Kalah Pilpres, Hillary Salahkan Rusia dan Bos FBI
A
A
A
WASHINGTON - Mantan kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Clinton angkat bicara soal keterlibatan Rusia dalam pemilu. Rusia disebut berada di belakang kekalahan Hillary atas rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump.
Kepada para penyumbang dana untuk Partai Demokrat, Hillary mengatakan Presiden Putin memiliki dendam pribadi terhadap dirinya. Pernyataan Hillary itu merujuk pada pemilihan parlemen Rusia lima tahun lalu yang diduga penuh kecurangan.
Ia juga menunjuk keputusan Direktur FBI James Comey untuk membuka kembali penyidikan terhadap skandal email membuatnya kehilangan dukungan di negara-negara kunci seperti dikutip dari BBC, Sabtu (17/12/2016).
"Putin secara terbuka langsung menyalahkan saya untuk mencurahkan pelanggaran yang dilakukan oleh warganya dan apa yang ia katakan saat itu berhubungan langsung dengan apa yang ia lakukan dalam pemilihan ini," kata Hillary.
"Ini bukan hanya serangan terhadap Saya atau kampanye Saya, walaupun itu mungkin hanya menjadi bahan bakar untuk itu. Ini adalah serangan terhadap negara kita. Kita memiliki masalah politik yang diluar batas kenormalan. Ini tentang integritas demokrasi kita dan keamanan nasional," tukasnya.
Kepada para penyumbang dana untuk Partai Demokrat, Hillary mengatakan Presiden Putin memiliki dendam pribadi terhadap dirinya. Pernyataan Hillary itu merujuk pada pemilihan parlemen Rusia lima tahun lalu yang diduga penuh kecurangan.
Ia juga menunjuk keputusan Direktur FBI James Comey untuk membuka kembali penyidikan terhadap skandal email membuatnya kehilangan dukungan di negara-negara kunci seperti dikutip dari BBC, Sabtu (17/12/2016).
"Putin secara terbuka langsung menyalahkan saya untuk mencurahkan pelanggaran yang dilakukan oleh warganya dan apa yang ia katakan saat itu berhubungan langsung dengan apa yang ia lakukan dalam pemilihan ini," kata Hillary.
"Ini bukan hanya serangan terhadap Saya atau kampanye Saya, walaupun itu mungkin hanya menjadi bahan bakar untuk itu. Ini adalah serangan terhadap negara kita. Kita memiliki masalah politik yang diluar batas kenormalan. Ini tentang integritas demokrasi kita dan keamanan nasional," tukasnya.
(ian)