Ukraina Kutuk Kunjungan Putin ke Crimea
A
A
A
KIEV - Ukraina mengutuk kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Crimea. Kunjungan Putin tersebut adalah yang pertama pasca serangan yang disebutnya sebagai serangan teroris terhadap wilayah itu.
"Kunjungan terbaru oleh pejabat dari Federasi Rusia ke Republik Otonomi Crimea dan kota Sevastopol, yang merupakan bagian integral dari Ukraina, adalah bukti bahwa Federasi Rusia terus mengabaikan Piagam PBB, resolusi Majelis Umum PBB 68/262 dari 27 Maret 2014 berjudul 'integritas Teritorial Ukraina,' deklarasi Baku dan resolusi Majelis Parlemen OSCE serta prinsip-prinsip lainnya Hukum internasional," begitu bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Pernyataan Ukraina ini datang terjadi saat Putin menandatangani sebuah dekrit, pada 28 Juli lalu, yang menyatakan bergabungnya Crimea ke wilayah selatan Rusia setelah wilayah itu mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 17 Maret 2014. Saat itu, lebih dari 90% dari penduduk Crimea mendukung bergabung kembali dengan Rusia.
Namun Duta Besar Ukraina untuk PBB mengatakan sebelum ada badan internasional yang mengesahkan, keputusan itu batal demi hukum. Kiev pun tidak mengakui keberadaan dekrit tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (21/8/2016).
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyambangi Crimea, sehari setelah militer Rusia melakukan latihan perang di wilayah itu. Dalam kesempatan itu, Putin mengatakan dia berharap Ukraina dapat melihat dengan akal sehat ketika tiba saatnya untuk mengatasi krisis diplomatik di semenanjung itu.
Baca juga:
Kunjungi Crimea, Putin Sebut Aksi Ukraina Pemicu Ketegangan
"Kunjungan terbaru oleh pejabat dari Federasi Rusia ke Republik Otonomi Crimea dan kota Sevastopol, yang merupakan bagian integral dari Ukraina, adalah bukti bahwa Federasi Rusia terus mengabaikan Piagam PBB, resolusi Majelis Umum PBB 68/262 dari 27 Maret 2014 berjudul 'integritas Teritorial Ukraina,' deklarasi Baku dan resolusi Majelis Parlemen OSCE serta prinsip-prinsip lainnya Hukum internasional," begitu bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Pernyataan Ukraina ini datang terjadi saat Putin menandatangani sebuah dekrit, pada 28 Juli lalu, yang menyatakan bergabungnya Crimea ke wilayah selatan Rusia setelah wilayah itu mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 17 Maret 2014. Saat itu, lebih dari 90% dari penduduk Crimea mendukung bergabung kembali dengan Rusia.
Namun Duta Besar Ukraina untuk PBB mengatakan sebelum ada badan internasional yang mengesahkan, keputusan itu batal demi hukum. Kiev pun tidak mengakui keberadaan dekrit tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (21/8/2016).
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyambangi Crimea, sehari setelah militer Rusia melakukan latihan perang di wilayah itu. Dalam kesempatan itu, Putin mengatakan dia berharap Ukraina dapat melihat dengan akal sehat ketika tiba saatnya untuk mengatasi krisis diplomatik di semenanjung itu.
Baca juga:
Kunjungi Crimea, Putin Sebut Aksi Ukraina Pemicu Ketegangan
(ian)