Gedung Putih: Wapres Joe Biden Akan Kunjungi Turki
A
A
A
WASHINGTON - Gedung Putih menyatakan bahwa Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan berkunjung Turki pada akhir bulan ini. Biden direncanakan akan bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Binali Yildirim.
Kunjungan Biden pada 24 Agustus nanti akan menjadi yang pertama dilakukan oleh seorang pejabat AS dengan kedudukan tinggi sejak kudeta yang gagal terjadi di negara itu seperti dikutip dari Reuters, Minggu (14/8/2016).
Sebelumnya, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan bahwa sikap Washington telah menunjukkan perubahan terkait permintaan ekstradisi atas Fethullah Gulen. Gulen, ulama dan tokoh oposisi Turki yang bermukim di AS, dituding Ankara dalang kudeta pada 15 Juli lalu.
Hubungan antara Turki dan AS memang merenggang karena Washington tidak memuluskan permintaan Ankara untuk mengekstradisi Gulen. AS meminta Turki memberikan bukti keterlibatan Gulen. Sebaliknya Turki menuding AS ikut bermain dalam kudeta yang menewaskan lebih dari 200 orang itu.
Hubungan semakin memanas setelah AS dan sejumlah negara Uni Eropa mengomentari operasi pembersihan yang dilakukan oleh pemerintah Turki terhadap mereka yang diduga terlibat dalam kudeta. Turki pun menyebut negara-negara Barat tidak menunjukkan empati kepada negara itu.
Kunjungan Biden pada 24 Agustus nanti akan menjadi yang pertama dilakukan oleh seorang pejabat AS dengan kedudukan tinggi sejak kudeta yang gagal terjadi di negara itu seperti dikutip dari Reuters, Minggu (14/8/2016).
Sebelumnya, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan bahwa sikap Washington telah menunjukkan perubahan terkait permintaan ekstradisi atas Fethullah Gulen. Gulen, ulama dan tokoh oposisi Turki yang bermukim di AS, dituding Ankara dalang kudeta pada 15 Juli lalu.
Hubungan antara Turki dan AS memang merenggang karena Washington tidak memuluskan permintaan Ankara untuk mengekstradisi Gulen. AS meminta Turki memberikan bukti keterlibatan Gulen. Sebaliknya Turki menuding AS ikut bermain dalam kudeta yang menewaskan lebih dari 200 orang itu.
Hubungan semakin memanas setelah AS dan sejumlah negara Uni Eropa mengomentari operasi pembersihan yang dilakukan oleh pemerintah Turki terhadap mereka yang diduga terlibat dalam kudeta. Turki pun menyebut negara-negara Barat tidak menunjukkan empati kepada negara itu.
(ian)