Gorbachev Desak Putin dan Trump Susun Resolusi Larangan Perang Nuklir
A
A
A
MOSKOW - Mantan pemimpin Uni Soviet Michael Gorbachev menyerukan Rusia dan Amerika Serikat (AS) bergabung untuk mencegah bencana konflik global. Dia mendesak Presiden Vladimir Putin dan Presiden Donald Trump menyusun resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang perang nuklir.
Dalama sebuah tulisan di majalah TIME yang diterbitkan pada hari Kamis, presiden pertama dan terakhir dari Uni Soviet ini menyebut dunia saat ini sudah “terlalu berbahaya”. Dia menyoroti belanja pertahanan negara-negara besar yang terus meningkat dan memicu babak baru perlombaan senjata.
”Tidak ada masalah yang lebih mendesak saat ini dibandingkan militerisasi politik dan perlombaan senjata baru,” tulis Gorbachev.
Gorbachev percaya bahwa doktrin pertahanan negara-negara besar telah menjadi ”lebih berbahaya”. Menurutnya, retorika bermusuhan dari politisi dan pemimpin militer yang didorong oleh media menunjukkan bahwa konflik militer besar-besaran bisa terjadi di sekitar.
”Semuanya tampak seolah-olah dunia sedang mempersiapkan untuk perang,” katanya.
Gorbachev percaya bahwa tanggung jawab untuk melindungi dunia dari ancaman konflik nuklir dipikul oleh Moskow dan Washington secara bersama-sama. Terlebih, sambung dia, AS dan Rusia mengendalikan lebih dari 90 persen stok senjata nuklir dunia.
”Secara khusus, saya mengusulkan bahwa pertemuan Dewan Keamanan (PBB) pada tingkat kepala negara mengadopsi resolusi yang menyatakan bahwa perang nuklir tidak dapat diterima dan tidak boleh berperang,” lanjut tulisan Gorbachev, yang dikutip Jumat (27/1/2017).
Gorbachev menambahkan bahwa kerjasama AS dan Rusia seharusnya tidak hanya dalam hal memerangi terorisme atau pemangkasan stok senjata nuklir. Tapi, juga bertujuan untuk mendamaikan setiap isu-isu militer yang lebih besar.
Dalama sebuah tulisan di majalah TIME yang diterbitkan pada hari Kamis, presiden pertama dan terakhir dari Uni Soviet ini menyebut dunia saat ini sudah “terlalu berbahaya”. Dia menyoroti belanja pertahanan negara-negara besar yang terus meningkat dan memicu babak baru perlombaan senjata.
”Tidak ada masalah yang lebih mendesak saat ini dibandingkan militerisasi politik dan perlombaan senjata baru,” tulis Gorbachev.
Gorbachev percaya bahwa doktrin pertahanan negara-negara besar telah menjadi ”lebih berbahaya”. Menurutnya, retorika bermusuhan dari politisi dan pemimpin militer yang didorong oleh media menunjukkan bahwa konflik militer besar-besaran bisa terjadi di sekitar.
”Semuanya tampak seolah-olah dunia sedang mempersiapkan untuk perang,” katanya.
Gorbachev percaya bahwa tanggung jawab untuk melindungi dunia dari ancaman konflik nuklir dipikul oleh Moskow dan Washington secara bersama-sama. Terlebih, sambung dia, AS dan Rusia mengendalikan lebih dari 90 persen stok senjata nuklir dunia.
”Secara khusus, saya mengusulkan bahwa pertemuan Dewan Keamanan (PBB) pada tingkat kepala negara mengadopsi resolusi yang menyatakan bahwa perang nuklir tidak dapat diterima dan tidak boleh berperang,” lanjut tulisan Gorbachev, yang dikutip Jumat (27/1/2017).
Gorbachev menambahkan bahwa kerjasama AS dan Rusia seharusnya tidak hanya dalam hal memerangi terorisme atau pemangkasan stok senjata nuklir. Tapi, juga bertujuan untuk mendamaikan setiap isu-isu militer yang lebih besar.
(mas)