Badai Terjang Filipina, Ratusan Ribu Mengungsi

Senin, 26 Desember 2016 - 17:30 WIB
Badai Terjang Filipina, Ratusan Ribu Mengungsi
Badai Terjang Filipina, Ratusan Ribu Mengungsi
A A A
DARAGA - Ratusan ribu warga mengungsi dari wilayah yang menjadi jalur badai di Filipina, kemarin. Sejumlah bayi, anak balita, dan warga lanjut usia diangkut ke truk-truk militer meninggalkan wilayah rawan bencana.

Pemerintah Filipina memperingatkan, badai mengakibatkan ombak setinggi 2,5 meter, dapat memicu tanah longsor dan banjir di Semenanjung Bicol dan pulau-pulau terdekat. Ancaman badai di saat hari libur Natal itu memicu evakuasi massal mencapai ratusan ribu orang.

”Kami berkeliling dengan megafon dan memberi perintah pada warga kami untuk sarapan pagi, berkemas dan naik truk-truk militer,” ungkap Alberto Lindo, pejabat di Alcala, desa pertanian dengan 33.000 orang yang tinggal dekat gunung berapi Mayon. Sekitar 100 bayi, anak balita, orang tua dan warga lanjut usia diangkut pertama kali menuju gedung sekolah yang terletak sekitar tujuh kilometer jaraknya dari tempat tinggal mereka.

Evakuasi itu dilakukan saat hujan dan angin kencang mulai menerjang wilayah itu pada siang hari kemarin. ”Ada tumpukan pasir di lereng Gunung Mayon. Hujan deras dapat menurunkan tumpukan pasir itu dan mengubur rumah-rumah kami dalam lumpur pasir,” papar Lindo pada kantor berita AFP . Badan cuaca internasional dan Filipina menjelaskan, badai Nock-Ten akan menerjang Bicol di selatan pulau utama Luzon pada Minggu (25/12) malam. Nock-Ten merupakan nama yang diambil dari seekor burung yang ditemukan di Laos.

Pusat Peringatan Topan Gabungan Amerika Serikat memperkirakan, angin berkecepatan 231kilometerperjamhinggakecepatan 278 kilometer per jam akan menerjang saat Nock-Ten tiba di Provinsi Catanduanes yang dihuni 250.000 orang. Pemerintah menginstruksikan, lebih dari 12.000 warga mengungsi dari pantai Catanduanes setelah badan cuaca memperingatkan badai itu akan tiba pada pukul 06.00 sore waktu lokal.

”Tolong mengungsi sekarang saat Anda masih memiliki waktu,” kata Wakil Gubernur Catanduanes Shirley Abundo melalui televisi ABS-CBN. Di Provinsi Camarines Sur dekat Catanduanes, Gubernur Miguel Villafuerte menulis di halaman Facebook bahwa hampir 90.000 orang telah dievakuasi sebagai bagian dari targetnya mencapai ”nol korban”.

Di posting Twitter, Gubernur Villafuerte menjelaskan sulitnya meyakinkan orang agar segera mengungsi. ”Tolong mengungsi, kami akan beri babi panggang di pusatpusat evakuasi,” tweet -nya.

Perkiraan cuaca menyatakan, badai itu akan memengaruhi wilayah yang dihuni hampir 42 juta orang, termasuk ibu kota Manila yang diperkirakan akan diterjang badai pada hari ini. Pejabat pertahanan sipil di Bicol menjelaskan, hampir setengah juta orang di kawasan itu rawan terkena dampak bencana dan harus mengungsi. Evakuasi berlanjut di Hari Natal saat militer dan pemerintah lokal mengirim truk-truk untuk membawa warga meninggalkan daerah pantai dan lokasi lain yang pernah diterjang tanah longsor atau banjir saat badai sebelumnya.

Sekitar 20 badai atau topan menerjang Filipina setiap tahun dan menewaskan ratusan orang. Bicon merupakan salah satu wilayah yang diterjang badai untuk pertama kali. Daerah itu pun telah memiliki standar respons bencana untuk meminimalisasi korban.

”Kami telah memanggil tim respons pertama kali dari liburan. Mereka akan siap 24 jam dan dapat dipanggil segera untuk proses penyelamatan atau dukungan,” kata juru bicara badan pertahanan sipil regional Rachel Miranda. Nock-Ten mengakibatkan semua layanan kapal feri dan penerbangan komersial di Bicol dibatalkan. Badai ini menerjang di luar musim topan normal pada umumnya.

Beberapa ribu komuter terjebak di puluhan pelabuhan yang ditutup akibat badai. Mereka bermalam di dalam pusatpusat evakuasi kemarin. Setelah Bicol, Nock-Ten diperkirakan menerjang Luzon, termasuk Manila. Tim penyelamat di ibu kota dan pusat rawan banjir Luzon hingga ke wilayah utara telah siaga. Pusatpusat evakuasi sudah dibuka dan bahan makanan telah disiapkan. Penjaga pantai memerintahkan pantai-pantai di selatan Manila dikosongkan dari para wisatawan hingga hari ini.

Adapun, warga pinggir pantai di ibu kota juga diperingatkan segera meninggalkan rumah mereka. Gelombang laut seperti tsunami menerjang Kota Tacloban dan wilayah terdekat saat supertopan Haiyan menerjang Filipina tengah pada November 2013, mengakibatkan 7.350 orang tewas maupun hilang.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6238 seconds (0.1#10.140)
pixels