Afrika Barat Memanas, Pasukan Senegal Masuki Wilayah Gambia
A
A
A
BANJUL - Tentara Senegal telah memasuki Gambia untuk mendukung presiden terpilih Adama Barrow. Barrow sendiri telah dilantik sebagai presiden pada hari Kamis kemarin setelah memenangkan pemilu pada bulan lalu.
Barrow mengambil sumpah jabatannya di kedutaan Gambia di Ibu Kota Senegal, Dakar. Ia pun mendapat legitimasi dari dunia internasional.
Baca juga:
Diktator Jammeh Tolak Lengser, Gambia Punya Dua Presiden
Seperti dikutip dari BBC, Jumat (20/1/2017), sebuah konvoi tentara Senegal bersenjata berat lengkap dengan pakaian tempur terlihat menuju perbatasan Gambia. Mereka didukung oleh angkatan udara Nigeria dan kekuatan angkatan laut serta pasukan lain dari Ghana.
Seorang juru bicara militer Senegal, Kolonel Abdou Ndiaye kepada BBC mengatakan bahwa pasukan tidak menemui perlawanan dan sedang menuju ke Ibu Kota Gambia, Banjul.
"Ini sudah menjadi perang. Jika kami menemukan perlawanan, kami akan melawannya. Jika ada orang yang berjuang untuk mantan presiden, kami akan melawan mereka. Tujuan utama adalah untuk memulihkan demokrasi dan untuk memungkinkan presiden yang baru terpilih untuk mengambil alih," kata Ndiaye memperingatkan.
Tapi kepala militer Gambia, Ousman Badjie mengatakan, pasukannya tidak akan melawan pasukan Senegal karena hal itu adalah sengketa "politik". "Saya tidak akan melibatkan tentara saya dalam pertarungan bodoh. Saya menyukai pasukan saya," katanya.
Dalam pidato pelantikan, Presiden Barrow memerintahkan semua anggota angkatan bersenjata Gambia untuk tetap di barak mereka. "Jika ditemukan ada yang mengangkat senjata akan dianggap pemberontak," katanya.
Barrow mengambil sumpah jabatannya di kedutaan Gambia di Ibu Kota Senegal, Dakar. Ia pun mendapat legitimasi dari dunia internasional.
Baca juga:
Diktator Jammeh Tolak Lengser, Gambia Punya Dua Presiden
Seperti dikutip dari BBC, Jumat (20/1/2017), sebuah konvoi tentara Senegal bersenjata berat lengkap dengan pakaian tempur terlihat menuju perbatasan Gambia. Mereka didukung oleh angkatan udara Nigeria dan kekuatan angkatan laut serta pasukan lain dari Ghana.
Seorang juru bicara militer Senegal, Kolonel Abdou Ndiaye kepada BBC mengatakan bahwa pasukan tidak menemui perlawanan dan sedang menuju ke Ibu Kota Gambia, Banjul.
"Ini sudah menjadi perang. Jika kami menemukan perlawanan, kami akan melawannya. Jika ada orang yang berjuang untuk mantan presiden, kami akan melawan mereka. Tujuan utama adalah untuk memulihkan demokrasi dan untuk memungkinkan presiden yang baru terpilih untuk mengambil alih," kata Ndiaye memperingatkan.
Tapi kepala militer Gambia, Ousman Badjie mengatakan, pasukannya tidak akan melawan pasukan Senegal karena hal itu adalah sengketa "politik". "Saya tidak akan melibatkan tentara saya dalam pertarungan bodoh. Saya menyukai pasukan saya," katanya.
Dalam pidato pelantikan, Presiden Barrow memerintahkan semua anggota angkatan bersenjata Gambia untuk tetap di barak mereka. "Jika ditemukan ada yang mengangkat senjata akan dianggap pemberontak," katanya.
(ian)