Korsel: Korut Punya Plutonium untuk Membuat 10 Bom Nuklir
A
A
A
SEOUL - Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) memiliki sekitar 110 pon plutonium yang cukup untuk membuat 10 bom nuklir. Pernyataan ini muncul seminggu setelah pemimpin Korut, Kim Jong-un, mengatakan negara telah dekat dengan uji coba rudal antar benua.
"Menurut laporan tahunan Kementerian Pertahanan, cadangan plutonium Korut meningkat secara substansial pada tahun 2016, dibandingkan dengan 88 pon pada tahun 2014 lalu," begitu laporan kantor berita Yonhap yang disitat IB Times, Rabu (11/1/2017).
Laporan itu juga mencatat bahwa Pyongyang memiliki cukup kemampuan untuk memproduksi senjata berdasarkan uranium yang sudah diperkaya.
Agustus lalu, Korut menegaskan telah memproduksi ulang plutonium di negaranya, berikut spekulasi dibukanya kembali fasilitas nuklir Yongbyon. Reaktor Yongbyon sendiri ditutup pada bulan Juli 2007.
Laporan Kementerian Pertahanan Korsel juga menyatakan negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu telah meningkatkan jumlah pasukan menjadi 1,28 juta pada tahun 2016 dari 1,2 juta pada tahun 2014. Selama periode yang sama, angkatan udara menurun dari 120 ribu menjadi 110 ribu tentara. Sementara angkatan laut negara itu tetap tidak berubah yaitu 60 ribu pasukan.
Pada hari Minggu, kementerian luar negeri Korut mengatakan negara itu mengembangkan rudal nuklir antar benua untuk pertahanan diri melawan ancaman perang nuklir yang ditutupi oleh AS.
Kementerian itu juga mengatakan Pyongyang mengembangkan bom hidrogen dan memiliki akses ke hulu ledak nuklir standar yang ditempatkan pada senjata nuklir yang mempunyai kecepatan tingkat tinggi. "ICBM tersebut akan diluncurkan kapan saja dan di mana saja ditentukan oleh kantor pusat tertinggi DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea)," tambah kementerian itu.
"Menurut laporan tahunan Kementerian Pertahanan, cadangan plutonium Korut meningkat secara substansial pada tahun 2016, dibandingkan dengan 88 pon pada tahun 2014 lalu," begitu laporan kantor berita Yonhap yang disitat IB Times, Rabu (11/1/2017).
Laporan itu juga mencatat bahwa Pyongyang memiliki cukup kemampuan untuk memproduksi senjata berdasarkan uranium yang sudah diperkaya.
Agustus lalu, Korut menegaskan telah memproduksi ulang plutonium di negaranya, berikut spekulasi dibukanya kembali fasilitas nuklir Yongbyon. Reaktor Yongbyon sendiri ditutup pada bulan Juli 2007.
Laporan Kementerian Pertahanan Korsel juga menyatakan negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu telah meningkatkan jumlah pasukan menjadi 1,28 juta pada tahun 2016 dari 1,2 juta pada tahun 2014. Selama periode yang sama, angkatan udara menurun dari 120 ribu menjadi 110 ribu tentara. Sementara angkatan laut negara itu tetap tidak berubah yaitu 60 ribu pasukan.
Pada hari Minggu, kementerian luar negeri Korut mengatakan negara itu mengembangkan rudal nuklir antar benua untuk pertahanan diri melawan ancaman perang nuklir yang ditutupi oleh AS.
Kementerian itu juga mengatakan Pyongyang mengembangkan bom hidrogen dan memiliki akses ke hulu ledak nuklir standar yang ditempatkan pada senjata nuklir yang mempunyai kecepatan tingkat tinggi. "ICBM tersebut akan diluncurkan kapan saja dan di mana saja ditentukan oleh kantor pusat tertinggi DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea)," tambah kementerian itu.
(ian)