Diplomasi Spektakuler Raja Salman
A
A
A
JAKARTA - Arab Saudi bakal menorehkan sejarah di Indonesia. Pekan depan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud akan menggelar lawatan ke Indonesia dengan waktu cukup lama dan memboyong rombongan superbesar.
Raja Salman dijadwalkan tiba di Jakarta pada Rabu (1/3) mendatang. Selama tiga hari di Jakarta, dia dijadwalkan bertemu antara lain dengan Presiden Joko Widodo dan DPR. Selepas kunjungan kenegaraan, Raja Salman dan anggota delegasi tidak langsung pulang, tetapi akan berlibur di Pulau Bali selama enam hari. Detail kunjungan Raja Salman selengkapnya di info grafis.
Tercatat Raja Salman menggelar lawatan hingga sembilan hari atau terlama dalam rangkaian turnya ke beberapa negara di Asia selama sebulan penuh di bulan Maret nanti. Kunjungan ini dinilai sangat bersejarah karena raja Saudi, terakhir kali ke Indonesia pada 1970 silam. Saat itu pun, Raja Faisal bin Abdul Azis hanya selama tiga hari di Jakarta.
Selain waktu yang mencapai sembilan hari, Raja Salman nanti akan membawa sekitar 1.500 orang yang diangkut dengan tujuh pesawat khusus. Di antara anggota delegasi ini adalah 10 menteri dan 25 pangeran Arab Saudi.
Raja Salman juga akan membawa sejumlah investor dan pengusaha karena dalam lawatan nanti juga akan ditandatangani kesepakatan pengerjaan sejumlah proyek Saudi di Indonesia, antara lain investasi Saudi Aramco dalam perluasan proyek kilang Cilacap, Jawa Tengah senilai USD6 miliar.
Total nilai investasi sejumlah proyek infrastruktur yang disepakati pun sangat besar karena diperkirakan mencapai USD25 miliar atau Rp300 triliun. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir menilai kunjungan Raja Salman sangat bersejarah dan menjadi momentum yang sangat baik bagi Indonesia. Presiden Jokowi akan menyambut langsung kedatangan Raja Salman diBandara Halim Perdana kusuma Jakarta.
Ini sebagai sambutan balasan sebagaimana saat Jokowi berkunjung ke Saudi 2015 lalu. Setelah itu, Jokowi akan menerima Raja Salman di Istana Bogor. Kunjungan ini adalah puncak dari diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam dua tahun terakhir. Tercatat selama kurun waktu itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia sudah tiga kali mengunjungi Riyadh.
Ada sekitar 10 pejabat tingkat menteri dari Indonesia yang juga mengunjungi Arab Saudi. Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al Jubeir sudah dua kali mengunjungi Indonesia pada Oktober 2015 dan Januari 2016. Saudi berminat berinvestasi dalam berbagai bidang infrastruktur di Indonesia, seperti pembangunan jalan, pengadaan air bersih, perumahan.
”Arab Saudi ingin terlibat aktif dalam konteks pembangunan infrastruktur,” ujar Arrmanatha di Kantor Kemlu, Jakarta, kemarin. Pertemuan tersebut diharapkan menghasilkan beberapa nota kesepahaman (MoU). Di antara bidang kerja sama yang akan dikembangkan kedua negara adalah kebudayaan, kesehatan, pengembangan Islam dan wakaf, serta mempromosikan Islam moderat lewat pertukaran dakwah.
Kerja sama lain adalah pelayanan udara terkait rute penerbangan dan perjanjian penanggulangan kejahatan. ”Masih ada finalisasi beberapa MoU lagi sampai kunjungan Raja Salman pekan depan,” jelas dia. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, Presiden Jokowi juga berharap kunjungan Raja Salman akan membawa investasi Arab Saudi hingga USD25 miliar.
