Rakyat Venezuela Turun ke Jalan Tuntut Referendum
A
A
A
CARACAS - Ratusan ribu rakyat Venezuela turun ke jalan-jalan di Caracas untuk memprotes pemerintahan Presiden Nicolás Maduro. Mereka menuntut diadakannya referendum, meskipun upaya mereak dihalangi oleh polisi dan unit garda nasional untuk memblokir akses ke ibukota.
Para demonstran datang dari seluruh negeri dan beramai-ramai memenuhi jalan utama di ibukota. Beberapa dari mereka membungkus badan mereka dengan bendera Venezuela, sementara yang lainnya mengenakan T-shirt putih sebagai simbol perdamaian.
"Kami warga Venezuela cinta damai dan kami tidak bisa membiarkan diri kami terprovokasi oleh orang-orang yang tidak menginginkan perubahan," kata pemimpin oposisi Henrique Capriles seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (2/9/2016).
Menanggapi hal itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuding kelompok oposisi telah mendalangi upaya kudeta terhadap pemerintahan sosialisnya. Beberapa tokoh utama kelompok oposisi telah ditahan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan atas tuduhan merencanakan aksi kekerasan selama demonstrasi.
"Hari ini kita telah mengalahkan upaya kudeta. Kami telah memulai sesuatu yang baru: populer revolusioner kontra ofensif," kata Maduro dihadapan para pendukungnya. Ia juga mengatakan pemerintah telah membongkar kamp paramiliter Kolombia yang diduga akan berpartisipasi dalam kudeta dan menangkan 92 orang. Ia pun meminta Menteri Dalam Negeri, Néstor Reverol, untuk menunjukkan bukti kudeta.
Namun tudingan ini dibantah oleh pemimpin koalisi kelompok oposisi Jesús "Chuo" Torrealba. Ia mengatakan, warga Venezuela ingin melihat Maduro digulingkan dari jabatannya melalui referendum. Ia pun menepis tuduhan jika aksi turun ke jalan tersebut bagian dari rencana kudeta.
Para demonstran datang dari seluruh negeri dan beramai-ramai memenuhi jalan utama di ibukota. Beberapa dari mereka membungkus badan mereka dengan bendera Venezuela, sementara yang lainnya mengenakan T-shirt putih sebagai simbol perdamaian.
"Kami warga Venezuela cinta damai dan kami tidak bisa membiarkan diri kami terprovokasi oleh orang-orang yang tidak menginginkan perubahan," kata pemimpin oposisi Henrique Capriles seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (2/9/2016).
Menanggapi hal itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuding kelompok oposisi telah mendalangi upaya kudeta terhadap pemerintahan sosialisnya. Beberapa tokoh utama kelompok oposisi telah ditahan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan atas tuduhan merencanakan aksi kekerasan selama demonstrasi.
"Hari ini kita telah mengalahkan upaya kudeta. Kami telah memulai sesuatu yang baru: populer revolusioner kontra ofensif," kata Maduro dihadapan para pendukungnya. Ia juga mengatakan pemerintah telah membongkar kamp paramiliter Kolombia yang diduga akan berpartisipasi dalam kudeta dan menangkan 92 orang. Ia pun meminta Menteri Dalam Negeri, Néstor Reverol, untuk menunjukkan bukti kudeta.
Namun tudingan ini dibantah oleh pemimpin koalisi kelompok oposisi Jesús "Chuo" Torrealba. Ia mengatakan, warga Venezuela ingin melihat Maduro digulingkan dari jabatannya melalui referendum. Ia pun menepis tuduhan jika aksi turun ke jalan tersebut bagian dari rencana kudeta.
(ian)