Filipina Masih Buru Lebih dari 110 Narapidana yang Kabur
A
A
A
MANILA - Otoritas Filipina hingga kemarin telah menangkap atau membunuh puluhan narapidana yang kabur dari penjara di Kota Kidapawan. Meski demikian, lebih dari 110 narapidana masih diburu di kawasan persawahan dan desa-desa terisolasi.
Tersangka gerilyawan menyerbu penjara itu pada Rabu (4/1) dan membebaskan 158 tahanan serta membunuh seorang penjaga. Otoritas menyatakan, penyerangan di penjara itu diduga bertujuan membebaskan teman-teman gerilyawan pemberontak tersebut.
Empat puluh narapidana telah berhasil ditangkap kembali kemarin siang. Adapun tujuh narapidana lain tewas saat perburuan yang melibatkan pasukan keamanan.
“Proses penangkapan kembali para tahanan yang kabur itu diwarnai penembakan mortir oleh aparat di kawasan pertanian dan hutan terpencil,” ungkap pernyataan otoritas penjara, dikutip kantor berita AFP . Proses perburuan para tahanan yang kabur itu menghadapi banyak tantangan.
“Ini wilayah yang sangat luas. Selain kebun tebu, karet, dan kelapa, ada banyak lokasi dan kamp yang dikuasai pemberontak sehingga kami tidak dapat dengan mudah masuk,” papar sipir penjara Peter Bongngat.
Menurut daftar yang dirilis otoritas penjara, sebanyak 39 narapidana yang kabur itu terlibat kasus pemerkosaan, termasuk 35 orang yang dipenjara dalam kasus pembunuhan. Di Kabacan, kota pertanian yang terletak 30 kilometer dari Kidapawan, warga memberi informasi pada tim pencari tentang para narapidana yang bersembunyi dan tidur di perkebunan karet dan kelapa sawit.
Para narapidana itu memanfaatkan pepohonan dan semak yang lebat untuk bersembunyi. “Kami waspada karena para tahanan itu tervonis kriminal. Tapi, yang bagus ialah warga kami bekerja sama,” kata Wali Kota Kabacan Herlo Guzman.
Filipina selatan menjadi tempat tinggal pemberontak separatis serta geng-geng yang mendeklarasikan beraliansi dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Wilayah selatan Mindanao merupakan wilayah kediaman minoritas muslim di Filipina yang mayoritas Katolik.
Kidapawan terletak 950 kilometer selatan Manila. Penjara di Kidapawan terkenal sangat sesak penghuni dengan menampung 1.500 tahanan. Fasilitas di sana bekas gedung sekolah yang selama 15 tahun terakhir sering menjadi target serangan para militan. Pada 2007 warga Filipina Khair Mundos yang kemudian menjadi salah satu tersangka teroris yang paling diburu di dunia melarikan diri bersama 48 narapidana lain.
Mundos yang kepalanya dihargai USD500.000 oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) itu berhasil ditangkap kembali di Manila tujuh tahun kemudian setelah melarikan diri. “Pembobolan penjara pada Rabu (4/1) itu yang terbesar sepanjang sejarah Filipina,” ungkap juru bicara Biro Pidana dan Manajemen Penjara Xavier Solda.
Solda menambahkan, ada 13 target penting yakni tujuh orang pemberontak dan enam anggota geng kejahatan terorganisasi tidak dapat kabur dalam aksi penyerangan tersebut.
Sebelumnya Bongngat meyakini militan itu kelompok pecahan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), organisasi perlawanan terbesar yang menggelar perundingan damai dengan pemerintah.
Tersangka gerilyawan menyerbu penjara itu pada Rabu (4/1) dan membebaskan 158 tahanan serta membunuh seorang penjaga. Otoritas menyatakan, penyerangan di penjara itu diduga bertujuan membebaskan teman-teman gerilyawan pemberontak tersebut.
Empat puluh narapidana telah berhasil ditangkap kembali kemarin siang. Adapun tujuh narapidana lain tewas saat perburuan yang melibatkan pasukan keamanan.
“Proses penangkapan kembali para tahanan yang kabur itu diwarnai penembakan mortir oleh aparat di kawasan pertanian dan hutan terpencil,” ungkap pernyataan otoritas penjara, dikutip kantor berita AFP . Proses perburuan para tahanan yang kabur itu menghadapi banyak tantangan.
“Ini wilayah yang sangat luas. Selain kebun tebu, karet, dan kelapa, ada banyak lokasi dan kamp yang dikuasai pemberontak sehingga kami tidak dapat dengan mudah masuk,” papar sipir penjara Peter Bongngat.
Menurut daftar yang dirilis otoritas penjara, sebanyak 39 narapidana yang kabur itu terlibat kasus pemerkosaan, termasuk 35 orang yang dipenjara dalam kasus pembunuhan. Di Kabacan, kota pertanian yang terletak 30 kilometer dari Kidapawan, warga memberi informasi pada tim pencari tentang para narapidana yang bersembunyi dan tidur di perkebunan karet dan kelapa sawit.
Para narapidana itu memanfaatkan pepohonan dan semak yang lebat untuk bersembunyi. “Kami waspada karena para tahanan itu tervonis kriminal. Tapi, yang bagus ialah warga kami bekerja sama,” kata Wali Kota Kabacan Herlo Guzman.
Filipina selatan menjadi tempat tinggal pemberontak separatis serta geng-geng yang mendeklarasikan beraliansi dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Wilayah selatan Mindanao merupakan wilayah kediaman minoritas muslim di Filipina yang mayoritas Katolik.
Kidapawan terletak 950 kilometer selatan Manila. Penjara di Kidapawan terkenal sangat sesak penghuni dengan menampung 1.500 tahanan. Fasilitas di sana bekas gedung sekolah yang selama 15 tahun terakhir sering menjadi target serangan para militan. Pada 2007 warga Filipina Khair Mundos yang kemudian menjadi salah satu tersangka teroris yang paling diburu di dunia melarikan diri bersama 48 narapidana lain.
Mundos yang kepalanya dihargai USD500.000 oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) itu berhasil ditangkap kembali di Manila tujuh tahun kemudian setelah melarikan diri. “Pembobolan penjara pada Rabu (4/1) itu yang terbesar sepanjang sejarah Filipina,” ungkap juru bicara Biro Pidana dan Manajemen Penjara Xavier Solda.
Solda menambahkan, ada 13 target penting yakni tujuh orang pemberontak dan enam anggota geng kejahatan terorganisasi tidak dapat kabur dalam aksi penyerangan tersebut.
Sebelumnya Bongngat meyakini militan itu kelompok pecahan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), organisasi perlawanan terbesar yang menggelar perundingan damai dengan pemerintah.
(esn)