Kenakan Niqab, Muslimah di Sydney Diserang dan Diteriaki Teroris
A
A
A
SYDNEY - Seorang Muslimah dan suaminya diserang oleh seorang wanita di luar kampus Universitas Macquarie di Sydney, Australia, karena mengenakan niqab atau cadar. Korban diteriaki "teroris" dan hendak dipukul.
Suami korban Ramzy Alamudi, mengatakan, dia dan istrinya pada pekan lalu berencana menikmati “acara khusus” karena dia mendapatkan nilai bagus dalam ujian akhir untuk studi medis. Pada saat itulah, seorang wanita menatap mereka dengan tatapan sinis.
Alamudi menceritakan penyerangan itu di Facebook hari Minggu. Serangan pada hari Jumat pekan lalu tersebut dimulai ketika Alamudi dan istrinya hendak masuk ke mobil untuk pergi ke acara yang sudah direncanakan.
Ketegangan mulai terjadi saat pelaku serangan menatap istri Alamudi secara sinis. Untuk meredakan ketegangan, istri Alamudi melambaikan tangan kepada pelaku yang diketahui seorang mahasiswi di universitas yang sama.
Sikap ramah korban justru direspons terbalik. Pelaku mendorong korban.
Alamudi akhirnya bergegas masuk ke mobil bersama istrinya dan mengunci diri mereka di dalam. Tapi, pelaku terus mencoba menyerang dengan menarik gagang pintu mobil. Pelaku juga meninju jendela mobil sembari menuntut agar korban melepas niqab-nya.
Alamudi merekam aksi penyerangan itu. Menurutnya, pelaku serangan diduga berasal dari negara Asia Timur. ”Siapa Anda? Mengapa Anda mengenakan topeng? Teroris. Anda punya pistol?,” teriak pelaku dalam bahasa Inggris.
”Saya hanya bereaksi setelah dia akan merusak wiper saya (hari itu hujan). Saya memindahkan wanita kasar itu menjauh dari istri saya, sampai beberapa saksi membantu dalam upaya untuk menenangkannya sampai pihak keamanan kampus datang,” tulis Alamudi di Facebook.
Penyerang itu menuntut Alamudi menunjukkan beberapa ID (kartu pengenal). Penyerang juga mencurigai istri Alamudi menyembunyikan sesuatu di balik gaunnya.
Polisi tiba setelah menerima laporan dari petugas keamanan kampus. Penyerang yang berusia 35 tahun itu ditangkap.
Pelaku serangan didakwa melakukan serangan di tempat umum dan merusak properti. Pelaku yang identitasnya tidak diungkap polisi itu telah dibebaskan, tapi wajib datang ke pengadilan pada bulan Maret mendatang.
Alamudi merasa apa yang dia alami bersama istrinya itu sebagai gejala Islamophobia. ”Sayangnya, ini jenis Islamophobia. Ini adalah masalah yang sistematis, menyeluruh dalam masyarakat kita yang terus dibesarkan oleh propaganda dari beberapa media dan beberapa politisi. Muslim (diperlakukan) tidak manusiawi. Ini adalah masalah,” tulis Alamudi, seperti dikutip dari akun Facebook-nya, Senin (23/1/2017).
Suami korban Ramzy Alamudi, mengatakan, dia dan istrinya pada pekan lalu berencana menikmati “acara khusus” karena dia mendapatkan nilai bagus dalam ujian akhir untuk studi medis. Pada saat itulah, seorang wanita menatap mereka dengan tatapan sinis.
Alamudi menceritakan penyerangan itu di Facebook hari Minggu. Serangan pada hari Jumat pekan lalu tersebut dimulai ketika Alamudi dan istrinya hendak masuk ke mobil untuk pergi ke acara yang sudah direncanakan.
Ketegangan mulai terjadi saat pelaku serangan menatap istri Alamudi secara sinis. Untuk meredakan ketegangan, istri Alamudi melambaikan tangan kepada pelaku yang diketahui seorang mahasiswi di universitas yang sama.
Sikap ramah korban justru direspons terbalik. Pelaku mendorong korban.
Alamudi akhirnya bergegas masuk ke mobil bersama istrinya dan mengunci diri mereka di dalam. Tapi, pelaku terus mencoba menyerang dengan menarik gagang pintu mobil. Pelaku juga meninju jendela mobil sembari menuntut agar korban melepas niqab-nya.
Alamudi merekam aksi penyerangan itu. Menurutnya, pelaku serangan diduga berasal dari negara Asia Timur. ”Siapa Anda? Mengapa Anda mengenakan topeng? Teroris. Anda punya pistol?,” teriak pelaku dalam bahasa Inggris.
”Saya hanya bereaksi setelah dia akan merusak wiper saya (hari itu hujan). Saya memindahkan wanita kasar itu menjauh dari istri saya, sampai beberapa saksi membantu dalam upaya untuk menenangkannya sampai pihak keamanan kampus datang,” tulis Alamudi di Facebook.
Penyerang itu menuntut Alamudi menunjukkan beberapa ID (kartu pengenal). Penyerang juga mencurigai istri Alamudi menyembunyikan sesuatu di balik gaunnya.
Polisi tiba setelah menerima laporan dari petugas keamanan kampus. Penyerang yang berusia 35 tahun itu ditangkap.
Pelaku serangan didakwa melakukan serangan di tempat umum dan merusak properti. Pelaku yang identitasnya tidak diungkap polisi itu telah dibebaskan, tapi wajib datang ke pengadilan pada bulan Maret mendatang.
Alamudi merasa apa yang dia alami bersama istrinya itu sebagai gejala Islamophobia. ”Sayangnya, ini jenis Islamophobia. Ini adalah masalah yang sistematis, menyeluruh dalam masyarakat kita yang terus dibesarkan oleh propaganda dari beberapa media dan beberapa politisi. Muslim (diperlakukan) tidak manusiawi. Ini adalah masalah,” tulis Alamudi, seperti dikutip dari akun Facebook-nya, Senin (23/1/2017).
(mas)