Istri Presiden Assad Tolak Tawaran Suaka Musuh-musuh Suriah
A
A
A
DAMASKUS - Asma Assad, istri Presiden Suriah Bashar al-Assad mengaku ditawari suaka oleh negara-negara yang jadi musuh rezim Suriah, namun tawaran itu ditolak. Suaka itu ditawarkan untuk perlindungan terhadap dirinya, anak-anaknya serta uangnya.
Ibu Negara Suriah yang lahir di London ini juga menuduh media Barat bias. Sebab, hanya memberitakan anak-anak korban dari konflik secara sepihak dan mengabaikan nasib anak-anak Suriah yang dibunuh oleh pemberontak Suriah dan militer Barat.
Pengakuan soal tawaran suaka itu diungkap Asma Assad dalam sebuah wawancara stasiun televisi Russia 24. Dia mengaku tidak tergoda tawaran suaka dan tidak akan meninggal Suriah sejak konflik pecah.
”Saya sudah di sini sejak awal dan saya tidak pernah berpikir ke tempat lain sama sekali,” kata Asma dalam wawancara itu yang dikutip Reuters, semalam (19/10/2016).
”Ya, saya ditawari kesempatan untuk meninggalkan Suriah atau lebih tepatnya untuk hengkang dari Suriah. Penawaran ini termasuk jaminan keamanan dan perlindungan bagi anak-anak saya dan bahkan keamanan finansial,” ujar Asma.
“Tidak perlu jenius untuk mengetahui apa tujuan orang-orang ini. Ini adalah usaha yang disengaja untuk menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap presiden mereka,” lanjut wanita nomor satu Suriah ini.
Asma mengakui bahwa semua pihak telah menderita dalam konflik Suriah yang sudah berlangsung lima tahun, di mana ratusan ribu orang telah tewas. Tapi, dia kecewa dengan media Barat yang jarang menunjukkan penderitaan rakyat Suriah pendukung rezim yang diserang oleh kelompok pemberontak.
”Tidak ada keluarga di Suriah yang belum kehilangan orang yang dicintai,” ujar Asma. ”Hari ini orang tua menghadiri pemakaman anak-anak daripada pernikahan.”
Ibu Negara Suriah yang lahir di London ini juga menuduh media Barat bias. Sebab, hanya memberitakan anak-anak korban dari konflik secara sepihak dan mengabaikan nasib anak-anak Suriah yang dibunuh oleh pemberontak Suriah dan militer Barat.
Pengakuan soal tawaran suaka itu diungkap Asma Assad dalam sebuah wawancara stasiun televisi Russia 24. Dia mengaku tidak tergoda tawaran suaka dan tidak akan meninggal Suriah sejak konflik pecah.
”Saya sudah di sini sejak awal dan saya tidak pernah berpikir ke tempat lain sama sekali,” kata Asma dalam wawancara itu yang dikutip Reuters, semalam (19/10/2016).
”Ya, saya ditawari kesempatan untuk meninggalkan Suriah atau lebih tepatnya untuk hengkang dari Suriah. Penawaran ini termasuk jaminan keamanan dan perlindungan bagi anak-anak saya dan bahkan keamanan finansial,” ujar Asma.
“Tidak perlu jenius untuk mengetahui apa tujuan orang-orang ini. Ini adalah usaha yang disengaja untuk menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap presiden mereka,” lanjut wanita nomor satu Suriah ini.
Asma mengakui bahwa semua pihak telah menderita dalam konflik Suriah yang sudah berlangsung lima tahun, di mana ratusan ribu orang telah tewas. Tapi, dia kecewa dengan media Barat yang jarang menunjukkan penderitaan rakyat Suriah pendukung rezim yang diserang oleh kelompok pemberontak.
”Tidak ada keluarga di Suriah yang belum kehilangan orang yang dicintai,” ujar Asma. ”Hari ini orang tua menghadiri pemakaman anak-anak daripada pernikahan.”
(mas)