Tak Suka Rusia dan Saudi Mesra, Jenderal Bayangan Iran Sambangi Moskow
A
A
A
WASHINGTON - Seorang jenderal bayangan Iran yang dianggap bertanggung jawab atas kematian hampir 500 warga Amerika Serikat (AS) diam-diam melakukan perjalanan ke Moskow pada hari Rabu untuk bertemu pejabat tinggi Rusia. Kunjungan itu dilakukan untuk menyamapaikan ketidaksenangannya atas kedekatan Rusia dengan Arab Saudi.
Kunjungan rashasia itu melanggar resolusi PBB yang melarangnya untuk meninggalkan Iran. Jenderal bayangan Iran yang dimaksud adalah Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds Iran. Kunjungan rahasia Soleimani tersebut diungkap para pejabat intelijen Barat kepada Fox News.
Sang jenderal bayangan Iran tiba di Terminal A dari Bandara Vnukovo, luar Kota Moskow, pada 14 Februari. Dia tiba dengan pesawat Mahan Air WD084 pada pukul 12:13 waktu setempat.
Menurut para pejabat intelijen Barat, dia dijadwalkan untuk tetap di Rusia selama beberapa hari guna melakukan pertemuan dengan pejabat tinggi Moskow.
Masih menurut pejabat intelijen Barat, Soleimani mengunjungi Moskow untuk mengungkapkan ketidaksenangannya dengan pemerintah Rusia atas hubungan mereka dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya. Dia menyoroti penawaran senjata dan penguatan hubungan ekonomi antara Rusia dengan negara-negara Arab.
”Ini adalah dua negara yang ingin menimbulkan masalah bagi Amerika Serikat (AS), dan mereka sedang berbicara bersama-sama yang berarti menjadi kesulitan bagi AS,” kata Ketua Komite Angkatan Bersenjata Parlemen AS Mac Thornberry, kepada Fox News mengomentari laporan tersebut.
“Jika tidak ada konsekuensi untuk melanggar sanksi, maka mereka hanya akan melakukan lebih dari itu,” lanjut politisi AS itu, yang dikutip Kamis (16/2/2017).
CIA belum bersedia berkomentar atas laporan tersebut. Sedangkan Departemen Luar Negeri AS mengaku tidak menyadari kunjungan rahasia jenderal bayangan Iran tersebut ke Moskow.
Jika laporan itu dikonfirmasi Rusia dan Iran, maka itu adalah perjalanan ketiga Soleimani ke Moskow setelah kunjungan pada bulan April dan Juli 2015. Soleimani diduga menjadi dalang perang proxy Iran di Suriah untuk menopang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Soleimani pernah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sehari setelah kesepakatan nuklir Iran disepakati untuk di Wina 2015 silam.
Soleimani pertama kali dinyatakan sebagai teroris dan dijatuhi sanksi oleh AS pada tahun 2005 atas perannya sebagai pendukung terorisme. Pada bulan Oktober 2011, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap Soleimani atas tuduhan rencana gagal untuk membunuh duta besar Saudi untuk AS di sebuah restoran populer di Washington, DC.
Jenderal bayangan Iran ini terkena Resolusi PBB 1747 yang melarangnya bepergian. Setiap negara, termasuk Rusia sejatinya juga terikat untuk menegakkan resolusi itu.
Dalam sebuah sidang Kongres pada tahun 2015, Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal Joseph Dunford mengatakan banyak orang AS tewas oleh pasukan yang didukung Iran di bawah komando Soleimani. ”Jumlah tersebut baru-baru ini dikutip sekitar 500 orang,” katanya.
Kunjungan rashasia itu melanggar resolusi PBB yang melarangnya untuk meninggalkan Iran. Jenderal bayangan Iran yang dimaksud adalah Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds Iran. Kunjungan rahasia Soleimani tersebut diungkap para pejabat intelijen Barat kepada Fox News.
Sang jenderal bayangan Iran tiba di Terminal A dari Bandara Vnukovo, luar Kota Moskow, pada 14 Februari. Dia tiba dengan pesawat Mahan Air WD084 pada pukul 12:13 waktu setempat.
Menurut para pejabat intelijen Barat, dia dijadwalkan untuk tetap di Rusia selama beberapa hari guna melakukan pertemuan dengan pejabat tinggi Moskow.
Masih menurut pejabat intelijen Barat, Soleimani mengunjungi Moskow untuk mengungkapkan ketidaksenangannya dengan pemerintah Rusia atas hubungan mereka dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya. Dia menyoroti penawaran senjata dan penguatan hubungan ekonomi antara Rusia dengan negara-negara Arab.
”Ini adalah dua negara yang ingin menimbulkan masalah bagi Amerika Serikat (AS), dan mereka sedang berbicara bersama-sama yang berarti menjadi kesulitan bagi AS,” kata Ketua Komite Angkatan Bersenjata Parlemen AS Mac Thornberry, kepada Fox News mengomentari laporan tersebut.
“Jika tidak ada konsekuensi untuk melanggar sanksi, maka mereka hanya akan melakukan lebih dari itu,” lanjut politisi AS itu, yang dikutip Kamis (16/2/2017).
CIA belum bersedia berkomentar atas laporan tersebut. Sedangkan Departemen Luar Negeri AS mengaku tidak menyadari kunjungan rahasia jenderal bayangan Iran tersebut ke Moskow.
Jika laporan itu dikonfirmasi Rusia dan Iran, maka itu adalah perjalanan ketiga Soleimani ke Moskow setelah kunjungan pada bulan April dan Juli 2015. Soleimani diduga menjadi dalang perang proxy Iran di Suriah untuk menopang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Soleimani pernah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sehari setelah kesepakatan nuklir Iran disepakati untuk di Wina 2015 silam.
Soleimani pertama kali dinyatakan sebagai teroris dan dijatuhi sanksi oleh AS pada tahun 2005 atas perannya sebagai pendukung terorisme. Pada bulan Oktober 2011, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap Soleimani atas tuduhan rencana gagal untuk membunuh duta besar Saudi untuk AS di sebuah restoran populer di Washington, DC.
Jenderal bayangan Iran ini terkena Resolusi PBB 1747 yang melarangnya bepergian. Setiap negara, termasuk Rusia sejatinya juga terikat untuk menegakkan resolusi itu.
Dalam sebuah sidang Kongres pada tahun 2015, Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal Joseph Dunford mengatakan banyak orang AS tewas oleh pasukan yang didukung Iran di bawah komando Soleimani. ”Jumlah tersebut baru-baru ini dikutip sekitar 500 orang,” katanya.
(mas)