Terkonfirmasi, FBI Intai Muhammad Ali saat Ceramah di Masjid
A
A
A
NEW YORK - Sejumlah dokumen yang dirilis di situs Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa lembaga itu memang mengintai legenda tinju Muhammad Ali pada tahun 1966. Gerak-gerik Ali dipantau FBI termasuk proses perceraian dan ceramahnya di masjid Miami.
Perilisan dokumen FBI terbaru ini semula dilaporkan New York Times. Ali meninggal dunia pada Juni lalu di usia 74 tahun. Prestasi dan aktivitas Ali membuatnya jadi salah satu selebriti terkenal di dunia ketika tutup usia. Mantan Presiden Bill Clinton adalah salah satu tokoh yang menghadiri pemakamannya.
FBI selama ini dikritik karena mengintai sejumlah tokoh masyarakat, termasuk pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King Jr dan penyanyi John Lennon pada tahun 1960-an hingga 1970-an.
Dokumen tentang pengintaian Ali oleh FBI pada tahun 1966 merupakan batch terbaru dari sekitar 140 halaman dokumen lembaga investigasi AS tersebut. Dokumen rahasia FBI dirilis menyusul adanya gugatan dari kelompok konservatif Judicial Watch.
Ali dalam dokumen FBI ditulis dengan nama lahirnya, Ali Cassius Clay. Dokumen itu menyebut bahwa agen-agen FBI mengintai Ali sejak menjalani proses cerai dari istri pertamanya.
”Kantor (FBI) Miami diminta untuk mengikuti tindakan perceraian antara Cassius dan Sonja Clay dengan penekanan khusus ditempatkan pada setiap (yang terkait dengan) NOI (Nation of Islam), implikasi dibawa ke dalam masalah ini,” bunyi salah satu dokumen FBI yang dikutip Sabtu (17/12/2016).
Sebuah memo terpisah FBI menunjukkan bahwa lembaga itu juga mengintai Ali saat berceramah di sebuah masjid di Miami pada tahun 1966. Dalam ceramahnya, Ali membahas adanya upaya untuk melucuti gelar tinju kelas berat yang disandangnya dan Ali saat itu menyalahkan ”orang kulit putih”.
Kontroversi mulai muncul ketika Ali menolak direkrut menjadi personel militer AS selama Perang Vietnam dan klaim Ali sebagai penentang perang tersebut. Sikap Ali itulah yang disebut-sebut sebagai pemicu upaya dari otoritas terkait di AS untuk melucuti gelar tinju Ali pada tahun 1967.
Dalam sebuah dokumen, pejabat FBI mengklaim bahwa penyelidikan terhadap Ali bukan secara pribadi. Salah satu memo FBI menyatakan, koneksi Ali dengan African-American, sebuah kelompok agama dari Nation of Islam, yang jadi fokus penyelidikan FBI. Badan intelijen itu tertarik dengan aktivitas Ali dari sudut pandang intelijen.
Perilisan dokumen FBI terbaru ini semula dilaporkan New York Times. Ali meninggal dunia pada Juni lalu di usia 74 tahun. Prestasi dan aktivitas Ali membuatnya jadi salah satu selebriti terkenal di dunia ketika tutup usia. Mantan Presiden Bill Clinton adalah salah satu tokoh yang menghadiri pemakamannya.
FBI selama ini dikritik karena mengintai sejumlah tokoh masyarakat, termasuk pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King Jr dan penyanyi John Lennon pada tahun 1960-an hingga 1970-an.
Dokumen tentang pengintaian Ali oleh FBI pada tahun 1966 merupakan batch terbaru dari sekitar 140 halaman dokumen lembaga investigasi AS tersebut. Dokumen rahasia FBI dirilis menyusul adanya gugatan dari kelompok konservatif Judicial Watch.
Ali dalam dokumen FBI ditulis dengan nama lahirnya, Ali Cassius Clay. Dokumen itu menyebut bahwa agen-agen FBI mengintai Ali sejak menjalani proses cerai dari istri pertamanya.
”Kantor (FBI) Miami diminta untuk mengikuti tindakan perceraian antara Cassius dan Sonja Clay dengan penekanan khusus ditempatkan pada setiap (yang terkait dengan) NOI (Nation of Islam), implikasi dibawa ke dalam masalah ini,” bunyi salah satu dokumen FBI yang dikutip Sabtu (17/12/2016).
Sebuah memo terpisah FBI menunjukkan bahwa lembaga itu juga mengintai Ali saat berceramah di sebuah masjid di Miami pada tahun 1966. Dalam ceramahnya, Ali membahas adanya upaya untuk melucuti gelar tinju kelas berat yang disandangnya dan Ali saat itu menyalahkan ”orang kulit putih”.
Kontroversi mulai muncul ketika Ali menolak direkrut menjadi personel militer AS selama Perang Vietnam dan klaim Ali sebagai penentang perang tersebut. Sikap Ali itulah yang disebut-sebut sebagai pemicu upaya dari otoritas terkait di AS untuk melucuti gelar tinju Ali pada tahun 1967.
Dalam sebuah dokumen, pejabat FBI mengklaim bahwa penyelidikan terhadap Ali bukan secara pribadi. Salah satu memo FBI menyatakan, koneksi Ali dengan African-American, sebuah kelompok agama dari Nation of Islam, yang jadi fokus penyelidikan FBI. Badan intelijen itu tertarik dengan aktivitas Ali dari sudut pandang intelijen.
(mas)