Kremlin Sambut Baik Setiap Langkah Saudi-Iran Redakan Ketegangan Regional

Selasa, 14 Maret 2023 - 01:30 WIB
loading...
Kremlin Sambut Baik Setiap Langkah Saudi-Iran Redakan Ketegangan Regional
Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Moskow menyambut setiap dan semua langkah yang diambil oleh Iran dan Arab Saudi untuk memfasilitasi pelonggaran ketegangan di kawasan itu, serta menghidupkan kembali dialog antara negara-negara Teluk yang bertetangga.

"Kami menyambut setiap langkah yang dapat dan akan membantu mengurangi ketegangan dan menghidupkan kembali dialog di kawasan, di kawasan yang sangat tidak stabil," kata Juru Bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, Senin (13/3/2023).



"Terutama ketika menyangkut pemain regional kunci seperti Arab Saudi dan Iran," lanjut Peskov, seperti dikutip dari kantor berita TASS.

Pada 10 Maret, kantor berita Iran Tasnim melaporkan bahwa Iran dan Arab Saudi telah sepakat untuk menormalisasi hubungan bilateral dan berencana membuka kedutaan dalam waktu dua bulan. Diplomat Iran dan Saudi telah mengadakan pembicaraan di Beijing selama beberapa hari, setelah pernyataan trilateral diadopsi.

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa negara-negara tersebut menyuarakan komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip kedaulatan dan non-campur tangan dalam urusan dalam negeri masing-masing dan berencana untuk melanjutkan kerja sama di bidang perdagangan, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Al Sharq Al Awsat milik Saudi mengatakan, dia berharap untuk bertemu dengan mitranya dari Iran segera sesuai kesepakatan.



“Kami sedang mempersiapkan untuk melanjutkan hubungan diplomatik antara negara kami dalam dua bulan ke depan, dan wajar jika kami bertukar kunjungan di masa depan,” katanya.

Hubungan antara Riyadh dan Teheran menjadi tegang pada Maret 2015 setelah koalisi pimpinan Saudi melancarkan operasi militer di Yaman melawan gerakan Ansar Allah (Houthi).

Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada Januari 2016, setelah kedutaan besarnya di Teheran dan konsulat di Masyhad diserang oleh massa yang memprotes eksekusi Sheikh Nimr al-Nimr di Riyadh, seorang ulama Syiah terkemuka.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1095 seconds (0.1#10.140)