Komandan Iran: Aleppo Adalah Garis Depan Revolusi Islam
A
A
A
TEHERAN - Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC), Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari, memuji 'kemenangan' di Aleppo, Suriah. Ia mengklaim bahwa kota itu merupakan garis depan untuk revolusi Islam di negaranya.
Menurut Jafari, pemerintah Iran melihat evakuasi warga dari Aleppo dan penghancuran kota sebagai kemenangan. Jafari juga mengatakan bahwa Teheran sekarang memandang keamanan di luar perbatasannya.
"Keamanan kami telah melampaui batas geografis kita," katanya sembari menambahkan bahwa mengekspor revolusi Islam adalah salah satu prestasi negaranya yang dipimpin oleh Pemimpin Agung Ali Khamenei seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (27/12/2016).
Pernyataan Jafari ini sangat kontradiktif dengan pernyataan pemerintah Iran. Teheran selama ini hanya menyatakan mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dan berkonsultasi dengan dengannya terkait dengan apa yang disebutnta sebagai terorisme di Suriah.
Pertempuran untuk Aleppo berlangsung selama hampir setengah tahun setelah Tentara Suriah pertama mengepung gerilyawan dan pemberontak berlindung di kota, pada akhir Juli lalu. Selama operasi untuk membebaskan Aleppo, lebih dari 78.000 warga sipil berhasil melarikan diri distrik timur ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah dengan bantuan dari Pusat untuk RekonsiliasiRusia.
Pada awal Desember, pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok bersenjata mencapai kesepakatan, yang ditengahi oleh Rusia dan Turki. Kesepakatan itu termasuk evakuasi pemberontak yang tersisa dan militan serta anggota keluarganya melalui koridor kemanusiaan yang didirikan oleh pasukan pemerintah.
Menurut Jafari, pemerintah Iran melihat evakuasi warga dari Aleppo dan penghancuran kota sebagai kemenangan. Jafari juga mengatakan bahwa Teheran sekarang memandang keamanan di luar perbatasannya.
"Keamanan kami telah melampaui batas geografis kita," katanya sembari menambahkan bahwa mengekspor revolusi Islam adalah salah satu prestasi negaranya yang dipimpin oleh Pemimpin Agung Ali Khamenei seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (27/12/2016).
Pernyataan Jafari ini sangat kontradiktif dengan pernyataan pemerintah Iran. Teheran selama ini hanya menyatakan mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dan berkonsultasi dengan dengannya terkait dengan apa yang disebutnta sebagai terorisme di Suriah.
Pertempuran untuk Aleppo berlangsung selama hampir setengah tahun setelah Tentara Suriah pertama mengepung gerilyawan dan pemberontak berlindung di kota, pada akhir Juli lalu. Selama operasi untuk membebaskan Aleppo, lebih dari 78.000 warga sipil berhasil melarikan diri distrik timur ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah dengan bantuan dari Pusat untuk RekonsiliasiRusia.
Pada awal Desember, pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok bersenjata mencapai kesepakatan, yang ditengahi oleh Rusia dan Turki. Kesepakatan itu termasuk evakuasi pemberontak yang tersisa dan militan serta anggota keluarganya melalui koridor kemanusiaan yang didirikan oleh pasukan pemerintah.
(ian)