Lewat kerja sama ini, nantinya diharapkan hubungan antara Pertamina dan Saudi Aramco yang membantu meningkatkan kilang minyak di Cilacap akan semakin menguat. Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal( BKPM) Indonesia Thomas Lembong menjelaskan, Indonesia juga diperkirakan akan menandatangani kesepakatan dengan Saudi dalam meningkatkan frekuensi penerbangan dari Timur Tengah yang dapat melambungkan angka wisatawan.
Terkait liburannya ke Bali, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman M Fachir menduga Raja Salman sudah mendapat informasi lengkap soal keindahan objek-objek wisata di Pulau Dewata.
”Secara tidak langsung, ini juga bisa dikatakan sebagai sebuah promosi. Saya berharap kunjungan beliau akan meningkatkan jumlah wisatawan Timur Tengah menuju Indonesia,” tandas mantan duta besar Indonesia untuk Arab Saudi ini.
Harapan peningkatan wisatawan bukan tanpa alasan. Jumlah wisatawan dari Timur Tengah menuju Indonesia masih terbilang rendah, yakni di bawah 200.000 orang pada 2016. Dibandingkan Malaysia dan Thailand, jumlahnya sangatlah jauh. Wisatawan Malaysia dan Thailand yang berkunjung ke Indonesia mencapai 300.000 dan 600.000orang.
Lewat kunjungan ini pula, Indonesia ingin kuota tahunan jamaah haji ditingkatkan berikut layanan kesehatan dan perawatan bagi jamaah. Tur Raja Salman ke Indonesia dan sejumlah negara Asia tidak lepas dari Visi 2030 yang dicanangkan Saudi selama ini. Lewat visi itu, Saudi bertekad tidak lagi bergantung pada sektor perminyakan dan gas untuk memacu ekonominya.
Pengamat hubungan internasional dari Par Indonesia Strategic Research Guspiabri Sumowigeno menilai kunjungan kenegaraan Raja Salman harus dimanfaatkan secara maksimal. Capaiannya tidak hanya dari segi jumlah rombongan, tapi juga hasil konkret bagi kedua negara sebab potensi kerja sama kedua negara masih sangat besar.
”Meski harga minyak menurun dan kondisi ekonomi Arab Saudi tidak seperti dulu lagi, potensi kerja sama yang bisa dimanfaatkan Indonesia masih banyak,” ujar Guspiabri.
Saudi pun dinilai dapat ikut memperkuat perbankan Indonesia jika sebagian dana kerajaan ditempatkan di Indonesia. Upaya Saudi untuk mengubah struktur ekonominya agar tidak terlalu bergantung pada minyak dan gas (migas), juga dapat dimanfaatkan Indonesia.
Dalam bidang pariwisata, Indonesia memiliki birokrat, praktisi, dan investor besar yang bisa ikut terlibat di Saudi. Raja Salman rencananya menggelar tur Asia selama 31 hari. Sebelum ke Indonesia, dia akan singgah terlebih dahulu ke Malaysia selama tiga hari.
Setelah dari Indonesia, suksesor Raja Abdullah tersebut akan melawat ke China selama empat hari, ke Jepang tiga hari, ke Maladewa, dan ke Yordania pada 27 Maret untuk menghadiri KTT Arab.
Pada akhir 2016 lalu, Raja Salman juga mengunjungi sejumlah negara di kawasan Timur Tengah. Kalangan DPR sudah bersiap menyambut kedatangan Raja Salman. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengungkapkan, pertemuan dengan Raja Salman akan digelar 2 Maret pukul 13.00 WIB. Dia menilai kehadiran Raja Salman penting bagi Indonesia.
Pertama, karena kehadiran Raja Salman sebagai fenomena ke Indonesia, yang disebutkan Fahri akan menyertakan sekitar 1.400-1.500 rombongan.
Selain itu, kehadiran Raja Salman juga akan memberikan dampak ekonomi ke Indonesia yang besar, mengingat direncanakan ada penandatanganan 16 kerja sama dan kesepakatan lintas departemen antara Indonesia-Arab Saudi. ”Cakupan dari besaran proyeknya itu sekitar USD25 miliar atau Rp300 triliun,” jelasnya.
