China Desak AS Larang Pesawat Presiden Taiwan Transit
A
A
A
BEIJING - China menyerukan pejabat Amerika Serikat (AS) untuk tidak membiarkan pesawat Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, transit saat melakukan perjalanan ke Guatemala. Seruan ini hanya beberapa hari setelah Presiden AS terpilih Donald Trump membuat marah Beijing karena melakukan kontak dengan Tsai Ing-wen.
China mencurigai Tsai ingin mendorong kemerdekaan Taiwan, sebuah pulau yang mempunyai pemerintahan otonomi di mana Beijing menganggapnya sebagai provinsi yang membangkang seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (7/12/2016).
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China mengatakan prinsip satu China, yang menyatakan Taiwan adalah bagian dari negara itu, umumnya diakui oleh masyarakat internasional dan tujuan sebenarnya dari Tsai sudah sangat jelas. "China berharap AS tidak mengizinkan Tsai Ing-wen untuk transit, dan tidak mengirimkan sinyal untuk kemerdekaan Taiwan," kata Kemlu China.
Terkait hal tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Mark Toner mengatakan ia tidak memiliki informasi apakah Tsai akan bertemu pejabat AS jika ia transit. Namun ia menegaskan jika Presiden Taiwan itu akan melakukan transit secara berkala. Deplu AS pun menolak seruan tersebut.
"Transit seperti itu didasarkan pada seberapa lama hal tersebut dilakukan di AS, konsisten dengan hubungan tidak resmi antara AS dengan Taiwan," katanya.
Sementara penasihat tim transisi Trump mengatakan ia menganggap "sangat tidak mungkin" akan ada pertemuan antara Tsai dan Trump jika dia pergi melalui New York.
Taiwan sendiri belum secara resmi mengkonfirmasi perjalanan Tsai Ing-wen. Namun, kunjungan ke sekutunya di wilayah Amerika biasanya dikombinasikan dengan transit di AS dan melakukan pertemuan ramah tamah dengan pejabat Taiwan.
Menurut kantor Presiden Taiwan mengatakan laporan media tentang perjalanan Januari adalah "spekulasi yang berlebihan."
China mencurigai Tsai ingin mendorong kemerdekaan Taiwan, sebuah pulau yang mempunyai pemerintahan otonomi di mana Beijing menganggapnya sebagai provinsi yang membangkang seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (7/12/2016).
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China mengatakan prinsip satu China, yang menyatakan Taiwan adalah bagian dari negara itu, umumnya diakui oleh masyarakat internasional dan tujuan sebenarnya dari Tsai sudah sangat jelas. "China berharap AS tidak mengizinkan Tsai Ing-wen untuk transit, dan tidak mengirimkan sinyal untuk kemerdekaan Taiwan," kata Kemlu China.
Terkait hal tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Mark Toner mengatakan ia tidak memiliki informasi apakah Tsai akan bertemu pejabat AS jika ia transit. Namun ia menegaskan jika Presiden Taiwan itu akan melakukan transit secara berkala. Deplu AS pun menolak seruan tersebut.
"Transit seperti itu didasarkan pada seberapa lama hal tersebut dilakukan di AS, konsisten dengan hubungan tidak resmi antara AS dengan Taiwan," katanya.
Sementara penasihat tim transisi Trump mengatakan ia menganggap "sangat tidak mungkin" akan ada pertemuan antara Tsai dan Trump jika dia pergi melalui New York.
Taiwan sendiri belum secara resmi mengkonfirmasi perjalanan Tsai Ing-wen. Namun, kunjungan ke sekutunya di wilayah Amerika biasanya dikombinasikan dengan transit di AS dan melakukan pertemuan ramah tamah dengan pejabat Taiwan.
Menurut kantor Presiden Taiwan mengatakan laporan media tentang perjalanan Januari adalah "spekulasi yang berlebihan."
(ian)