaha di China, 120 gerai, 26.000 pegawai dan penjualan tahunan di China mencapai sekitar USD2,6 miliar. Lotte tidak memiliki toko bebas pajak di China tapi bisnisnya di Korsel menghasilkan 70% penjualan dari para turis China yang berkunjung ke Negeri Ginseng tersebut.

“Keputusan Lotte telah menyalakan sekering. Saat perusahaan asing menyentuh rasa nasionalisme konsumen China itu dapat memicu boikot. Ini akan memiliki dampak besar pada perusahaan tersebut,” papar profesor bisnis Fu Guoqun dari Universitas Peking. Lotte Group menolak berkomentar saat dihubungi AFP.

Beijing memang tidak secara langsung mengancam Lotte Group tapi juru bicara KementerianLuarNegeri (Kemlu) China menyatakan kesuksesan perusahaan itu tergantung pada pasar China dan konsumen China. China berulang kali menganggap THAAD sebagai ancaman bagi keamanannya.

“Konsekuensinya akan dirasakan oleh AS dan Korsel,” tegas juru bicara Kemlu China. Publik China terus mendesak agar pemerintah memanfaatkan kekuatan pasarnya untuk menambah tekanan pada Korsel agar mencabut rencana pemasanganTHAAD. GlobalTimes menegaskan, Korsel dapat kehilangan pasar China yang sangat besar akibat konflik tersebut.

Saham-saham di berbagai perusahaan kosmetik dan pariwisata Korsel yang menargetkan konsumen China mengalami tekanan kemarin setelah muncul laporan larangan perjalanan ke Korsel. Jaringan hotel dan operator bebas pajak Hotel Shilla yang terkait Samsung Group mengalami penurunan harga saham hingga 13%.

Pakar geopolitik Asia Timur Laut di Universitas Peking, Wang Dong menilai kedua pihak tidak akan berkompromi dalam masalah tersebut karena sudah menyangkut keamanan nasional. “Tak ada keraguan bahwa hubungan China-Korsel akan mendapat pukulan dari masalah ini,” ujarnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3065 seconds (0.1#10.140)