Raja Salman dijadwalkan tiba di Jakarta pada Rabu (1/3) mendatang. Selama tiga hari di Jakarta, dia dijadwalkan bertemu antara lain dengan Presiden Joko Widodo dan DPR. Selepas kunjungan kenegaraan, Raja Salman dan anggota delegasi tidak langsung pulang, tetapi akan berlibur di Pulau Bali selama enam hari. Detail kunjungan Raja Salman selengkapnya di info grafis.
Tercatat Raja Salman menggelar lawatan hingga sembilan hari atau terlama dalam rangkaian turnya ke beberapa negara di Asia selama sebulan penuh di bulan Maret nanti. Kunjungan ini dinilai sangat bersejarah karena raja Saudi, terakhir kali ke Indonesia pada 1970 silam. Saat itu pun, Raja Faisal bin Abdul Azis hanya selama tiga hari di Jakarta.
Selain waktu yang mencapai sembilan hari, Raja Salman nanti akan membawa sekitar 1.500 orang yang diangkut dengan tujuh pesawat khusus. Di antara anggota delegasi ini adalah 10 menteri dan 25 pangeran Arab Saudi.
Raja Salman juga akan membawa sejumlah investor dan pengusaha karena dalam lawatan nanti juga akan ditandatangani kesepakatan pengerjaan sejumlah proyek Saudi di Indonesia, antara lain investasi Saudi Aramco dalam perluasan proyek kilang Cilacap, Jawa Tengah senilai USD6 miliar.
Total nilai investasi sejumlah proyek infrastruktur yang disepakati pun sangat besar karena diperkirakan mencapai USD25 miliar atau Rp300 triliun. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir menilai kunjungan Raja Salman sangat bersejarah dan menjadi momentum yang sangat baik bagi Indonesia. Presiden Jokowi akan menyambut langsung kedatangan Raja Salman diBandara Halim Perdana kusuma Jakarta.
Ini sebagai sambutan balasan sebagaimana saat Jokowi berkunjung ke Saudi 2015 lalu. Setelah itu, Jokowi akan menerima Raja Salman di Istana Bogor. Kunjungan ini adalah puncak dari diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam dua tahun terakhir. Tercatat selama kurun waktu itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia sudah tiga kali mengunjungi Riyadh.
Ada sekitar 10 pejabat tingkat menteri dari Indonesia yang juga mengunjungi Arab Saudi. Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al Jubeir sudah dua kali mengunjungi Indonesia pada Oktober 2015 dan Januari 2016. Saudi berminat berinvestasi dalam berbagai bidang infrastruktur di Indonesia, seperti pembangunan jalan, pengadaan air bersih, perumahan.
”Arab Saudi ingin terlibat aktif dalam konteks pembangunan infrastruktur,” ujar Arrmanatha di Kantor Kemlu, Jakarta, kemarin. Pertemuan tersebut diharapkan menghasilkan beberapa nota kesepahaman (MoU). Di antara bidang kerja sama yang akan dikembangkan kedua negara adalah kebudayaan, kesehatan, pengembangan Islam dan wakaf, serta mempromosikan Islam moderat lewat pertukaran dakwah.
Kerja sama lain adalah pelayanan udara terkait rute penerbangan dan perjanjian penanggulangan kejahatan. ”Masih ada finalisasi beberapa MoU lagi sampai kunjungan Raja Salman pekan depan,” jelas dia. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, Presiden Jokowi juga berharap kunjungan Raja Salman akan membawa investasi Arab Saudi hingga USD25 miliar.
Lewat kerja sama ini, nantinya diharapkan hubungan antara Pertamina dan Saudi Aramco yang membantu meningkatkan kilang minyak di Cilacap akan semakin menguat. Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal( BKPM) Indonesia Thomas Lembong menjelaskan, Indonesia juga diperkirakan akan menandatangani kesepakatan dengan Saudi dalam meningkatkan frekuensi penerbangan dari Timur Tengah yang dapat melambungkan angka wisatawan.
