Duterte: Pahlawan Favorit Saya adalah Putin
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyebut Presiden Rusia, Vladimir Putin sebagai tokoh favoritnya. Pernyataan itu terlontar saat menjawab pertanyaan seorang wartawan dalam konferensi pers di Davao City setelah melakukan kunjungan ke China dan Brunei.
Saat itu, seorang wartawan melemparkan pertanyaan kepada Duterte untuk memilih di antara dua calon presiden Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton dan Donald Trump yang berpotensi menjadi kawannya.
"Kau tahu temanku, saya ingin menjawab pertanyaan Anda dengan terus terang, jujur, dan dapat dipercaya. Secara pribadi, itu tidak terlalu menjadi masalah. Tapi saya presiden sebuah negara, dan kami memiliki hubungan yang indah ini dengan AS," kata Duterte.
"Saya tidak berjudi dalam memberikan jawaban karena di sisi lain, mungkin menciptakan permusuhan di sini, antagonisme di sini. Aku lebih baik mengatakan pahlawan favorit saya adalah (Vladimir) Putin," katanya lagi seperti dikutip dari laman ABC-CBN, Sabtu (22/10/2016).
Seperti diketahui, hubungan AS dan Filipina dalam beberapa waktu terakhir merenggang. Situasi itu dipertegas dengan pernyataan selamat tinggal Duterte di China. Presiden kontroversial itu pun terlihat merapat ke poros China-Rusia.
Saat itu, seorang wartawan melemparkan pertanyaan kepada Duterte untuk memilih di antara dua calon presiden Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton dan Donald Trump yang berpotensi menjadi kawannya.
"Kau tahu temanku, saya ingin menjawab pertanyaan Anda dengan terus terang, jujur, dan dapat dipercaya. Secara pribadi, itu tidak terlalu menjadi masalah. Tapi saya presiden sebuah negara, dan kami memiliki hubungan yang indah ini dengan AS," kata Duterte.
"Saya tidak berjudi dalam memberikan jawaban karena di sisi lain, mungkin menciptakan permusuhan di sini, antagonisme di sini. Aku lebih baik mengatakan pahlawan favorit saya adalah (Vladimir) Putin," katanya lagi seperti dikutip dari laman ABC-CBN, Sabtu (22/10/2016).
Seperti diketahui, hubungan AS dan Filipina dalam beberapa waktu terakhir merenggang. Situasi itu dipertegas dengan pernyataan selamat tinggal Duterte di China. Presiden kontroversial itu pun terlihat merapat ke poros China-Rusia.
(ian)