Informasi Tersangka Teror Berlin Dihargai Rp1 M Lebih
A
A
A
BERLIN - Polisi di Berlin menawarkan hadiah 100 ribu Euro atau Rp1 miliar lebih untuk informasi yang mengarah pada penangkapan tersangka teror Berlin. Dalam serangan teror di sebuah pasar Natal itu, 12 orang tewas dan 48 lainnya luka-luka.
Pihak keamanan hingga saat ini masih memburu para pelaku yang diketahui bernama Anis Amri (24) asal Tunisia. Pelaku memiliki senjata dan berbahaya. "Anis Amri, tinggi 178 cm dan berat sekitar 75 kg, memiliki rambut hitam dan mata coklat," bunyi pernyataan Kantor Jaksa Federal Jerman (GBA) seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (22/12/2016).
Polisi sebelumnya menggerebek dua apartemen di kawasan Kreuzberg tapi gagal menemukan Amri. Penyidik percaya jika buruannya itu berada di salah satu apartemen sebelum mereka tiba.
Sementara itu, berbicara di radio Tunisia, ayah Amri mengatakan anaknya meninggalkan negara itu tujuh tahun lalu sebagai imigran ilegal. Amri menghabiskan waktu di penjara Italia atas tuduhan membakar sebuah sekolah. "Ia juga diduga terlibat perampokan dengan kekerasan di Tunisia," ungkap Ayahnya.
Serangan teror di Berlin terjadi setelah sebuah truk menghantam kerumunan dalam serangan yang mirip dengan yang terjadi di Nice, Prancis, pada bulan Juli lalu yang menewaskan 86 orang. Menurut media Der Spiegel, dokumen identitas milik Amri ditemukan di dalam truk tersebut.
Pihak keamanan hingga saat ini masih memburu para pelaku yang diketahui bernama Anis Amri (24) asal Tunisia. Pelaku memiliki senjata dan berbahaya. "Anis Amri, tinggi 178 cm dan berat sekitar 75 kg, memiliki rambut hitam dan mata coklat," bunyi pernyataan Kantor Jaksa Federal Jerman (GBA) seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (22/12/2016).
Polisi sebelumnya menggerebek dua apartemen di kawasan Kreuzberg tapi gagal menemukan Amri. Penyidik percaya jika buruannya itu berada di salah satu apartemen sebelum mereka tiba.
Sementara itu, berbicara di radio Tunisia, ayah Amri mengatakan anaknya meninggalkan negara itu tujuh tahun lalu sebagai imigran ilegal. Amri menghabiskan waktu di penjara Italia atas tuduhan membakar sebuah sekolah. "Ia juga diduga terlibat perampokan dengan kekerasan di Tunisia," ungkap Ayahnya.
Serangan teror di Berlin terjadi setelah sebuah truk menghantam kerumunan dalam serangan yang mirip dengan yang terjadi di Nice, Prancis, pada bulan Juli lalu yang menewaskan 86 orang. Menurut media Der Spiegel, dokumen identitas milik Amri ditemukan di dalam truk tersebut.
(ian)