Terkait liburannya ke Bali, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman M Fachir menduga Raja Salman sudah mendapat informasi lengkap soal keindahan objek-objek wisata di Pulau Dewata.
”Secara tidak langsung, ini juga bisa dikatakan sebagai sebuah promosi. Saya berharap kunjungan beliau akan meningkatkan jumlah wisatawan Timur Tengah menuju Indonesia,” tandas mantan duta besar Indonesia untuk Arab Saudi ini.
Harapan peningkatan wisatawan bukan tanpa alasan. Jumlah wisatawan dari Timur Tengah menuju Indonesia masih terbilang rendah, yakni di bawah 200.000 orang pada 2016. Dibandingkan Malaysia dan Thailand, jumlahnya sangatlah jauh. Wisatawan Malaysia dan Thailand yang berkunjung ke Indonesia mencapai 300.000 dan 600.000orang.
Lewat kunjungan ini pula, Indonesia ingin kuota tahunan jamaah haji ditingkatkan berikut layanan kesehatan dan perawatan bagi jamaah. Tur Raja Salman ke Indonesia dan sejumlah negara Asia tidak lepas dari Visi 2030 yang dicanangkan Saudi selama ini. Lewat visi itu, Saudi bertekad tidak lagi bergantung pada sektor perminyakan dan gas untuk memacu ekonominya.
Pengamat hubungan internasional dari Par Indonesia Strategic Research Guspiabri Sumowigeno menilai kunjungan kenegaraan Raja Salman harus dimanfaatkan secara maksimal. Capaiannya tidak hanya dari segi jumlah rombongan, tapi juga hasil konkret bagi kedua negara sebab potensi kerja sama kedua negara masih sangat besar.
”Meski harga minyak menurun dan kondisi ekonomi Arab Saudi tidak seperti dulu lagi, potensi kerja sama yang bisa dimanfaatkan Indonesia masih banyak,” ujar Guspiabri.
Saudi pun dinilai dapat ikut memperkuat perbankan Indonesia jika sebagian dana kerajaan ditempatkan di Indonesia. Upaya Saudi untuk mengubah struktur ekonominya agar tidak terlalu bergantung pada minyak dan gas (migas), juga dapat dimanfaatkan Indonesia.
Dalam bidang pariwisata, Indonesia memiliki birokrat, praktisi, dan investor besar yang bisa ikut terlibat di Saudi. Raja Salman rencananya menggelar tur Asia selama 31 hari. Sebelum ke Indonesia, dia akan singgah terlebih dahulu ke Malaysia selama tiga hari.
Setelah dari Indonesia, suksesor Raja Abdullah tersebut akan melawat ke China selama empat hari, ke Jepang tiga hari, ke Maladewa, dan ke Yordania pada 27 Maret untuk menghadiri KTT Arab.
Pada akhir 2016 lalu, Raja Salman juga mengunjungi sejumlah negara di kawasan Timur Tengah. Kalangan DPR sudah bersiap menyambut kedatangan Raja Salman. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengungkapkan, pertemuan dengan Raja Salman akan digelar 2 Maret pukul 13.00 WIB. Dia menilai kehadiran Raja Salman penting bagi Indonesia.
Pertama, karena kehadiran Raja Salman sebagai fenomena ke Indonesia, yang disebutkan Fahri akan menyertakan sekitar 1.400-1.500 rombongan.
Selain itu, kehadiran Raja Salman juga akan memberikan dampak ekonomi ke Indonesia yang besar, mengingat direncanakan ada penandatanganan 16 kerja sama dan kesepakatan lintas departemen antara Indonesia-Arab Saudi. ”Cakupan dari besaran proyeknya itu sekitar USD25 miliar atau Rp300 triliun,” jelasnya.
(esn)