Indonesia Berencana Evaluasi Kebijakan Bebas Visa
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia berencana untuk mengevaluasi kebijakan bebas visa yang saat ini diterapkan. Saat ini, lebih dari 150 negara di dunia bisa masuk ke Indonesia tanpa menggunakan visa untuk tujuan wisata.
"Terkait bebas visa, kita memang memiliki rencana untuk mengevaluasi kebijakan bebas visa," kata Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Indonesia, Andri Hadi pada Selasa (14/2).
Andri, yang berbicara saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI menyatakan, tidak semua negara yang sudah bebas dievaluasi. Negara-negara seperti Jerman, Australia, Korea Selatan, dan negara-negara penyumbang wisawatan terbesar ke Indonesia tidak akan dievaluasi.
Sementara itu, Komisi I DPR RI menyatakan mereka telah membentuk panitia kerja atau panja bebas visa. Panja ini bertugas untuk memutuskan apakah kebijakan bebas visa bisa dilanjutkan atau dicabut.
Keputusan pembentukan panja ini didasari oleh adanya sejumlah wisatawan yang masuk menggunakan fasilitas bebas visa ke Indonesia, lalu kemudian melakukan tindak pidana. Selain itu, serbuan tenaga kerja dari China yang masuk memanfaatkan bebas visa juga menjadi penyebab lainnya.
"Terkait bebas visa, kita memang memiliki rencana untuk mengevaluasi kebijakan bebas visa," kata Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Indonesia, Andri Hadi pada Selasa (14/2).
Andri, yang berbicara saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI menyatakan, tidak semua negara yang sudah bebas dievaluasi. Negara-negara seperti Jerman, Australia, Korea Selatan, dan negara-negara penyumbang wisawatan terbesar ke Indonesia tidak akan dievaluasi.
Sementara itu, Komisi I DPR RI menyatakan mereka telah membentuk panitia kerja atau panja bebas visa. Panja ini bertugas untuk memutuskan apakah kebijakan bebas visa bisa dilanjutkan atau dicabut.
Keputusan pembentukan panja ini didasari oleh adanya sejumlah wisatawan yang masuk menggunakan fasilitas bebas visa ke Indonesia, lalu kemudian melakukan tindak pidana. Selain itu, serbuan tenaga kerja dari China yang masuk memanfaatkan bebas visa juga menjadi penyebab lainnya.
(esn)