Turki dan Rusia Siap Jadi Penjamin Gencatan Senjata Suriah
A
A
A
ANKARA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki mengatakan pihaknya siap untuk menjadi penjamin gencatan senjata di Suriah bersama Rusia. Ia juga berharap untuk dapat melihat gencatan senjata secara nasional pada akhir tahun.
"Ankara berusaha untuk menciptakan sebuah gencatan senjata yang komprehensif di Suriah sebelum akhir tahun. Kami siap bekerja sama dengan Rusia untuk bertindak sebagai penjamin gencatan senjata," kata Menlu Turki Mevlut Cavusoglu.
Ia menambahkan bahwa semua kelompok bersenjata asing, termasuk kelompok Syiah Hizbullah, harus meninggalkan Suriah dalam dalam sebuah wawancara dengan penyiar Turki A Haber seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (29/12/2016).
Pada tanggal 20 Desember lalu Menlu Rusia, Iran dan Turki bertemu di Moskow. Mereka menekankan pentingnya memperluas rezim gencatan senjata di Suriah. Ketiganya juga mengumumkan kesediaan mereka untuk menengahi kesepakatan masa depan antara Damaskus dan oposisi.
Cavusoglu mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Suriah bisa berlaku kapan saja. Itu dikatannya setelah media Turki menurunkan laporan yang mengutip sebuah sumber yang menyatakan Turki dan Rusia telah mencapai kesepakatan soal kerangka perjanjian.
"Ankara berusaha untuk menciptakan sebuah gencatan senjata yang komprehensif di Suriah sebelum akhir tahun. Kami siap bekerja sama dengan Rusia untuk bertindak sebagai penjamin gencatan senjata," kata Menlu Turki Mevlut Cavusoglu.
Ia menambahkan bahwa semua kelompok bersenjata asing, termasuk kelompok Syiah Hizbullah, harus meninggalkan Suriah dalam dalam sebuah wawancara dengan penyiar Turki A Haber seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (29/12/2016).
Pada tanggal 20 Desember lalu Menlu Rusia, Iran dan Turki bertemu di Moskow. Mereka menekankan pentingnya memperluas rezim gencatan senjata di Suriah. Ketiganya juga mengumumkan kesediaan mereka untuk menengahi kesepakatan masa depan antara Damaskus dan oposisi.
Cavusoglu mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Suriah bisa berlaku kapan saja. Itu dikatannya setelah media Turki menurunkan laporan yang mengutip sebuah sumber yang menyatakan Turki dan Rusia telah mencapai kesepakatan soal kerangka perjanjian.
(ian)