PBB: Gencatan Senjata Munculkan Optimisme di Aleppo
A
A
A
NEW YORK - PBB menuturkan gencatan senjata yang berlangsung di seluruh Suriah saat ini memunculkan optimisme di negara itu, khususnya di Aleppo. Gencatan senjata di Suriah berlangsung sejak pekan lalu.
Sajjad Malik, koordinator PBB untuk Aleppo menyatakan, masyarakat Aleppo telah menempatkan harapan mereka dalam proses perdamaian saat ini menghasilkan gencatan senjata, di mana pemberontak menyerahkan daerah timur kota setelah mendapat serangan sporadis dari pasukan Presiden Bashar al-Assad.
"Begitu banyak sebelumnya gencatan senjata telah gagal. Tapi, kali ini entah bagaimana mereka merasa mungkin masyarakat internasional akan bertahan dan mungkin mereka akan mampu merebut kembali kehidupan dan mata pencaharian mereka," ucap Malik, seperti dilansir VoA pada Kamis (5/1).
Malik mengatakan, staf PBB sudah masuk ke Aleppo sejak akhir pekan lalu, dan sampai saat ini sudah lebih dari 100 orang staf PBB yang masuk dan keluar dari kota itu sejak pergantian tahun.
"Tidak ada yang mempersiapkan kita mengenai apa yang kita lihat di dalam sana. Kehancuran di Aleppo berada pada tingkat yang sulit dibayangkan," ungkapnya.
"Kebutuhan segera dan mendesak sangat besar, termasuk membersihkan sejumlah besar puing-puing, mengatasi kekhawatiran tentang keluarga yang telah terpisah, dan membawa anak-anak yang mengalami trauma akibat perang kembali ke sekolah untuk pertama kalinya dalam lebih dari lima tahun," ucap Malik.
Sajjad Malik, koordinator PBB untuk Aleppo menyatakan, masyarakat Aleppo telah menempatkan harapan mereka dalam proses perdamaian saat ini menghasilkan gencatan senjata, di mana pemberontak menyerahkan daerah timur kota setelah mendapat serangan sporadis dari pasukan Presiden Bashar al-Assad.
"Begitu banyak sebelumnya gencatan senjata telah gagal. Tapi, kali ini entah bagaimana mereka merasa mungkin masyarakat internasional akan bertahan dan mungkin mereka akan mampu merebut kembali kehidupan dan mata pencaharian mereka," ucap Malik, seperti dilansir VoA pada Kamis (5/1).
Malik mengatakan, staf PBB sudah masuk ke Aleppo sejak akhir pekan lalu, dan sampai saat ini sudah lebih dari 100 orang staf PBB yang masuk dan keluar dari kota itu sejak pergantian tahun.
"Tidak ada yang mempersiapkan kita mengenai apa yang kita lihat di dalam sana. Kehancuran di Aleppo berada pada tingkat yang sulit dibayangkan," ungkapnya.
"Kebutuhan segera dan mendesak sangat besar, termasuk membersihkan sejumlah besar puing-puing, mengatasi kekhawatiran tentang keluarga yang telah terpisah, dan membawa anak-anak yang mengalami trauma akibat perang kembali ke sekolah untuk pertama kalinya dalam lebih dari lima tahun," ucap Malik.
(esn)