Rusia Disebut Uji Coba Senjata Anti Satelit
A
A
A
WASHINGTON - Rusia baru-baru ini tengah menguji apa yang diyakini sebagai senjata anti satelit. Begitu laporan CNN mengutip sumber dari pemerintah Amerika Serikat (AS) yang mengetahui tentang uji coba itu.
"AS melacak senjata itu dan senjata itu tidak menciptakan puing-puing, yang menunjukkan senjata itu tidak menghancurkan target," kata sumber itu seperti dikutip dari CNN, Kamis (22/12/2016).
Uji coba yang dilakukan oleh Rusia tersebut bisa dianggap sebagai demonstrasi provokatif kemampuan Moskow di luar angkasa. Pasalnya, kabar uji coba ini datang saat Presiden AS terpilih Donald Trump bersiap untuk berkantor di Gedung Putih. Rusia telah menunjukkan kemampuan untuk meluncurkan senjata anti satelit di masa lalu, termasuk rudal Nudolnya.
Para pejabat militer AS telah menyatakan keprihatinannya tentang berkembangnya senjata anti satelit Rusia. AS sangat bergantung pada satelit baik untuk kepentingan militer maupun penggunaan secara komersil.
Para pejabat AS juga meyakini jika Rusia telah mengerahkan apa yang disebut satelit Kamikaze, yang dikenal sebagai Kosmos 2499, yang dirancang untuk sidle satelit AS dan, jika diinginkan, dapat menghancurkan atau menonaktifkan mereka.
"Kami memiliki kemampuan pengawasan dan intelijen sangat baik, sehingga kita bisa melihat ancaman yang sedang dibangun. Jadi kita mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan diri," kata Komandan Komando Strategi AS, Jenderal John Hyten.
Komando Strategis AS, yang mengawasi operasi antariksa AS, menolak untuk membahas insiden baru-baru ini. "Kami memonitor peluncuran rudal di seluruh dunia, tetapi sebagai suatu kebijakan kami biasanya tidak membahas intelijen khusus untuk peluncuran tersebut," kata Komando Strategis dalam sebuah pernyataan.
"Kami tetap khawatir dengan kemampuan luar angkasa yang tumbuh di seluruh dunia, terutama dari China dan Rusia, karena kedua negara itu berkembang atau telah mengembangkan kemampuan kontra ruang angkasa. Pertanyaan khusus mengenai peluncuran atau uji coba Rusia harus diarahkan untuk Roscosmos atau pemerintah Rusia," imbuhnya.
Rusia tidak sendirian dalam pengembangan jenis senjata ini. China telah melakukan tes serupa, menghancurkan satelit cuaca lama di tahun 2007, sebuah langkah analis melihat sebagai indikasi kemampuan militer China.
AS juga telah menghancurkan satelit di ruang angkasa, melenyapkan satu satelit dengan rudal pada tahun 2008 setelah para pejabat Amerika mengatakan peluruhan orbit satelit menimbulkan risiko.
"AS melacak senjata itu dan senjata itu tidak menciptakan puing-puing, yang menunjukkan senjata itu tidak menghancurkan target," kata sumber itu seperti dikutip dari CNN, Kamis (22/12/2016).
Uji coba yang dilakukan oleh Rusia tersebut bisa dianggap sebagai demonstrasi provokatif kemampuan Moskow di luar angkasa. Pasalnya, kabar uji coba ini datang saat Presiden AS terpilih Donald Trump bersiap untuk berkantor di Gedung Putih. Rusia telah menunjukkan kemampuan untuk meluncurkan senjata anti satelit di masa lalu, termasuk rudal Nudolnya.
Para pejabat militer AS telah menyatakan keprihatinannya tentang berkembangnya senjata anti satelit Rusia. AS sangat bergantung pada satelit baik untuk kepentingan militer maupun penggunaan secara komersil.
Para pejabat AS juga meyakini jika Rusia telah mengerahkan apa yang disebut satelit Kamikaze, yang dikenal sebagai Kosmos 2499, yang dirancang untuk sidle satelit AS dan, jika diinginkan, dapat menghancurkan atau menonaktifkan mereka.
"Kami memiliki kemampuan pengawasan dan intelijen sangat baik, sehingga kita bisa melihat ancaman yang sedang dibangun. Jadi kita mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan diri," kata Komandan Komando Strategi AS, Jenderal John Hyten.
Komando Strategis AS, yang mengawasi operasi antariksa AS, menolak untuk membahas insiden baru-baru ini. "Kami memonitor peluncuran rudal di seluruh dunia, tetapi sebagai suatu kebijakan kami biasanya tidak membahas intelijen khusus untuk peluncuran tersebut," kata Komando Strategis dalam sebuah pernyataan.
"Kami tetap khawatir dengan kemampuan luar angkasa yang tumbuh di seluruh dunia, terutama dari China dan Rusia, karena kedua negara itu berkembang atau telah mengembangkan kemampuan kontra ruang angkasa. Pertanyaan khusus mengenai peluncuran atau uji coba Rusia harus diarahkan untuk Roscosmos atau pemerintah Rusia," imbuhnya.
Rusia tidak sendirian dalam pengembangan jenis senjata ini. China telah melakukan tes serupa, menghancurkan satelit cuaca lama di tahun 2007, sebuah langkah analis melihat sebagai indikasi kemampuan militer China.
AS juga telah menghancurkan satelit di ruang angkasa, melenyapkan satu satelit dengan rudal pada tahun 2008 setelah para pejabat Amerika mengatakan peluruhan orbit satelit menimbulkan risiko.
(ian)