Bayi Koma di Prancis Buka Mata usai Diancam Dokter Diakhiri Hidupnya
A
A
A
MARSEILLE - Seorang bayi perempuan di Prancis berumur satu tahun secara mengejutkan membuka matanya sejak mengalami koma pada September lalu. Keajaiban itu terjadi setelah dokter mengancam akan menghentikan fasilitas medis yang selama ini membantu bayi itu tetap hidup.
Marwa Bouchenafa merupakan bayi keturunan warga Aljazair. Dia mengalami koma sejak September lalu setelah serangan virus mengancam tubuh dan otaknya.
Meski bangun dari koma, dokter di Rumah Sakit Timone di Marseille mulai meragukan apakah bayi itu akan pulih lagi, karena sarafnya sudah rusak. Dokter melalui pengadilan telah menganjurkan orangtuanya menghentikan dukungan medis demi mempertahankan kehidupan Marwa.
Tapi, ayahnya Mohamed Bouchenafa menolak untuk mengakhiri hidup putrinya. Dan berjuang melawan ancaman pihak rumah sakit yang akan “angkat tangan” untuk mempertahankan hidup Marwa.
Mohamed telah membuat petisi dukungan sipil agar putrinya tetap hidup. Petisi itu telah didukung lebih dari 115 ribu orang. Dengan petisi itu, Mohamed menegaskan akan berjuang melawan pihak rumah sakit ke pengadilan. Hakim telah memberikan kesempatan dua bulan lagi bagi Mohamed untuk mempertahankan hidup putrinya.
Sepuluh hari setelah hakim memberikan waktu, bayi satu tahun itu tiba-tiba membuka matanya untuk pertama kali sejak terinfeksi penyakit. Namun, kondisinya tetap kritis dan dokter masih mengancam untuk menghentikan dukungan medis pendukung hidup Marwa.
Mohamed kini membuat petisi baru untuk meminta perpanjangan waktu bagi putrinya agar tetap bertahan hidup dengan dukungan medis.”Dukungan kehidupan Marwa mungkin terputus dan mereka mungkin mengakhiri hidupnya, meskipun kemajuan dan perbaikan terlihat sejak dia masuk (rumah sakit),” kata Mohamed.
”Dia sadar, bergerak dan mengakui kami,” katanya lagi, seperti dikutip IB Times, Minggu (4/12/2016). ”Dia perlu waktu untuk berhasil dalam melakukan pernapasan oleh dirinya sendiri, karena dia menderita akibat perawatan berat yang belum membuahkan hasil, termasuk delapan sesi plasmapheresis berturut-turut, yang membuatnya lelah,” imbuh Mohamed.
Marwa Bouchenafa merupakan bayi keturunan warga Aljazair. Dia mengalami koma sejak September lalu setelah serangan virus mengancam tubuh dan otaknya.
Meski bangun dari koma, dokter di Rumah Sakit Timone di Marseille mulai meragukan apakah bayi itu akan pulih lagi, karena sarafnya sudah rusak. Dokter melalui pengadilan telah menganjurkan orangtuanya menghentikan dukungan medis demi mempertahankan kehidupan Marwa.
Tapi, ayahnya Mohamed Bouchenafa menolak untuk mengakhiri hidup putrinya. Dan berjuang melawan ancaman pihak rumah sakit yang akan “angkat tangan” untuk mempertahankan hidup Marwa.
Mohamed telah membuat petisi dukungan sipil agar putrinya tetap hidup. Petisi itu telah didukung lebih dari 115 ribu orang. Dengan petisi itu, Mohamed menegaskan akan berjuang melawan pihak rumah sakit ke pengadilan. Hakim telah memberikan kesempatan dua bulan lagi bagi Mohamed untuk mempertahankan hidup putrinya.
Sepuluh hari setelah hakim memberikan waktu, bayi satu tahun itu tiba-tiba membuka matanya untuk pertama kali sejak terinfeksi penyakit. Namun, kondisinya tetap kritis dan dokter masih mengancam untuk menghentikan dukungan medis pendukung hidup Marwa.
Mohamed kini membuat petisi baru untuk meminta perpanjangan waktu bagi putrinya agar tetap bertahan hidup dengan dukungan medis.”Dukungan kehidupan Marwa mungkin terputus dan mereka mungkin mengakhiri hidupnya, meskipun kemajuan dan perbaikan terlihat sejak dia masuk (rumah sakit),” kata Mohamed.
”Dia sadar, bergerak dan mengakui kami,” katanya lagi, seperti dikutip IB Times, Minggu (4/12/2016). ”Dia perlu waktu untuk berhasil dalam melakukan pernapasan oleh dirinya sendiri, karena dia menderita akibat perawatan berat yang belum membuahkan hasil, termasuk delapan sesi plasmapheresis berturut-turut, yang membuatnya lelah,” imbuh Mohamed.
(mas)