China Sangkal Pakai Benih Cabai sebagai Senjata Biologis di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah China melalui Kedutaan Besar-nya di Jakarta menolak keras laporan yang menuduh bahwa China menggunakan "senjata biologis" di Indonesia. Laporan itu muncul setelah empat warga negara China ditangkap karena menanam benih cabai impor yang terinfeksi bakteri berbahaya di wilayah Indonesia.
Benih cabai yang terkontaminasi bakteri itu ditemukan ditanam di sebuah lahan tanam di Desa Sukadamai, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
Menurut Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Kementerian Pertanian Indonesia, benih cabai yang terkontaminasi bakteri berbahaya Erwinia chrysanthemi itu baru pertama kali ditemukan di Indonesia.
Benih cabai dan tanaman yang sudah tumbuh telah dimusnahkan. Para pengguna media sosial di Indonesia banyak yang berspekulasi bahwa temuan bakteri di benih cabai dan penangkapan tiga warga China sebagai konspirasi Beijing untuk melemahkan negara Indonesia.
”Masih belum pada nyadar juga serangan China ke negeri ini begitu nyata di berbagai lini? Dari narkoba, buruh gelap, skrg bakteri cabe!,” tulis salah satu pengguna Twitter @BoengParno.
Kedutaan Besar China membantah isu bahwa Beijing menggunakan "senjata biologis” untuk menghancurkan perekonomian Indonesia. Kedutaan tersebut resah dengan tuduhan yang mereka anggap tidak berdasar.
”Kami menentang keras mencampuradukkan kegiatan individu warga negara dan kegiatan negara asalnya, dengan tudingan tak berdasar yang menyebutnya sebagai ‘sebuah infiltrasi atau subversi untuk meruntuhkan ekonomi suatu negara’, dan ‘senjata biologis untuk menghancurkan ekonomi Indonesia’,” kata Duta Besar China untuk Indonesia, Xie Feng, yang dikutip dari situs resmi Kedubes China, Senin (19/12/2016).
Bantahan itu sejatinya sudah keluarkan Dubes Xie pada 15 Desember lalu, tak lama setelah kasus benih cabai terkontaminasi bakteri berbahaya ramai diperbincangkan publik Indonesia di media sosial. Kasus benih cabai berbakteri dan isu konspirasi Beijing untuk melemahkan Indonesia ini juga diulas media China, Shanghaiist, hari ini.
Benih cabai yang terkontaminasi bakteri itu ditemukan ditanam di sebuah lahan tanam di Desa Sukadamai, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
Menurut Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Kementerian Pertanian Indonesia, benih cabai yang terkontaminasi bakteri berbahaya Erwinia chrysanthemi itu baru pertama kali ditemukan di Indonesia.
Benih cabai dan tanaman yang sudah tumbuh telah dimusnahkan. Para pengguna media sosial di Indonesia banyak yang berspekulasi bahwa temuan bakteri di benih cabai dan penangkapan tiga warga China sebagai konspirasi Beijing untuk melemahkan negara Indonesia.
”Masih belum pada nyadar juga serangan China ke negeri ini begitu nyata di berbagai lini? Dari narkoba, buruh gelap, skrg bakteri cabe!,” tulis salah satu pengguna Twitter @BoengParno.
Kedutaan Besar China membantah isu bahwa Beijing menggunakan "senjata biologis” untuk menghancurkan perekonomian Indonesia. Kedutaan tersebut resah dengan tuduhan yang mereka anggap tidak berdasar.
”Kami menentang keras mencampuradukkan kegiatan individu warga negara dan kegiatan negara asalnya, dengan tudingan tak berdasar yang menyebutnya sebagai ‘sebuah infiltrasi atau subversi untuk meruntuhkan ekonomi suatu negara’, dan ‘senjata biologis untuk menghancurkan ekonomi Indonesia’,” kata Duta Besar China untuk Indonesia, Xie Feng, yang dikutip dari situs resmi Kedubes China, Senin (19/12/2016).
Bantahan itu sejatinya sudah keluarkan Dubes Xie pada 15 Desember lalu, tak lama setelah kasus benih cabai terkontaminasi bakteri berbahaya ramai diperbincangkan publik Indonesia di media sosial. Kasus benih cabai berbakteri dan isu konspirasi Beijing untuk melemahkan Indonesia ini juga diulas media China, Shanghaiist, hari ini.
(mas)