Kapal Induk AS Bisa Bikin China dan Rusia Tak Berdaya
A
A
A
WASHINGTON - Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) tidak sepakat dengan pernyataan para ahli yang menyatakan kemajuan angkatan laut Rusia dan China akan mengakhiri dominasi AS di laut lepas. Menurutnya, kemampuan angkatan laut AS tetap tak terbendung.
Laksaman John Richardson menyatakan bahwa kapal induk AS bisa beroperasi tanpa cacat di dalam zona daerah anti akses (A2/AD) Rusia dan China. "This A2/AD, well, itu adalah tujuan dari para pesaing kami, tetapi mencapai tujuan itu jauh berbeda dan jauh lebih rumit. Saya kira ini terkait dengan kapabilitas presisi serangan jarak jauh, tetapi A2/AD adalah semacam aspirasi. Dalam pelaksanaan sebenarnya itu jauh lebih sulit," kata Richardson seperti dikutip dari Sputniknews, Selasa (6/9/2016).
Namun, Richardson menolak untuk memberikan keterangan yang lebih spesifik tentang bagaimana angkatan laut bisa melindungin kapal induknya. Ia memperingatkan tidak ingin memberikan rahasia apapun untuk negara-negara yang berpontensi menjadi musuh.
"Ini benar-benar tentang sederet kemampuan, tapi saya benar-benar berpikir kita sedang berbicara terlalu banyak di tempat terbuka tentang beberapa hal yang kita lakukan, jadi saya ingin bijaksana tentang bagaimana kita berbicara sehingga kita tidak memberikan keuntungan apapun bagi pesaing kami," katanya.
Laksaman John Richardson menyatakan bahwa kapal induk AS bisa beroperasi tanpa cacat di dalam zona daerah anti akses (A2/AD) Rusia dan China. "This A2/AD, well, itu adalah tujuan dari para pesaing kami, tetapi mencapai tujuan itu jauh berbeda dan jauh lebih rumit. Saya kira ini terkait dengan kapabilitas presisi serangan jarak jauh, tetapi A2/AD adalah semacam aspirasi. Dalam pelaksanaan sebenarnya itu jauh lebih sulit," kata Richardson seperti dikutip dari Sputniknews, Selasa (6/9/2016).
Namun, Richardson menolak untuk memberikan keterangan yang lebih spesifik tentang bagaimana angkatan laut bisa melindungin kapal induknya. Ia memperingatkan tidak ingin memberikan rahasia apapun untuk negara-negara yang berpontensi menjadi musuh.
"Ini benar-benar tentang sederet kemampuan, tapi saya benar-benar berpikir kita sedang berbicara terlalu banyak di tempat terbuka tentang beberapa hal yang kita lakukan, jadi saya ingin bijaksana tentang bagaimana kita berbicara sehingga kita tidak memberikan keuntungan apapun bagi pesaing kami," katanya.
(ian)