Israel Akui Serang Pangkalan Militer di Suriah
A
A
A
YERUSALEM - Israel akhirnya mengakui sebagai pihak yang melakukan serangan terhadap sebuah pangkalan militer di dekat Damaskus, Suriah. Pengakuan semacam ini merupakan hal langka yang dilakukan oleh Negeri Zionis tersebut.
Pada awalnya, Israel enggan memberikan keterangan apapun mengenai serangan yang terjadi kemarin tersebut. Namun, seorang pejabat Kementerian Luar negeri israel akhirnya angkat bicara dan mengaku memang mereka yang melakukan serangan itu.
Pejabat Kemlu Israel itu menuturkan, tujuan mereka melakukan serangan itu adalah Hizbullah. Israel, lanjut pejabat itu, mencoba mencegah adanya pengiriman senjata dari Suriah kepada Hizbullah.
"Serangan itu dimaksudkan untuk mencegah pengiriman senjata canggih, peralatan militer dan senjata pemusnah massal ke tangan musuh Israel, Hizbullah," kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (8/12).
Para pejabat Israel sebelumnya memang telah menyatakan keprihatinan bahwa Hizbullah dapat menerima senjata canggih atau senjata kimia dari rezim Suriah. Namun, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman berharap penyelesaian damai dapat dicapai dalam waku dekat dengan Suriah, agar pengiriman senjata tersebut tidak pernah terjadi.
Lieberman menyatakan, ia akan terbuka untuk kesepakatan damai di Suriah, asalkan tidak melibatkan Iran atau Presiden Suriah Bashar Assad.
Pada awalnya, Israel enggan memberikan keterangan apapun mengenai serangan yang terjadi kemarin tersebut. Namun, seorang pejabat Kementerian Luar negeri israel akhirnya angkat bicara dan mengaku memang mereka yang melakukan serangan itu.
Pejabat Kemlu Israel itu menuturkan, tujuan mereka melakukan serangan itu adalah Hizbullah. Israel, lanjut pejabat itu, mencoba mencegah adanya pengiriman senjata dari Suriah kepada Hizbullah.
"Serangan itu dimaksudkan untuk mencegah pengiriman senjata canggih, peralatan militer dan senjata pemusnah massal ke tangan musuh Israel, Hizbullah," kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (8/12).
Para pejabat Israel sebelumnya memang telah menyatakan keprihatinan bahwa Hizbullah dapat menerima senjata canggih atau senjata kimia dari rezim Suriah. Namun, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman berharap penyelesaian damai dapat dicapai dalam waku dekat dengan Suriah, agar pengiriman senjata tersebut tidak pernah terjadi.
Lieberman menyatakan, ia akan terbuka untuk kesepakatan damai di Suriah, asalkan tidak melibatkan Iran atau Presiden Suriah Bashar Assad.
(esn)