Mantu Habiskan Hampir Rp1 Triliun, Eks Koruptor Bikin Warga India Kesal
A
A
A
BANGALORE - Gali Janardhana Reddy, politikus India yang dikenal sebagai mantan koruptor pada bulan lalu menggelar pesta pernikahan mewah untuk putrinya dengan menghabiskan dana sekitar 5 miliar rupee atau hampir Rp1 triliun. Sosok Reddy hingga sekarang terus diperbincangkan warga India yang kesal karena pernikahan mewah digelar di saat publik kesulitan mendapatkan uang tunai.
Krisis uang tunai dipicu kebijakan pemerintah India untuk menarik uang pecahan 500 dan 1.000 rupee. Krisis itu membuat antrean massal hampir di setiap ATM di berbagai wilayah di India.
Reddy menggelar pernikahan mewah di selatan Kota Bangalore. Wartawan BBC Geeta Pandey, pada Jumat (23/12/2016) mengulas emosional warga Bangalore dan sekilas sosok tentang Reddy yang merupakan ayah pengantin wanita, pengusaha dan mantan menteri negara.
”Semua obrolan di sekitar antrean pernikahan itu. Kami memiliki semua video mulai dari kartu undangan dan persiapan pernikahan di media sosial dan karena kami semua mengalami kesulitan mendapatkan uang tunai, semua orang bertanya-tanya di mana Reddy bisa mendapatkan uang untuk membayar pernikahan putrinya? Rasanya inheren, tidak adil,” kata Rasaque, perempuan yang bekerja di sebuah perusahaan IT di Kota Bangalore, kepada BBC.
"Bahkan tanpa demonetisation, itu kurangajar, tapi dalam skenario ini, itu menjadi benar-benar tidak masuk akal,” ujarnya yang masih heran, bagaimana bisa politikus itu bisa mendapatkan uang tunai begitu besar di saat pemerintah sedang menariknya.
Pernikahan mewah itu digelar lima hari. Kartu undangan untuk tamu berlapis emas. Sebanyak 50 ribu tamu diundang. Para penari samba bahkan khusus diterbangkan dari Brasil untuk menghibur tamu di pesta pernikahan.
Reddy pernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata. Tapi, dia menghabiskan tiga tahun di penjara atas tuduhan korupsi sampai akhirnya dibebaskan dengan jaminan pada tahun lalu. Reddy tetap membantah tuduhan korupsi terhadap dirinya.
Setelah memicu kekesalan banyak orang atas penikahan mewah itu, pejabat pajak penghasilan menggerebek perusahaan tambang yang diduga milik Reddy di Bellary, 300 km (186 mil) dari Bangalore. Pada hari-hari berikutnya, Reddy diinterogasi untuk memberikan rincian biaya pernikahan mewah itu.
Penyelidikan diluncurkan setelah Reddy mengklaim bahwa dia telah menggadaikan properti di Bangalore dan Singapura untuk mengumpulkan uang tunai guna membiyai pernikahan mewah putrinya. Biaya pernikahan itu sudah dia bayar enam bulan lalu ketika rencana pernikahan mewah dimulai.
Namun, beberapa tokoh di Karnataka, Bangalore, tidak yakin dengan penjelasannya.
”Pernikahan telah dibayar oleh kekayaan haram,” kata aktivis politik SR Hiremath, yang melaporkan kasus korupsi Reddy ke Mahkamah Agung, kepada BBC. ”Saya bisa mengatakan ini dengan kepastian yang sama yang dapat Anda katakan tentang keberadaan matahari atau bulan,” ucap aktivis itu.
Hiremath mencemooh pesta pernikahan mewah itu sebagai ajang pamer kekayaan yang begitu vulgar. ”Sementara orang-orang antre untuk mendapatkan 2.000 dan 4.000 rupee, ini tidak dapat diterima bahwa dia menghabiskan 2 hingga 5 miliar rupee untuk pernikahan,” kesal dia.
Krisis uang tunai dipicu kebijakan pemerintah India untuk menarik uang pecahan 500 dan 1.000 rupee. Krisis itu membuat antrean massal hampir di setiap ATM di berbagai wilayah di India.
Reddy menggelar pernikahan mewah di selatan Kota Bangalore. Wartawan BBC Geeta Pandey, pada Jumat (23/12/2016) mengulas emosional warga Bangalore dan sekilas sosok tentang Reddy yang merupakan ayah pengantin wanita, pengusaha dan mantan menteri negara.
”Semua obrolan di sekitar antrean pernikahan itu. Kami memiliki semua video mulai dari kartu undangan dan persiapan pernikahan di media sosial dan karena kami semua mengalami kesulitan mendapatkan uang tunai, semua orang bertanya-tanya di mana Reddy bisa mendapatkan uang untuk membayar pernikahan putrinya? Rasanya inheren, tidak adil,” kata Rasaque, perempuan yang bekerja di sebuah perusahaan IT di Kota Bangalore, kepada BBC.
"Bahkan tanpa demonetisation, itu kurangajar, tapi dalam skenario ini, itu menjadi benar-benar tidak masuk akal,” ujarnya yang masih heran, bagaimana bisa politikus itu bisa mendapatkan uang tunai begitu besar di saat pemerintah sedang menariknya.
Pernikahan mewah itu digelar lima hari. Kartu undangan untuk tamu berlapis emas. Sebanyak 50 ribu tamu diundang. Para penari samba bahkan khusus diterbangkan dari Brasil untuk menghibur tamu di pesta pernikahan.
Reddy pernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata. Tapi, dia menghabiskan tiga tahun di penjara atas tuduhan korupsi sampai akhirnya dibebaskan dengan jaminan pada tahun lalu. Reddy tetap membantah tuduhan korupsi terhadap dirinya.
Setelah memicu kekesalan banyak orang atas penikahan mewah itu, pejabat pajak penghasilan menggerebek perusahaan tambang yang diduga milik Reddy di Bellary, 300 km (186 mil) dari Bangalore. Pada hari-hari berikutnya, Reddy diinterogasi untuk memberikan rincian biaya pernikahan mewah itu.
Penyelidikan diluncurkan setelah Reddy mengklaim bahwa dia telah menggadaikan properti di Bangalore dan Singapura untuk mengumpulkan uang tunai guna membiyai pernikahan mewah putrinya. Biaya pernikahan itu sudah dia bayar enam bulan lalu ketika rencana pernikahan mewah dimulai.
Namun, beberapa tokoh di Karnataka, Bangalore, tidak yakin dengan penjelasannya.
”Pernikahan telah dibayar oleh kekayaan haram,” kata aktivis politik SR Hiremath, yang melaporkan kasus korupsi Reddy ke Mahkamah Agung, kepada BBC. ”Saya bisa mengatakan ini dengan kepastian yang sama yang dapat Anda katakan tentang keberadaan matahari atau bulan,” ucap aktivis itu.
Hiremath mencemooh pesta pernikahan mewah itu sebagai ajang pamer kekayaan yang begitu vulgar. ”Sementara orang-orang antre untuk mendapatkan 2.000 dan 4.000 rupee, ini tidak dapat diterima bahwa dia menghabiskan 2 hingga 5 miliar rupee untuk pernikahan,” kesal dia.
(mas)