Tembak 9 Orang, Pengacara di AS Ditembak Mati Polisi
A
A
A
HOUSTON - Seorang pengacara di Houston, Amerika Serikat (AS), mengumbar tembakan terhadap sembilan orang pada hari Senin waktu setempat. Pelaku kemudian ditembak mati oleh polisi.
Dari sembilan orang yang terkena tembakan pelaku, enam di antaranya telah dibawa ke rumah sakit dan tiga lainnya dirawat di tempat kejadian. Para korban ditembak saat berada di dalam kendaraan mereka.
Kepala Kepolisian Houston, Martha Montalvo, mengatakan, penembakan terjadi di kawasan West University Place. Satu korban penembakan dalam kondisi kritis, namun masih berjuang untuk hidup.
Federal Bureau of Investigation (FBI) mengatakan tidak ada indikasi bahwa penembakan itu terkait dengan kelompok radikal.
Polisi menolak untuk mengidentifikasi tersangka, namun media lokal melaporkan bahwa pelakunya bernama Nathan Desai. Pelaku selama ini tinggal di sebuah kondominium di dekat lokasi penembakan dan tidak punya catatan kriminal sebelumnya.
Desai menerima gelar sarjana hukum dari Universitas Tulsa pada tahun 1998. Dia kemudian memulai usahanya di sebuah firma hukum kecil.
Tapi mantan rekan kerjanya, Ken McDaniel, firma hukum yang mereka rintis sudah tutup sekitar enam bulan yang lalu.
McDaniel mengatakan kepada stasiun televisi lokal bahwa penembakan itu di luar karakter Desai.
Walikota Houston, Sylvester Turner, yang berada di Kuba untuk mengembangkan hubungan perdagangan, ikut mengomentari penembakan di kotanya itu. ”Motivasinya tampaknya pengacara memiliki hubungan yang buruk dengan firma hukumnya,” katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/9/2016).
Dari sembilan orang yang terkena tembakan pelaku, enam di antaranya telah dibawa ke rumah sakit dan tiga lainnya dirawat di tempat kejadian. Para korban ditembak saat berada di dalam kendaraan mereka.
Kepala Kepolisian Houston, Martha Montalvo, mengatakan, penembakan terjadi di kawasan West University Place. Satu korban penembakan dalam kondisi kritis, namun masih berjuang untuk hidup.
Federal Bureau of Investigation (FBI) mengatakan tidak ada indikasi bahwa penembakan itu terkait dengan kelompok radikal.
Polisi menolak untuk mengidentifikasi tersangka, namun media lokal melaporkan bahwa pelakunya bernama Nathan Desai. Pelaku selama ini tinggal di sebuah kondominium di dekat lokasi penembakan dan tidak punya catatan kriminal sebelumnya.
Desai menerima gelar sarjana hukum dari Universitas Tulsa pada tahun 1998. Dia kemudian memulai usahanya di sebuah firma hukum kecil.
Tapi mantan rekan kerjanya, Ken McDaniel, firma hukum yang mereka rintis sudah tutup sekitar enam bulan yang lalu.
McDaniel mengatakan kepada stasiun televisi lokal bahwa penembakan itu di luar karakter Desai.
Walikota Houston, Sylvester Turner, yang berada di Kuba untuk mengembangkan hubungan perdagangan, ikut mengomentari penembakan di kotanya itu. ”Motivasinya tampaknya pengacara memiliki hubungan yang buruk dengan firma hukumnya,” katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/9/2016).
(mas)