Museum Louvre Kembali Dibuka Pasca Aksi Teror
A
A
A
PARIS - Museum Louvre telah kembali dibuka untuk umum, kurang dari 24 jam aksi penyerangan. Tentara Prancis menembak seseorang yang melakukan penyerangan dengan menggunakan parang sembari berteriak Allahu Akbar.
Disitat dari Belfast Telegraph, Minggu (5/2/2017), museum terkenal di Paris itu menjadi rumah bagi ribuan karya seni termasuk Mona Lisa. Museum Louvre dibuka seperti biasa dimana pengunjung mendapat penjagaan dari polisi dan tentara.
Sebelumnya, tentara setidaknya menembak empat kali seorang pengunjung yang menyerang dan melukai seorang tentara yang tengah berpatroli. Tembakan yang dilepaskan tentara Prancis tidak mengancam pelaku penyerangan.
Belakangan diketahui jika tersangka pelaku adalah warga Mesir. Seorang pejabat kementerian dalam negeri Mesir menegaskan bahwa penyerang adalah Abdullah Reda Refaie al-Hamahmy.
Pejabat itu mengatakan penyelidikan awal di Mesir tidak menemukan catatan tersangka terlibat dalam aktivitas politik, kriminal atau menjadi anggota dari kelompok militan. Tersangka diyakini telah tinggal di Uni Emirat Arab dan datang ke Paris pada tanggal 26 Januari dengan visa turis.
Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan "tidak ada keraguan" tersangka bermaksud untuk melakukan serangan teror, dan dia akan periksa sesegera mungkin.
Disitat dari Belfast Telegraph, Minggu (5/2/2017), museum terkenal di Paris itu menjadi rumah bagi ribuan karya seni termasuk Mona Lisa. Museum Louvre dibuka seperti biasa dimana pengunjung mendapat penjagaan dari polisi dan tentara.
Sebelumnya, tentara setidaknya menembak empat kali seorang pengunjung yang menyerang dan melukai seorang tentara yang tengah berpatroli. Tembakan yang dilepaskan tentara Prancis tidak mengancam pelaku penyerangan.
Belakangan diketahui jika tersangka pelaku adalah warga Mesir. Seorang pejabat kementerian dalam negeri Mesir menegaskan bahwa penyerang adalah Abdullah Reda Refaie al-Hamahmy.
Pejabat itu mengatakan penyelidikan awal di Mesir tidak menemukan catatan tersangka terlibat dalam aktivitas politik, kriminal atau menjadi anggota dari kelompok militan. Tersangka diyakini telah tinggal di Uni Emirat Arab dan datang ke Paris pada tanggal 26 Januari dengan visa turis.
Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan "tidak ada keraguan" tersangka bermaksud untuk melakukan serangan teror, dan dia akan periksa sesegera mungkin.
(ian)