Koalisi Arab di Parlemen Israel Berencana Gugat Netanyahu
A
A
A
YERUSALEM - Parlemen Israel dilaporkan akan melayangkan gugatan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Mereka yang akan mengajukan gugatan adalah koalisi Arab-Israel di Parlemen.
Pemimpin koalisi, Ayman Odeh mengatakan, Netanyahu terus menerus melancarkan hasutan untuk melawan Palestina. Hasutan itu disampaikan Netantahu saat terjadi kebarakan besar yang melanda Israel beberapa waktu lalu.
"Mereka (para pejabat Israel) menyebutnya gelombang teror Palestina, sementara di waktu yang sama mereka diam tentang ribuan orang Israel menghasut melawan Arab dan menyerukan kematian warga Arab," kata Odeh dalam sebuah pernyataan.
"Hasutan ini sangat berbahaya. Ini bisa menyebabkan warga Israel untuk pergi keluar dan menyerang orang-orang Arab (Palestina) sebagai tindakan balas dendam," sambungnya, seperti dilansir Al Jazeera pada Kamis (8/12).
Dia mengatakan, pihaknya akan meminta Jaksa Agung Israel, Avichai Mandelblit, untuk membuka penyelidikan kriminal di laporan Netanyahu. Israel memiliki hukum terhadap hasutan untuk melakukan kekerasan, tapi Mandelblit perlu untuk meninjau hal-hal tersebut atas dasar kasus per kasus.
Odeh mengatakan, jika Mandelblit memutuskan menolak membuka investigasi, mereka akan membawanya (Mandelblit) ke Pengadilan Tinggi Israel. Jika semua upaya untuk membuat Netanyahu di Israel terbukti tidak efektif, mereka akan mengajukan banding kepada masyarakat internasional,
"Netanyahu adalah seseorang yang sistematis menghasut melawan kami. Kami memiliki dua tujuan: Untuk resmi mengklasifikasikan dia sebagai penghasut dan bagi kita untuk mendapatkan lebih banyak legitimasi di sini, di Israel," ucapnya.
"Sementara ia (Netanyahu) terus-menerus membuat komentar seperti itu, kita ingin membuatnya berpikir dua kali untuk mengatakan sesuatu di masa depan," tukasnya.
Pemimpin koalisi, Ayman Odeh mengatakan, Netanyahu terus menerus melancarkan hasutan untuk melawan Palestina. Hasutan itu disampaikan Netantahu saat terjadi kebarakan besar yang melanda Israel beberapa waktu lalu.
"Mereka (para pejabat Israel) menyebutnya gelombang teror Palestina, sementara di waktu yang sama mereka diam tentang ribuan orang Israel menghasut melawan Arab dan menyerukan kematian warga Arab," kata Odeh dalam sebuah pernyataan.
"Hasutan ini sangat berbahaya. Ini bisa menyebabkan warga Israel untuk pergi keluar dan menyerang orang-orang Arab (Palestina) sebagai tindakan balas dendam," sambungnya, seperti dilansir Al Jazeera pada Kamis (8/12).
Dia mengatakan, pihaknya akan meminta Jaksa Agung Israel, Avichai Mandelblit, untuk membuka penyelidikan kriminal di laporan Netanyahu. Israel memiliki hukum terhadap hasutan untuk melakukan kekerasan, tapi Mandelblit perlu untuk meninjau hal-hal tersebut atas dasar kasus per kasus.
Odeh mengatakan, jika Mandelblit memutuskan menolak membuka investigasi, mereka akan membawanya (Mandelblit) ke Pengadilan Tinggi Israel. Jika semua upaya untuk membuat Netanyahu di Israel terbukti tidak efektif, mereka akan mengajukan banding kepada masyarakat internasional,
"Netanyahu adalah seseorang yang sistematis menghasut melawan kami. Kami memiliki dua tujuan: Untuk resmi mengklasifikasikan dia sebagai penghasut dan bagi kita untuk mendapatkan lebih banyak legitimasi di sini, di Israel," ucapnya.
"Sementara ia (Netanyahu) terus-menerus membuat komentar seperti itu, kita ingin membuatnya berpikir dua kali untuk mengatakan sesuatu di masa depan," tukasnya.
(esn)