Selain WNI, Abu Sayyaf Juga Ancam Penggal Sandera Filipina
A
A
A
ZAMBOANGA - Mohammad Sofyan, 28, seorang warga negara Indonesia (WNI) berhasil melarikan diri dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di Filipina, setelah dia diancam akan dipenggal. Selain Sofyan, Abu Sayyaf juga mengancam akan memenggal sandera asal Filipina.
Menurut juru bicara Komando Mindanao Filipina, Mayor Filemon Tan, Sofyan diselamatkan oleh warga lepas pantai Barangay Bual di Kota Luuk, hari Rabu. Sofyan dan enam awak lain dari kapal Charles diculik di perairan dekat perbatasan Filipina sejak 23 Juni 2016 lalu.
Sofyan telah dibawa warga Filipina ke Kantor Polisi Luuk. Informasi Sofyan penting untuk mengetahui nasib para sandera lain yang masih ditawan Abu Sayyaf.
Baca:
BREAKING: Seorang WNI Melarikan Diri dari Penyanderaan Abu Sayyaf
Sementara itu, sandera asal Filipina yang diancam akan dipenggal Abu Sayyaf diketahui bernama Patrick James Almodovar. Pria ini diancam dipenggal jika tidak ditebus sebesar 1 juta Peso Filipina.
Informasi ini juga diperkuat dari keterangan Sofyan. Sandera asal Filipina berusia 20-an tahun itu, diancam akan dieksekusi pada 24 Agustus 2016 jika uang tebusan tidak dibayar.
Ancaman Abu Sayyaf terhadap Almodovar juga muncul dalam video klip yang dirilis kelompok bersenjata Filipina itu. Dalam video, Almodovar memohon kepada Gubernur Totoh Tan dan Wali Kota Jolo, Kerkar Tan, untuk membayar uang tebusan kepada Abu Sayyaf.
“Saya Patrick James Almodovar. Saya seorang Katolik. Gubernur Totoh Tan dan Wali Kota Kerkar Tan dan kerabat saya, saya meminta bantuan Anda untuk membebaskan saya dari penculik saya dan mereka meminta P1 juta dan jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka menuntut, mereka akan memenggal kepala saya tepat pada pukul 14.00 sore hari,” kata Almodovar dalam video berdurasi dua menit, seperti dikutip Manila Times, Kamis (18/8/2016).
Baca juga:
Begini Cara Mohammad Sofyan Lolos dari Abu Sayyaf
Militer Komando Mindanao Barat menyatakan polisi Filipina masih menggali informasi dari WNI bernama Mohammad Sofyan. Militer belum berkomentar soal ancaman eksekusi dari Abu Sayyaf.
”Pasukan dari Pasukan Gabungan Sulu diarahkan untuk menjelajahi daerah dan menggunakan semua aset yang tersedia untuk menemukan korban penculikan yang tersisa dan melakukan operasi untuk menyelamatkan mereka,” kata militer Filipina dalam sebuah pernyataan.
Menurut juru bicara Komando Mindanao Filipina, Mayor Filemon Tan, Sofyan diselamatkan oleh warga lepas pantai Barangay Bual di Kota Luuk, hari Rabu. Sofyan dan enam awak lain dari kapal Charles diculik di perairan dekat perbatasan Filipina sejak 23 Juni 2016 lalu.
Sofyan telah dibawa warga Filipina ke Kantor Polisi Luuk. Informasi Sofyan penting untuk mengetahui nasib para sandera lain yang masih ditawan Abu Sayyaf.
Baca:
BREAKING: Seorang WNI Melarikan Diri dari Penyanderaan Abu Sayyaf
Sementara itu, sandera asal Filipina yang diancam akan dipenggal Abu Sayyaf diketahui bernama Patrick James Almodovar. Pria ini diancam dipenggal jika tidak ditebus sebesar 1 juta Peso Filipina.
Informasi ini juga diperkuat dari keterangan Sofyan. Sandera asal Filipina berusia 20-an tahun itu, diancam akan dieksekusi pada 24 Agustus 2016 jika uang tebusan tidak dibayar.
Ancaman Abu Sayyaf terhadap Almodovar juga muncul dalam video klip yang dirilis kelompok bersenjata Filipina itu. Dalam video, Almodovar memohon kepada Gubernur Totoh Tan dan Wali Kota Jolo, Kerkar Tan, untuk membayar uang tebusan kepada Abu Sayyaf.
“Saya Patrick James Almodovar. Saya seorang Katolik. Gubernur Totoh Tan dan Wali Kota Kerkar Tan dan kerabat saya, saya meminta bantuan Anda untuk membebaskan saya dari penculik saya dan mereka meminta P1 juta dan jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka menuntut, mereka akan memenggal kepala saya tepat pada pukul 14.00 sore hari,” kata Almodovar dalam video berdurasi dua menit, seperti dikutip Manila Times, Kamis (18/8/2016).
Baca juga:
Begini Cara Mohammad Sofyan Lolos dari Abu Sayyaf
Militer Komando Mindanao Barat menyatakan polisi Filipina masih menggali informasi dari WNI bernama Mohammad Sofyan. Militer belum berkomentar soal ancaman eksekusi dari Abu Sayyaf.
”Pasukan dari Pasukan Gabungan Sulu diarahkan untuk menjelajahi daerah dan menggunakan semua aset yang tersedia untuk menemukan korban penculikan yang tersisa dan melakukan operasi untuk menyelamatkan mereka,” kata militer Filipina dalam sebuah pernyataan.
(mas)