ISIS Eksekusi 58 Pelaku Pemberontakan di Mosul
A
A
A
BAGHDAD - Militan ISIS yang berada di kota Mosul berhasil menghancurkan pemberontakan yang dipimpin olah salah satu komandan kelompok ekstremis itu. Demikian laporan yang diungkapkan pejabat kemanan Iran dan sumber di kota Mosul.
Menurut warga, 58 orang yang diduga terlibat dalam rencana itu telah dieksekusi oleh ISIS. Para pemberontak tersebut mati tenggelam dan dikuburkan di kuburan massal. Nama-nama para korban telah diberikan kepada rumah sakit, namun jenazah mereka belum dikembalikan kepada pihak keluarga.
"Beberapa kerabat yang anggotanya dieksekusi mengirimkan seorang wanita tua untuk menanyakan jenazah para korban. ISIS lantas memarahi dan mengatakan kepada mereka tidak ada jenazah, tidak ada makam, mereka pengkhianat yang murtad dan dilarang untuk menguburkan mereka di pemakaman Muslim," ucap salah satu warga seperti dikutip Russia Today dari Reuters, Sabtu (15/10/2016).
Meski tidak menyebutkan nama dalang dari pemberontakan karena takut membahayakan pihak keluarganya, Reuters menyatakan bahwa pelaku adalah salah seorang pembantu pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi. Muhsin Abdul Kareem Oghlu, yang dikenal anggota garis keras ISIS, dilaporkan telah ditunjuk untuk menggantikan komandan yang telah dieksekusi.
Diyakini, upaya pemberontakan itu untuk melemahkan pertahanan Mosul jelang upaya pemerintah Irak untuk membebaskan kota itu. Seorang ahli ISIS yang menjadi penasihat pemerintah Baghdad, Hisham al-Hashimi percaya jika upaya pemberontakan itu berhasil digagalkan setelah salah satu pendukung upaya itu tertangkap dengan pesan tentang senjata di telepon. Korban kemudian mengaku saat diinterogasi dengan rencana mendukung pasukan Irak.
Mosul jatuh ke tangan kelompok ekstremis ISIS sejak pertengahan 2014 lalu. Menurut pejabat Amerika Serikat (AS) dan Baghdad, pasukan Irak sedang mempersiapkan diri untuk menyerang Mosul pada pertengahan Oktober nanti.
Menurut warga, 58 orang yang diduga terlibat dalam rencana itu telah dieksekusi oleh ISIS. Para pemberontak tersebut mati tenggelam dan dikuburkan di kuburan massal. Nama-nama para korban telah diberikan kepada rumah sakit, namun jenazah mereka belum dikembalikan kepada pihak keluarga.
"Beberapa kerabat yang anggotanya dieksekusi mengirimkan seorang wanita tua untuk menanyakan jenazah para korban. ISIS lantas memarahi dan mengatakan kepada mereka tidak ada jenazah, tidak ada makam, mereka pengkhianat yang murtad dan dilarang untuk menguburkan mereka di pemakaman Muslim," ucap salah satu warga seperti dikutip Russia Today dari Reuters, Sabtu (15/10/2016).
Meski tidak menyebutkan nama dalang dari pemberontakan karena takut membahayakan pihak keluarganya, Reuters menyatakan bahwa pelaku adalah salah seorang pembantu pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi. Muhsin Abdul Kareem Oghlu, yang dikenal anggota garis keras ISIS, dilaporkan telah ditunjuk untuk menggantikan komandan yang telah dieksekusi.
Diyakini, upaya pemberontakan itu untuk melemahkan pertahanan Mosul jelang upaya pemerintah Irak untuk membebaskan kota itu. Seorang ahli ISIS yang menjadi penasihat pemerintah Baghdad, Hisham al-Hashimi percaya jika upaya pemberontakan itu berhasil digagalkan setelah salah satu pendukung upaya itu tertangkap dengan pesan tentang senjata di telepon. Korban kemudian mengaku saat diinterogasi dengan rencana mendukung pasukan Irak.
Mosul jatuh ke tangan kelompok ekstremis ISIS sejak pertengahan 2014 lalu. Menurut pejabat Amerika Serikat (AS) dan Baghdad, pasukan Irak sedang mempersiapkan diri untuk menyerang Mosul pada pertengahan Oktober nanti.
(mas)