Kejutan Trump, Bakal Ajak Israel Perang Lawan ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Donald John Trump yang terpilih sebagai presiden baru Amerika Serikat (AS) telah menyiapkan kejutan untuk kelompok ISIS. Trump akan memanfaatkan koneksi AS di Timur Tengah dengan mengajak Israel, Yordania hingga Mesir untuk perang melawan ISIS.
Rencana kejutan untuk ISIS itu telah dirilis di website kampanyenya. Trump sejak awal kampanye telah bertekad menghancurkan ISIS.
Trump direncanakan akan berkantor pertama kali di Ruang Oval, Gedung Putih, bulan Januari 2017. Rencana untuk menggempur ISIS telah menjadi salah satu isu kebijakan luar negerinya.
Menurutnya, kelompok radikal itu tidak hanya menimbulkan ancaman bagi sekutu AS, tapi juga bagi AS sendiri. Trump khawatir, ISIS terus merekrut anggota baru secara online dan menginspirasi serangan tunggal seperti yang terjadi di kelab gay di Orlando, Florida, Juni lalu dan serangan di San Bernardino, California, Desember tahun lalu.
”Kita tidak bisa membiarkan kejahatan ini terus terjadi, tidak bisa kita membiarkan ideologi kebencian dari kelompok radikal. Penindasan terhadap perempuan, gay, anak-anak dan orang tak beriman, yang diizinkan untuk tinggal atau menyebar di dalam negara kita sendiri,” kata Trump dalam pidatonya bulan Agustus.
”Kami akan mengalahkan terorisme radikal, seperti kita telah mengalahkan setiap ancaman yang kita hadapi di setiap zaman sebelumnya.”
Website kampanye Trump telah mengungkap sedikit strategi presiden baru AS itu untuk membuat kejutan terhadap ISIS. Menurut laporan IB Times, Kamis (10/11/2016), dalam website kampanye Trump, presiden baru AS ini akan bekerja dengan sekutunya di Timur Tengah, dengan mengajak Israel, Yordania dan Mesir untuk perang melawan ISIS.
Trump juga mempertimbangkan bekerjasama dengan Rusia dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang secara bersama-sama akan menggempur ISIS secara agresif untuk mengekang pengaruh kelompok radikal tersebut.
Trump juga akan memotong pendanaan yang mengalir ke kelompok ISIS. Namun, Trump tetap merahasiakan detail rencana ini karena bertujuan untuk membuat kejutan terhadap ISIS.
Rencana kejutan untuk ISIS itu telah dirilis di website kampanyenya. Trump sejak awal kampanye telah bertekad menghancurkan ISIS.
Trump direncanakan akan berkantor pertama kali di Ruang Oval, Gedung Putih, bulan Januari 2017. Rencana untuk menggempur ISIS telah menjadi salah satu isu kebijakan luar negerinya.
Menurutnya, kelompok radikal itu tidak hanya menimbulkan ancaman bagi sekutu AS, tapi juga bagi AS sendiri. Trump khawatir, ISIS terus merekrut anggota baru secara online dan menginspirasi serangan tunggal seperti yang terjadi di kelab gay di Orlando, Florida, Juni lalu dan serangan di San Bernardino, California, Desember tahun lalu.
”Kita tidak bisa membiarkan kejahatan ini terus terjadi, tidak bisa kita membiarkan ideologi kebencian dari kelompok radikal. Penindasan terhadap perempuan, gay, anak-anak dan orang tak beriman, yang diizinkan untuk tinggal atau menyebar di dalam negara kita sendiri,” kata Trump dalam pidatonya bulan Agustus.
”Kami akan mengalahkan terorisme radikal, seperti kita telah mengalahkan setiap ancaman yang kita hadapi di setiap zaman sebelumnya.”
Website kampanye Trump telah mengungkap sedikit strategi presiden baru AS itu untuk membuat kejutan terhadap ISIS. Menurut laporan IB Times, Kamis (10/11/2016), dalam website kampanye Trump, presiden baru AS ini akan bekerja dengan sekutunya di Timur Tengah, dengan mengajak Israel, Yordania dan Mesir untuk perang melawan ISIS.
Trump juga mempertimbangkan bekerjasama dengan Rusia dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang secara bersama-sama akan menggempur ISIS secara agresif untuk mengekang pengaruh kelompok radikal tersebut.
Trump juga akan memotong pendanaan yang mengalir ke kelompok ISIS. Namun, Trump tetap merahasiakan detail rencana ini karena bertujuan untuk membuat kejutan terhadap ISIS.
(mas)