Dua Wanita Mengaku Sebagai Korban Pelecehan Trump
A
A
A
NEW YORK - Dua orang wanita mengaku sebagai korban pelecehan yang dilakukan oleh calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari partai Republik, Donald Trump. Keduanya mengaku dalam sebuah wawancara dengan New York Times.
Wanita pertama yang diketahui bernama Jessica Leeds, menceritakan bagaimana Trump memegang payudaranya dan mencoba untuk memasukan tangan kedalam roknya pada penerbangan ke New York sekitar tahun 1980.
Sementar itu wanita kedua yang diketahui bernama Rachel Crooks mengatakan Trump mencium dirinya pada tahun 2005 lalu. Saat itu ia bekerja sebegai resepsionis di sebuah perusahaan real estate.
"Trump mencium saya di bibir, di depan sebuah lift yang berada di Trump Tower pada tahun 2005 lalu," kata Rachel dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Reuters pada Kamis (13/10).
Pengakuan ini datang tidak lama setelah munculnya video tindakan pencabulan yang dilakukan oleh Trump pada tahun 2005 lalu. Video ini membuat posisi Trump sebagai capres AS terus mendapat tekanan.
Presiden AS Barack Obama menyebut tindakan Trump tersebut sangat tidak pantas dan tidak bisa ditoleransi. Trump sendiri mengatakan bahwa dia malu dengan adanya video tersebut. Namun, ia tidak menyatakan permintaan maaf atas hal itu.
Wanita pertama yang diketahui bernama Jessica Leeds, menceritakan bagaimana Trump memegang payudaranya dan mencoba untuk memasukan tangan kedalam roknya pada penerbangan ke New York sekitar tahun 1980.
Sementar itu wanita kedua yang diketahui bernama Rachel Crooks mengatakan Trump mencium dirinya pada tahun 2005 lalu. Saat itu ia bekerja sebegai resepsionis di sebuah perusahaan real estate.
"Trump mencium saya di bibir, di depan sebuah lift yang berada di Trump Tower pada tahun 2005 lalu," kata Rachel dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Reuters pada Kamis (13/10).
Pengakuan ini datang tidak lama setelah munculnya video tindakan pencabulan yang dilakukan oleh Trump pada tahun 2005 lalu. Video ini membuat posisi Trump sebagai capres AS terus mendapat tekanan.
Presiden AS Barack Obama menyebut tindakan Trump tersebut sangat tidak pantas dan tidak bisa ditoleransi. Trump sendiri mengatakan bahwa dia malu dengan adanya video tersebut. Namun, ia tidak menyatakan permintaan maaf atas hal itu.
(esn)