Inggris Danai Drone Pengiriman Bantuan Medis untuk Selamatkan Ibu dan Bayi
A
A
A
LONDON - Drone yang mengirimkan darah dan obat-obatan ke wilayah perdesaan Tanzania dapat membantu menyelamatkan nyawa banyak perempuan dan bayi yang baru lahir.
Tanzania merupakan salah satu negara dengan penyebab terbesar kematian ibu hamil adalah kehabisan darah saat melahirkan bayi. Karena itu, Departemen untuk Pembangunan Internasional Inggris (DFID) memberikan dana untuk uji coba yang akan dimulai awal tahun depan.
”Drone pengiriman dapat membantu lebih dari 50.000 kelahiran per tahun di negara Afrika Timur tersebut,” ungkap pernyataan DFID, dikutip kantor berita Reuters. Drone dapat membawa beban hingga 1 kilogram berisi suplai medis dan mengurangi waktu tempuh hingga 19 menit dari 110 menit yang dibutuhkan oleh rata-rata kendaraan.
”Inggris berada di lini depan investasi untuk teknologi terbaru demi mengatasi perubahan global sekarang seperti wabah penyakit, darurat medis, dan respons bencana,” papar Sekretaris DFID Priti Patel. ”Pendekatan modern dan inovatif ini menjamin kami mencapai hasil terbaik bagi rakyat termiskin di dunia dan memberikan nilai untuk uang para pembayar pajak Inggris,” ungkap Patel.
Banjir musiman di Tanzania dapat menyulitkan mobil dan sepeda motor untuk mengirimkan suplai darah darurat ke klinik-klinik kesehatan di wilayah perdesaan secara cepat untuk menyelamatkan nyawa. Drone yang terbang pada ketinggian 150 meter di atas darat dapat mencapai lokasi hingga 75 kilometer dari bank darah pusat di ibu kota Dodoma, Tanzania.
DFID juga menguji drone untuk memetakan wilayah Nepal yang rawan banjir dan tanah longsor untuk memperbaiki respons darurat. ”Untuk membantu orang secara cepat saat bencana menerjang itu penting untuk dengan tepat mengetahui di mana fasilitas medis dan apa kondisi jalanan lokal di sana,” ungkap pernyataan DFID.
Saat ini drone telah banyak digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari sekadar permainan hingga untuk tujuan komersial. Teknologi drone pun terus berkembang untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia di berbagai bidang.
Tanzania merupakan salah satu negara dengan penyebab terbesar kematian ibu hamil adalah kehabisan darah saat melahirkan bayi. Karena itu, Departemen untuk Pembangunan Internasional Inggris (DFID) memberikan dana untuk uji coba yang akan dimulai awal tahun depan.
”Drone pengiriman dapat membantu lebih dari 50.000 kelahiran per tahun di negara Afrika Timur tersebut,” ungkap pernyataan DFID, dikutip kantor berita Reuters. Drone dapat membawa beban hingga 1 kilogram berisi suplai medis dan mengurangi waktu tempuh hingga 19 menit dari 110 menit yang dibutuhkan oleh rata-rata kendaraan.
”Inggris berada di lini depan investasi untuk teknologi terbaru demi mengatasi perubahan global sekarang seperti wabah penyakit, darurat medis, dan respons bencana,” papar Sekretaris DFID Priti Patel. ”Pendekatan modern dan inovatif ini menjamin kami mencapai hasil terbaik bagi rakyat termiskin di dunia dan memberikan nilai untuk uang para pembayar pajak Inggris,” ungkap Patel.
Banjir musiman di Tanzania dapat menyulitkan mobil dan sepeda motor untuk mengirimkan suplai darah darurat ke klinik-klinik kesehatan di wilayah perdesaan secara cepat untuk menyelamatkan nyawa. Drone yang terbang pada ketinggian 150 meter di atas darat dapat mencapai lokasi hingga 75 kilometer dari bank darah pusat di ibu kota Dodoma, Tanzania.
DFID juga menguji drone untuk memetakan wilayah Nepal yang rawan banjir dan tanah longsor untuk memperbaiki respons darurat. ”Untuk membantu orang secara cepat saat bencana menerjang itu penting untuk dengan tepat mengetahui di mana fasilitas medis dan apa kondisi jalanan lokal di sana,” ungkap pernyataan DFID.
Saat ini drone telah banyak digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari sekadar permainan hingga untuk tujuan komersial. Teknologi drone pun terus berkembang untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia di berbagai bidang.
(esn)