Rusia Kurangi Militer di Suriah

Sabtu, 07 Januari 2017 - 22:52 WIB
Rusia Kurangi Militer...
Rusia Kurangi Militer di Suriah
A A A
MOSKOW - Militer Rusia mulai mengurangi pengerahan ke Suriah. Kapal induk Rusia pun diperintahkan meninggalkan zona konflik. “Sesuai keputusan komandan tertinggi pasukan bersenjata Rusia Vladimir Putin, Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mulai mengurangi pengerahan militer ke Suriah,” papar Panglima Militer Rusia Valery Gerasimov seperti dikutip kantor berita Reuters.

Gerasimov memerintahkan komando grup angkatan laut yang dipimpin kapal induk Admiral Kuznetsov untuk memulai persiapan kembali ke pangkalan di Lingkar Arktik. Kuznetsov juga memimpin kapal battlecruiser Pyotr Veliky bertenaga nuklir dan kapal destroyer Severomorsk.

“Tugas-tugas untuk grup kapal induk selama misi militernya telah terpenuhi,” ungkap komandan utama Rusia di Suriah Andrei Kartapolov. Pesawat-pesawat di kapal induk itu telah menggelar sekitar 420 serangan dan mengenai 1.252 target teroris selama dua bulan terlibat misi Suriah.

Kartapolov menegaskan, Rusia masih memiliki kemampuan pertahanan udara yang cukup di Suriah karena sistem S-300 dan S-400 yang dikerahkan di negara itu. Kuznetsov tiba di Suriah pada November saat Rusia meningkatkan kemampuan tempur di darat dan di Mediterania untuk mendukung pasukan rezim Suriah menguasai kota Aleppo.

Selama pengerahan ke Suriah, Kuznetsov yang dibuat di era Uni Soviet itu mengalami sejumlah insiden sehingga beberapa pengamat militer mempertanyakan efektivitas pengerahan kapal tua tersebut. Pasukan yang setia pada Presiden Suriah Bashar al-Assad akhirnya berhasil mengusir pemberontak dari Aleppo bulan lalu dalam kemenangan terbesar mereka selama lima tahun konflik.

Kemenangan di Aleppo membuka jalan bagi Kremlin untuk meluncurkan solusi politik bagi konflik tersebut. Presiden Putin memerintahkan pengurangan pasukan di Suriah pada 29 Desember saat mengumumkan gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak. Rusia bersama Turki dan Iran, saat ini mendorong perundingan damai yang akan digelar akhir bulan ini di ibu kota Kazakhstan, Astana.

Moskow melancarkan kampanye pengeboman di Suriah pada September 2015 untuk membantu pasukan Assad. Putin juga telah mengumumkan penarikan sebagian pasukan Rusia pada Maret 2016, tapi Moskow kemudian meningkatkan kehadiran militernya saat pertempuran semakin gencar.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1317 seconds (0.1#10.140)