PPI: Perang Suriah Bukan Konflik Sektarian
A
A
A
DAMASKUS - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Suriah menegaskan, konflik yang terjadi di Suriah bukanlah konflik sektarian. Pernyataan ini datang ditengah munculnya sentimen di dalam negeri mengenai etnis Sunni melawan etnis Syiah di Suriah.
Dalam siaran pers yang diterima Sindonews pada Rabu (28/12), PPI mengatakan, sebelum konflik, Suriah adalah salah satu negara dengan tingkat kriminalitas terendah di dunia. PPI menyebut kehidupan beragama di Suriah cukup moderat dan toleran.
"Konflik di Suriah bukanlah konflik sektarian. Melainkan konflik yang berkaitan erat dengan berbagai kepentingan politik regional dan global. Tentara Suriah merupakan tentara yang terdiri dari berbagai suku dan agama," kata PPI dalam siaran persnya.
Terkait Aleppo, PPI menuturkan, kota itu adalah kota yang sangat strategis secara geografis, dan juga merupakan kota terbesar kedua di Suriah. Sehingga kota ini menjadi rebutan banyak pihak di Suriah.
Di kesempatan yang sama, PPI juga mengimbau kepada pemerintah Indonesia untuk mewaspada WNI yang terlibat konflik di Suriah, dan meminta untuk melakukan komunikasi dengan Perkumpulan Alumni Syam Indonesia (AL-SYAMI), yang merupakan wadah resmi PPI di tanah air.
"PPI Suriah juga mengecam keras segala bentuk kekerasan atas nama agama dan segala bentuk aksi yang dapat mengancam kesatuan NKRI, atau keharmonisan bersama," tukasnya.
Dalam siaran pers yang diterima Sindonews pada Rabu (28/12), PPI mengatakan, sebelum konflik, Suriah adalah salah satu negara dengan tingkat kriminalitas terendah di dunia. PPI menyebut kehidupan beragama di Suriah cukup moderat dan toleran.
"Konflik di Suriah bukanlah konflik sektarian. Melainkan konflik yang berkaitan erat dengan berbagai kepentingan politik regional dan global. Tentara Suriah merupakan tentara yang terdiri dari berbagai suku dan agama," kata PPI dalam siaran persnya.
Terkait Aleppo, PPI menuturkan, kota itu adalah kota yang sangat strategis secara geografis, dan juga merupakan kota terbesar kedua di Suriah. Sehingga kota ini menjadi rebutan banyak pihak di Suriah.
Di kesempatan yang sama, PPI juga mengimbau kepada pemerintah Indonesia untuk mewaspada WNI yang terlibat konflik di Suriah, dan meminta untuk melakukan komunikasi dengan Perkumpulan Alumni Syam Indonesia (AL-SYAMI), yang merupakan wadah resmi PPI di tanah air.
"PPI Suriah juga mengecam keras segala bentuk kekerasan atas nama agama dan segala bentuk aksi yang dapat mengancam kesatuan NKRI, atau keharmonisan bersama," tukasnya.
(esn)