Proses Suksesi Kerajaan Thailand Dimulai

Rabu, 30 November 2016 - 21:50 WIB
Proses Suksesi Kerajaan...
Proses Suksesi Kerajaan Thailand Dimulai
A A A
BANGKOK - Parlemen Thailand secara formal memulai proses suksesi Kerajaan Thailand dengan mengundang Putra Mahkota Pangeran Vajiralongkorn untuk menjadi raja baru.

Presiden Dewan Legislatif Nasional (NLA) Pornpetch Wichitcholchai mengungkapkan, parlemen akan mengundang putra mahkota agar naik takhta. Sesuai dengan prosedur, ketua parlemen secara formal mengundang putra mahkota untuk menjadi raja sebelum mengumumkan raja baru kepada publik. “Saya akan mengundang Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn untuk bertakhta dan menjadi raja bagi rakyat Thailand,” kata Pornpetch.

“Keputusan itu setelah kabinet pemerintah secara formal meminta parlemen untuk memulai proses penunjukan raja baru,” katanya dilansir Reuters. Deputi Perdana Menteri (PM) Thailand Prawit Wongsuwon mengungkapkan, sekretaris PM telah memberitahukan NLA perihal undangan putra mahkota tersebut. Putra mahkota akan menerima undangan parlemen yang menunjuknya sebagai raja baru Thailand.

“Kita memperkirakan pertemuan dengan putra mahkota akan dilaksanakan dua hingga tiga hari mendatang,” kata Prawit Wongsuwan yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Kemudian, dua sumber pejabat militer menyatakan Putra Mahkota Vajiralongkorn terbang ke Bangkok dari Jerman pada hari ini. Itu sebagai sinyal kalau proses suksesi memang agak segera digelar di Bangkok. Selama ini Vajiralongkorn memang memiliki rumah di Jerman dan kerap tinggal di sana dalam waktu yang lama.

Pada Selasa (29/11) lalu para menteri kabinet menggelar pertemuan yang tidak biasa di kantor pemerintahan. Prayuth yang berkuasa dengan menggulingkan pemerintahan terpilih pada kudeta 2014 menyatakan, periode setahun duka bagi Raja Bhumibol tidak akan berdampak pada pemilu yang dijanjikan akan digelar pada 2017.

Militer secara tradisional mencitrakan diri mereka sebagai pembela kerajaan itu diperkirakan akan tetap menjadi pihak yang menentukan pemenang pemilu 2017. Al Jazeera melaporkan proses penobatan raja akan memerlukan waktu selama beberapa hari sebelum raja baru diumumkan.

“Nama putra mahkota diajukan sebagai raja mendatang Thailand, setelah langkah tersebut, surat dikirim ke parlemen dan ketua parlemen akan mengundang putra mahkota untuk melakukan audiensi,” demikian laporan Al Jazeera .

Proses audiensi diperkirakan akan dilaksanakan pada besok. Penobatan raja baru Thailand menyusul Bhumibol Adulyadej meninggal dunia pada 13 Oktober lalu. Raja yang naik takhta pada 1946 meninggal karena sakit. Pangeran yang nantinya akan dikenal sebagai Raja Rama X atau raja ke-10 Dinasti Chakri yang berusia 234 tahun itu secara formal akan resmi menjabat setelah jenazah ayahnya dikremasi.

Pelaksanaan kremasi Raja Bhumibol akan dilaksanakan pada tahun depan. Pemerintah Thailand mengungkapkan, persiapan kremasi telah dilaksanakan. Sekitar 8.000 orang diperkirakan akan terlibat dalam upacara kremasi tersebut.

Pangeran Vajiralongkorn tidak berbicara di depan publik selepas kematian ayahnya. Rencana naik takhtanya juga dikabarkan langsung oleh pemerintah. PM Prayuth Chan Ocha bulan lalu mengungkapkan, Pangeran telah meminta penundaan suksesi untuk menghormati kesedihan publik.

Tak Teruji dan Tak Bisa Diprediksi

Setelah menghabiskan kehidupan di luar pantauan publik, kini Vajiralongkorn menjadi pusat perhatian setelah kematian ayahnya. Pewaris takhta berusia 64 tahun kerajaan terkaya di dunia itu dikenal tak pernah teruji menempati jabatan publik dan dikenal sebagai figur yang tak bisa ditebak. Vajiralongkorn dianggap sangat kontras jika dibandingkan dengan ayahnya, Bhumibol, karena tidak populer dan memiliki banyak skandal mulai dari korupsi hingga permasalahan rumah tangga.

Jika Bhumibol dianggap sebagai raja yang kuat dan dicintai rakyatnya, selama ini Vajiralongkorn dianggap jauh dari rakyat Thailand karena dia lebih sering menghabiskan hidupnya di Jerman. Tugas berat juga menanti Vajiralongkorn, di mana dia harus menyelesaikan berbagai tantangan.

Berbagai isu yang harus diselesaikannya seperti kondisi Thailand yang terpolarisasi, bagaimana bisa melepaskan diri dari serangkaian demonstrasi politik, kudeta demi kudeta yang dilakukan militer pro kerajaan, dan kesenjangan ekonomi yang melebar.

Pakar Kerajaan Thailand Paul Chambers mengatakan, Vajiralongkorn harus mendekati faksi-faksi yang berkompetisi di antara para jenderal di Thailand. Namun, Vajiralongkorn sebenarnya telah memainkan strategi yang cukup manis. Dia mengungkapkan, keputusan Vajiralongkorn untuk menunda suksesi menunjukkan kalau dia merupakan orang yang berpikir hati-hati sebelum membuat keputusan.

“Dia (Vajiralongkorn ) tampaknya sangat efektif dalam konsolidasi kekuasaan dan menyeimbangkan berbagai pihak politik yang berbeda,” katanya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)